Dua Tim dari DAN Indonesia Wakili Indonesia di Young Spikes Asia 2019

Marketing – Young Spikes Indonesia 2019 baru saja berlangsung pada 6 September 2019. Dari ajang ini terpilih 2 tim untuk mewakili Indonesia pada kompetisi kreatif paling bergengsi di Asia, yakni Spikes Asia 2019. Kedua tim pilihan tersebut terdiri dari talenta-talenta muda dengan usia masih di bawah 25 tahun. Mereka adalah Juan Ferdinand dan Margaretha Regine Anjanette dari Dentsu X Indonesia sebagai pemenang kategori digital, serta Firtiza Octalia Eddy dan Emely Florentyna dari Isobar Indonesia sebagai pemenang di kategori integrated.

Bintang-bintang baru dalam industri kreatif tersebut, yang notabene merupakan bagian dari DAN Indonesia, akan kembali berkompetisi dengan para insan kreatif profesional dari seluruh penjuru Asia-Pasifik di Singapura, pada 25-27 September 2019.

Young Spikes Asia 2019
Jumpa pers menyambut perhelatan Young Spikes Asia 2019 di Singapura

Maya Watono, CEO Dentsu Aegis Network Indonesia mengatakan, terpilihnya dua tim dari DAN Indonesia di ajang Spikes Asia 2019 patut dibanggakan. Hanya saja dia mengatakan tidak mudah meraih kemenangan di ajang tersebut. “Kita berharap tahun ini ada satu pemenang dari Indonesia,” tuturnya dalam jumpa pers di kantor Dentsu Aegis Network Indonesia, Jakarta, Senin (23/9/18).

Wisnu Satya Putra pemenang Gold Young Spikes 2014 di Asia Pasifik ikut membagi pengalamannya mengikuti kompetisi tersebut. Hal pertama yang harus dipersiapkan mental, karena peserta dari Indonesia biasanya dipandang sebelah mata di kompetisi kreatif internasional. “Harus percaya diri, bahwa kita memiliki kemampuan yang sama dengan peserta dari negara-negara lain,” tuturnya.

Hal lain yang harus dipersiapkan kemampuan presentasi dalam bahasa Inggris di depan dewan juri. Karena bahasa Inggris bukan menjadi sehari-hari di Indonesia seperti di Singapura, Filipina, Malaysia, dan Australia. “Walaupun di sini (Dentsu) kita biasa berbahasa Inggris, peserta dari Indonesia biasanya gerogi begitu melihatnya jurinya orang asing berambut pirang,” tandas Wisnu.

Seperti Maya, Wisnu juga berharap tahun ini ada medali yang bisa dibawa pulang peserta dari Indonesia. Indonesia, lanjut Wisnu sejak tahun 2014 tidak pernah lagi menggondol medali emas di ajang tersebut. Menyinggung peta persaingan, Wisnu dan Maya menyebut peserta dari Singapura, Filipina, Thailand, Jepang, Korsel, dan Australia merupakan saingan terberat untuk Indonesia.

Berangkat dari isu sosial

Di kategori digital, Juan Ferdinand dan Margaretha Regine Anjanette dari Dentsu X Indonesia hadir dengan ide #JajaninAnakSD. Ide ini didasari oleh insight menarik di mana isu-isu di Indonesia seperti “lotere”, yang membutuhkan “spotlight” agar publik sadar akan isu tersebut. Maka, salah satu cara untuk mendapatkan “spotlight” atau perhatian publik adalah dengan mengikuti tren, yakni tren makanan.

Para pecinta makanan atau biasa yang disebut “foodies” yang membuat pamor online food meningkat. Maka, untuk menjawab brief, tim akhirnya menggagas ide #JajaninAnakSD, yang berarti membelikan sesuatu pada anak SD melalui jasa online food.

Meski menggunakan jasa online food, hal yang dijual nantinya bukanlah makanan, melainkan material konstruksi dan dihargai hanya Rp 1.000 per barang. Setiap transaksi yang dilakukan digunakan untuk membangun sekolah-sekolah yang membutuhkan. Dengan eksekusi yang unik, kampanye sosial ini diharapkan mampu menciptakan animo di kalangan foodies, serta dapat meningkatkan donasi. Ketika hal ini menjadi tren di tengah masyarakat, isu ini nantinya diharapkan mampu menarik perhatian pemerintah.

Untuk kategori integrated, Firtiza Octalia Eddy dan Emely Florentyna hadir dengan ide #SekolahAman Express. Melihat fakta dimana menunggu adalah hal yang “menyiksa”, tak dipungkiri pula bahwa masyarakat mendamba-dambakan hidup yang serba cepat. Maka dari itu, untuk dapat mempercepat #SekolahAman, tim mencetuskan sebuah cara donasi yang mudah, tanpa harus mengusik waktu berharga para calon donatur.

Dengan memanfaatkan sesuatu yang tidak mungkin luput dari proses belanja online, yaitu memilih jasa pelayanan kurir, pembeli dapat mendapatkan layanan tercepat atau express hanya dengan menambahkan Rp 5.000. Setiap Rp5.000 yang telah dikumpulkan akan didonasikan pada #SekolahAman.

“Keikutsertaan wakil wakil Indonesia dalam ajang Young Spikes Singapore menjadi sangat strategis, ditengah perubahan yang cepat dan luas di industri komunikasi pemasaran di Indonesia dan Asia. Saya percaya dan saya optimis, talenta-talenta muda kita telah siap dengan segala dinamika lanscape baru, siap dengan kompetisi baru dan siap berperan dalam perubahan kedepan”, kata Janoe Arijanto ketua P3I Pusat.

Dia menambahkan, karya karya mereka telah menunjukkan semangat inovasi, merangkul wilayah digital baru dengan fondasi local insight yang kuat.

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.