Catatan pengantar Garis Paksi:
Penelitian ini dilakukan atas inisiatif Sdr. Andika Priyandana dkk. Tujuan dari penelitian ini untuk melihat ‘sepintas’ praktisi pencak silat yang ‘beredar’ di media sosial khususnya FB.
Penelitian ini bersifat deskriptif, artinya tidak menguji hubungan antara pengguna internet dan praktisi pencak silat atau pengaruh salah satu variabel terhadap variabel yang lainnya.
Tentu saja penelitian ini masih jauh dari sempurna… masih belum mampu mengungkap semua ‘sisi’ kebenaran yang ada di lapangan. Seperti sifat sebuah penelitian: hanya mencoba mengungkap kebenaran dari satu perspektif saja, perspektif lain akan diungkap oleh peneliti lain melalui instrumen lain.
Garis Paksi menyambut dan sangat mengapresiasi usaha yang dilakukan oleh Sdr. Andika dkk ini (terlepas dari semua kelemahan/kekurangan yang ada, karena kami yakin tiada penelitian yang mampu mengungkap secara sempurna atau utuh sebuah fenomena sosial/alam).
Kami menganggap ini merupakan sebuah langkah awal yang bagus, artinya tidak menutup kemungkinan akan adanya penelitian-penelitian selanjutnya yang mampu mengungkap dunia pencak silat lebih jauh.
Salam silat
Dindin Dimyati (Adink)
www.marketing.co.id – Survei Demografi Pencak Silat 2012 dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran deskriptif tentang demografi pelaku Pencak Silat di Indonesia, bukan untuk mengetahui hubungan-hubungan antar variabel atau faktor yang ada. Survei dilakukan dengan metode sampling acak dengan tingkat kesalahan sekitar 6 persen, jumlah responden valid mendekati 250 dan periode penyebaran sepanjang April hingga September 2012.
Berikut ini adalah hasil survei Demografi Pencak Silat Indonesia beserta penjelasannya:
Jenis Kelamin Responden
Responden dengan jenis kelamin pria terlihat sangat mendominasi survey ini dengan persentase sebesar 91 persen berbanding dengan 9 persen (wanita).
Umur Pelaku Pencak Silat
Usia muda terlihat sangat mendominasi hasil survei sebesar 59 persen dan disusul dengan usia 31 – 45 tahun sebesar 33%, usia <16 tahun sebesar 5 persen, usia 46 – 50 tahun sebesar 3 persen dan usia di atas 60 tahun yang tidak mencapai 1 persen.
Usia 16 – 30 tahun menjadi basis pilihan jawaban karena berdasarkan UU no 40 tahun 2009, kategori pemuda adalah seseorang yang berusia 16 – 30 tahun. Usia ini dijadikan basis umur yang kemudian dilebarkan dengan rentang sama ke umur-umur yang lain.
Kota Tempat Tinggal Pelaku Pencak Silat
Salah satu kelebihan survei daring adalah responden tidak terikat tempat dan waktu untuk melakukan pengisian. Hal ini dibuktikan dari luasnya wilayah yang menjadi kota tempat tinggal responden.
Responden yang mengisi pertanyaan-pertanyaan dalam survei silat berasal dari kota-kota di bagian barat Indonesia, antara lain Banda Aceh, Batam dan Medan hingga bagian timur Indonesia, misalnya Makassar, Palu dan Gorontalo.
Dalam survey ini, Jakarta menjadi kota yang paling mendominasi (29.4%), kemudian disusul Bandung (6.9%) dan Tangerang (6%).
Tingkat Pendidikan Pelaku Pencak Silat
Berdasarkan hasil survei, para responden memiliki tingkat pendidikan Sekolah Menengah Umum (SMU) atau sederajat relatif sama besar dengan sarjana S1, yaitu sebesar 37%.
Ada indikasi hal ini terjadi karena responden didominasi usia muda, namun untuk mendapatkan jawaban valid tentunya memerlukan penelitian lanjutan.
Rata-Rata Pengeluaran Harian Pelaku Pencak Silat
Berdasarkan survei daring yang telah dilaksanakan, demografi pelaku Pencak Silat di Indonesia didominasi oleh kalangan ekonomi menengah bawah sebesar 54 persen.
Klasifikasi kelas dilakukan berdasarkan catatan berikut:
- < Rp. 18000 (Bank Dunia, yang menyatakan bahwa seseorang dengan pengeluaran < USD 2 dikategorisasikan sebagai ekonomi bawah/miskin).
- Rp. 18000 – 54000 (USD 2 s.d 6 – menengah bawah  berdasar Nielsen)
- Rp. 54001 – 90000 (USD 6 s.d. 10 – menengah atas berdasar Nielsen)
- > Rp. 90001 termasuk dalam kategori makmur.
