Dewa Yunani di Jembatan Harmoni

Hermes sang Dewa Yunani
Hermes sang Dewa Yunani

www.marketing.co.id – Di antara kepadatan lalu lintas, riuhnya suara klakson dan deru kendaraan berikut lalu lalang para pejalan kaki di sekitaran jalan Hayam Wuruk, berdiri bergeming di bawah matahari Jakarta yang terik satu patung perunggu yang terlihat riang.

Apabila berkesempatan lewat, Anda akan melihat patung pemuda dengan tubuh atletis, yang berdiri dengan satu tumpuan kaki, memakai topi lebar dan sandal bersayap,  sementara wajah dan tangan kanannya mengacung tinggi seolah-olah hendak terbang ke langit.

Mungkin secara umum, hanya terlihat seperti patung-patung biasa buatan para seniman yang dipajang dengan tujuan mempercantik taman atau tata kota agar menjadi lebih indah.   

Padahal patung yang seolah-olah menyampaikan pesan pada langit tersebut sesungguhnya memiliki nilai seni dan historis yang sangat tinggi.

Mulanya patung “Hermes”, salah satu dewa Olimpus dalam mitologi Yunani tersebut adalah sumbangan seorang pedagang Jerman ‘Karl Wilhelm Stolz’ yang sangat berterima kasih kepada pemerintah Hindia-Belanda kala itu karena telah diijinkan berdagang.

Selanjutnya oleh pemerintah yang berkuasa, patung tersebut ditempatkan di Jembatan Harmoni dengan harapan agar membawa keberuntungan dan perlindungan bagi para pedagang, mengingat jalan tersebut mengarah ke Pasar Baru yang merupakan pusat keramaian dan perdagangan pada masa itu.

Karena alasan pelestarian dan keamanan kemudian pemerintah DKI melakukan tindakan penyelamatan atas benda-benda peninggalan sejarah, yakni dengan membuat tiruan patung yang merupakan penggambaran putra Zeus dan Nimfa Maia.

Jadi Hermes sang pembawa keberuntungan yang berada di Jembatan Harmoni saat ini adalah replika hasil karya seorang pematung asal Yogyakarta, Arsono. Dan entah kenapa Hermes tiruan tersebut tidak membawa tongkat di tangan kirinya sebagaimana patung aslinya.

 

Patung Hermes asli
Patung Hermes asli

Sedangkan patung Hermes yang asli seberat 70 Kg disimpan aman dan dipamerkan di pelataran belakang Museum Fatahillah (Musium Sejarah Jakarta) yang berada di kawasan Kota Tua (Fatahillah Square) – Jakarta Barat.

Menurut beberapa catatan sejarah, seharusnya patung Hermes ada dua, yang pertama di Jembatan Harmoni dan satu lagi berada dekat Mesjid Istiqlal yang berhadapan dengan Gereja Katedral, akan tetapi patung kedua tersebut menghilang tanpa jejak. (Wedhya Wardani)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.