Dapat Suntikan Investasi Prevented Ocean Plastic Southeast Asia Perluas Infrastruktur Daur Ulang

Marketing.co.id – Berita Marketing | Circulate Capital Ocean Fund (CCOF) dilaporkan telah berinvestasi di perusahaan Prevented Ocean Plastic Southeast Asia. Perusahaan yang bergerak dalam pengumpulan dan daur ulang limbah plastik ini tengah memelopori model mata rantai pengelolaan limbah plastik yang inovatif.
Prevented Ocean Plastic Southeast Asia adalah hasil kerja sama antara PT Polindo Utama (Polindo), Bantam Materials Ltd (Bantam Materials), dan Circulate Capital. Perusahaan ini berkomitmen untuk memperluas infrastruktur daur ulang di Indonesia secara strategis, terutama di wilayah yang kurang atau tidak memiliki infrastruktur pengelolaan limbah plastik. Perluasan infrastruktur tersebut diharapkan dapat mencegah kebocoran limbah plastik ke laut dan meningkatkan pendapatan masyarakat setempat.
Indonesia memiliki lebih dari 17.000 kepulauan. Saat ini, 124 juta orang – atau 45 persen populasi – tinggal di luar pusat ekonomi Indonesia, Pulau Jawa. Upaya pengumpulan limbah plastik dari pulau-pulau ini untuk kegiatan daur ulang tentunya sangat menantang dan mahal dalam segi logistik.
Melalui pendanaan dari CCOF, Prevented Ocean Plastic Southeast Asia akan membangun rantai nilai pengumpulan dan daur ulang plastik yang sistematis di beberapa wilayah pesisir luar Jawa, terutama di wilayah Kalimantan dan Sulawesi. Sebagai bagian dari rencana ini, 12 pusat pengumpulan limbah plastik dan tiga pusat agregasi dengan skala yang lebih besar akan dibangun.
Baca juga: Produk Unik Hasil Daur Ulang Suku Cadang Pesawat Singapore Airlines

Kotak Dropbox Sampah Kemasan yang dipisahkan antara sampah kertas, plastik & kaca di salah satu gerai Giant. Hero Group bekerjasama dengan Nutrifood dan Garnier meluncurkan Program Dropbox Sampah Kemasan untuk menuju Indonesia Bebas Sampah. Foto: Istimewa.

“Realita bahwa harus mengumpulkan sampah plastik dari 17.000 pulau mempersulit betapa rumitnya krisis polusi plastik di Indonesia. Hal ini disebabkan karena banyak tantangan logistik dan kompleksitas dalam rantai nilai daur ulang limbah plastik,” jelas Rob Kaplan, Founder dan CEO Circulate Capital.
Pertumbuhan populasi di Indonesia dan perkembangan ekonomi yang pesat telah memberikan kontribusi terhadap peningkatan yang eksponensial dalam konsumsi plastik. Sistem pengelolaan dan daur ulang sampah  plastik di Pulau Jawa sudah relatif lebih mapan, terutama di Jakarta dan Surabaya. Sementara di kota-kota kecil di dalam dan luar Pulau Jawa masih kekurangan infrastruktur pengumpulan dan daur ulang limbah plastik yang efisien.
Baca juga: Ubah Sampah Plastik Jadi Aspal, Sinar Mas Land & Chandra Asri Jaga Kelestarian Lingkungan
Hal tersebut mengakibatkan tingginya tingkat polusi plastik dan emisi gas rumah kaca. Sebesar 72 persen dari total polusi plastik di Indonesia berasal dari daerah pedesaan dan kota-kota kecil hingga menengah. Namun, tingkat pengumpulan sampah plastik di daerah pedesaan dan terpencil hanya 20 persen atau kurang dari angka tersebut.
“Kerja sama ini memungkinkan kami untuk mengembangkan infrastruktur pengumpulan sampah yang dapat memenuhi banyaknya permintaan komoditas daur ulang plastik yang traceable. Kami percaya bahwa ini adalah kesempatan untuk mengatasi sekaligus mengoptimalkan logistik pengumpulan dan pemilahan limbah plastik, di mana biasanya lebih rumit di daerah-daerah terpencil sekitar Indonesia. Dengan demikian, kami dapat memberikan peluang pendapatan dan model insentif bagi penduduk sekitar fasilitas, sehingga memobilisasi pengumpulan sampah informal serta mengurangi pencemaran plastik di laut,” papar Daniel Law, CEO Polindo.
Marketing.co.id: Portal Berita Marketing & Bisnis

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.