Dampak Pembelajaran Secara Daring Bagi Tenaga Pengajar

Gamifikasi

Marketing.co.id – Berita Marketing | Pandemi Corona memberikan dampak besar dibidang pendidikan. Seluruh kegiatan pembelajaran di Indonesia dilaksanakan melalui metode daring. Bukan hanya siswa, siswi atau mahasiswa saja yang merasakan dampak metode pembelajaran ini tetapi juga para tenaga pengajar.

Dalam penelitian yang dilakukan secara daring oleh mahasiswi Universitas Pamulang Pratnya Devi Martasari, ditemukan beberapa fakta kebiasaan dalam proses belajar daring. Dari hasil wawancara yang dilakukannya dengan beberapa tenaga pengajar dari berbagai daerah, mereka mengatakan bahwa dampak negatif yang mereka rasakan lebih besar dari dampak positifnya.

“Yang kami hadapi itu manusia yang tidak bisa kami samaratakan. Setiap anak memiliki kemampuan yang berbeda. Beberapa ada yang paham namun sebagian besar cenderung tidak paham dengan apa yang kami sampaikan. Berbeda saat kami memberikan pemahaman secara tatap muka, itu akan jauh lebih mudah karena kami tidak mungkin bisa mengenal karakter setiap siswa dalam waktu yang singkat,” ujar Novia Sundari, Pengajar di SMK Yapera Ciledug.

Dampak positif yang mereka rasakan ialah “Guru dan siswa yang berada dipedesaan jadi terbiasa melakukan pembelajaran secara daring dan terbiasa menggunakan teknologi, jadi nggak gaptek atau ketinggalan teknologi,” ujar Miftah Kudin, Pengajar SMP 1 Gedangsari Gunungkidul

Metode pembelajaran ini hanyalah alternatif dimasa pandemi saja. Namun alternatif ini dinilai tidak efektif karena waktu pembelajaran terbatas sehingga siswa kesulitan dalam memahami materi yang disampaikan dalam waktu yang terbatas tersebut. Di sisi lain metode pembelajaran ini dapat melindungi para pelajar dan tenaga pengajar dari wabah Covid 19.

Para siswa merupakan individu yang paling dirugikan dari metode pembelajaran ini karena waktu belajar dan interaksi mereka dengan guru menjadi terbatas. Namun baik guru dan siswa tetap memiliki tanggung jawab yang sama. “Dalam target pencapaian setiap mata pelajaran adalah tanggung jawab bersama,” komentar Difni Moraski Lubis, Pengajar di SMK Yapera Ciledug.

Beberapa kesulitan yang dirasakan siswa dalam mengikuti metode pembelajaran ini di antaranya jaringan internet yang tidak stabil dan kuota internet. Kesulitan ini seringkali dialami oleh siswa baik yang berada dipedesaan maupun perkotaan. Siswa yang berasal dari keluarga dengan perekonomian menengah kebawah sering mengeluhkan tidak bisa membeli kuota internet. Tetapi bukan berarti mereka tidak dapat mengikuti pembelajaran daring.

”Dari pihak kami sendiri, kami memberikan kelonggaran pada siswa-siswa kami untuk mengikuti atau mengerjakan tugas pembelajaran yang kami berikan diluar jam yang sudah ditentukan oleh pihak sekolah meskipun mereka mengaksesnya dimalam hari, asalkan mereka memberikan konfirmasi bahwa jaringan internet tidak stabil ataupun tidak memiliki kuota internet. Kami melakukan ini karena kami tidak ingin membuat siswa kami merasa tertekan dengan keadaan,” ujar Novia. Dengan demikian diharapkan siswa tetap dapat mengikuti kegiatan pembelajaran secara daring meskipun tidak tepat pada waktu yang ditentukan pihak sekolah.

Dimasa pandemi para tenaga pengajar tetap memiliki jadwal pengajaran dan menyampaikan materi yang diberikan oleh masing-masing sekolah tempat mereka mengabdi. Ada yang shift pagi, ada pula yang shit siang. Diluar jam jadwal yang ada merupakan bentuk kepedulian mereka terhadap kesulitan yang dialami siswa.

Adanya peraturan pemerintah tentang dibukanya kembali pusat perbelanjaan, sementara sekolah masih ditutup ini menjadi pertanyaan besar juga bagi tenaga pengajar, Mereka berpendapat bahwa siswa belum bisa bertanggung jawab atas kesehatan diri sendiri, jadi seandainya pemerintah membuka kembali sekolah maka perlu adanya surat persetujuan dari masing-masing orang tua siswa.

Pendapat lain mereka adalah pemerintah sudah melakukan uji coba membuka sekolah khusus di wilayah zona hijau saja, sementara di wilayah zona orange atau kuning, masih jadi bahan pertimbangan. Mereka setuju bahwa pemberlakuan metode pembelajaran ini bertujuan untuk menekan angka penyebaran virus covid 19 di Indonesia.Dibalik pernyataan itu semua mereka hanya dapat berharap pandemi ini segera berakhir agar dapat melaksanakan kegiatan belajar mengajar secara tatap muka kembali.

Dalam menangani masalah seperti ini, diperlukan adanya perhatian lebih dari pemerintah baik terhadap pelajar maupun tenaga pengajarnya. Karena, pada dasarnya penyelesaian masalah seperti ini memerlukan upaya bersama baik pemerintah, tenaga pengajar maupun pelajar itu sendiri untuk mencapai kegiatan belajar mengajar yang maksimal meskipun melalui metode daring.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.