Cybercrime 2015: Kejahatan Siber Kian Mengkhawatirkan!

Myla Pilao, Director, TrendLabs Research Trend Micro dan Andreas Kagawa, Country Manager, Trend Micro Indonesia
Myla Pilao, Director, TrendLabs Research Trend Micro dan Andreas Kagawa, Country Manager, Trend Micro Indonesia

Peristiwa pembobolan data yang belakangan marak terjadi menjadi konfirmasi akan adanya upaya-upaya yang konsisten dari para penjahat siber untuk menggasak berbagai kekayaan intelektual yang bernilai tinggi maupun identitas personal pengguna.

Berangkat dari hal tersebut, Trend Micro menggelar perhelatan bertajuk Cybercrime 2015 yang menyuguhkan ulasan-ulasan mengenai meruaknya ancaman-ancaman baru di perpetaan kriminalitas siber yang patut mendapatkan perhatian serius dari lembaga-lembaga bisnis maupun pemerintahan.

Dalam perhelatan tersebut disampaikan pula mengenai pentingnya penerapan strategi dan solusi jitu untuk mengatasi seluruh kendala terkait keamanan IT yang kini makin lihai dan kehadirannya kian sulit untuk diperhitungkan.

Kejahatan siber kini dirasa kian mengkhawatirkan. Penjahat siber makin getol melancarkan aksi kejahatan mereka dengan memanfaatkan teknologi canggih.

Kejahatan yang melibatkan kegiatan jual beli data tidak lagi terbatas pada hal terkait pencurian kartu kredit semata.

Aksi pencurian identitas telah berevolusi seiring berkembangnya teknologi. Tanpa disadari, penjahat-penjahat siber yang melancarkan aksinya secara bergerilya di bawah tanah dengan keji memperjualbelikan hasil curian data daring milik pengguna, layaknya pebisnis yang menjajakan produk dan layanan.

Data hasil rampasan yang diperjualbelikan di antaranya email, data pribadi di media sosial, online gaming, serta informasi akun online banking milik nasabah. Bagi mereka, akun daring milik pengguna bak ladang emas yang siap mereka eksploitasi.

Myla Pilao, Director, TrendLabs Research Trend Micro dalam press release mengatakan bahwa di tengah makin merajalelanya serangan siber di dunia digital masa kini, lembaga-lembaga bisnis dan pemerintahan dituntut untuk mulai menyadari pentingnya membekali diri untuk menghadapi setiap ancaman dan tantangan terkait keamanan IT serta selalu sigap untuk membarui strategi keamanan yang telah mereka terapkan.

Menurut Myla, data merupakan aset yang begitu berharga, sehingga tak pelak lagi para penjahat siber begitu getol membidiknya, bahkan sampai menciptakan metode-metode serangan mutakhir untuk mendukung setiap aksi mereka.

Oleh karena itu, lembaga-lembaga bisnis maupun pemerintahan diharapkan juga semakin giat dalam mengasah kemampuan mereka, mempersiapkan peranti serta memperkuat infrastruktur keamanan. Sehingga, mampu memerangi setiap ancaman yang hadir sekaligus untuk memperkokoh pertahanan siber yang mereka terapkan.

“Perhelatan Cybercrime 2015 mengetengahkan seluruh kepiawaian dan solusi yang kami miliki dalam rangka meningkatkan pemahaman lembaga-lembaga tersebut serta respon mereka terhadap isu-isu mutakhir terkait keamanan siber, sehingga mampu mengatasi seluruh tantangan keamanan dengan lebih baik lagi,” ujar Myla.

 

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.