Direct Selling, Masih Pentingkah?

direct sellingMenjual barang/jasa secara langsung kepada pelanggan, atau yang biasa disebut sebagai direct selling memang sudah menjadi cara marketing yang umum. Namun masuknya era teknologi digital, membuat cara yang dulu sempat populer ini tak lagi diperhitungkan, khususnya oleh pemasar muda.

Jika ditelusuri, kini media sosial memang sudah menjadi alat marketing yang populer. Coba saja perhatikan, para pelaku UKM kerap memasarkan produknya lewat media berbasis internet seperti Twitter, Facebook, dan Instagram. Bahkan mereka juga menggunakan berbagai aplikasi berbasis mobile sejenis BlackBerry Mesanger dan Whatsapp.

Tidak hanya pemasar muda, perusahaan besar juga menggunakan media sosial dengan gencar, meski tidak secara frontal untuk jualan layaknya pelaku UKM. Tapi cara ini diaku efektif untuk membentuk brand awareness.

Nasib Direct Selling

Melirik fenomena diatas, timbul pertanyaan seperti, bagaimana nasib direct selling? Masih pentingkah untuk dunia marketing?

Menurut beberapa pelaku wirausaha sukses yang merambah bisnisnya dari bawah, direct selling ternyata masih cukup efektif. Bahkan menurut mereka, semua pebisnis perlu menerapkan direct selling.

1.       Maicih

Populer dengan penjualannya di Twitter, Maicih (yang logonya wajah perempuan hadap kiri) sebenarnya memulai penjualannya dengan cara direct selling. Setelah banyak disukai, barulah Axl (sang Presiden Republik Icih) menggunakan Twitter untuk lebih mempopulerkan lagi produknya ke khalayak ramai.

Direct selling itu penting. Awalnya kita juga menggunakan metode itu untuk jualan dan mengetahui minat konsumen terhadap produk kita. Selain itu, jendral – jendral kita juga gentayangan untuk jualin Maicih, Twitter lebih banyak digunakan sebagai penyampaian informasi,” ucap Reza Nur Hilman.

2.       Uni Farah

Meski menjual produknya via website ponsel (SMS & telepon), namun produsen rendang yang sudah populer ini pernah ikut berbagai bazar untuk memperkenalkan produknya secara langsung. Setidaknya dengan begitu, ia bisa mengetahui, hal apa yang dapat menarik perhatian konsumen.

Reno Andam Suri, pemilik Uni Farah memang netral dengan berbagai metode marketing. Ia mengatakan bahwa penting atau tidaknya direct selling itu tergantung pada jenis produk dan kebijakan perusahaannya. Tapi ia juga sempat berujar, “Marketing bukan hanya media sosial dan brosur. Ngobrol, sharing, bahkan ketemu orang dibidang lain juga termasuk marketing. Karena Anda akan mewakili produk yang Anda usung.”

Jadi masih adakah yang berpikir untuk melupakan metode direct selling? Setidaknya bila tidak ingin berjualan secara langsung, Anda bisa merombaknya dengan melakukan pendekatan persuasif.

 

Ilustrasi: Allianex

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.