East Ventures – Digital Competitiveness Index 2020: Menyingkap Peluang Ekonomi Digital di Berbagai Daerah

Marketing, Jakarta  – Indonesia membukukan skor daya saing tinggi dalam aspek penggunaan teknologi komunikasi dan informasi. Hal ini menggambarkan tingkat adopsi teknologi yang tinggi, terutama terkait tingkat kepemilikan ponsel pintar dan akses internet. Sementara itu, ketersediaan jaringan data seluler yang makin merata di seluruh Tanah Air menjadi landasan skor yang tinggi dalam hal infrastruktur. Demikian antar lain yang mengemuka dalam laporan East Ventures – Digital Competitiveness Index (EV-DCI) 2020.

East Ventures – Digital Competitiveness Index (EV-DCI) bertujuan untuk memetakan kondisi ekonomi digital di wilayah Indonesia berdasarkan 9 pilar terkait perekonomian digital serta aspek penunjang yang secara tidak langsung mendukung pengembangan ekonomi digital. Laporan EV-DCI 2020 merupakan hasil pantauan dari perkembangan ekonomi digital di 34 provinsi dan 24 kota besar di Indonesia.

Studi EV-DCI 2020 juga menyebutkan Indonesia membukukan skor rendah dalam aspek sumber daya manusia dan kewirausahaan. Skor SDM yang rendah menggambarkan langkanya pasokan talenta digital dan keterbatasan institusi pendidikan untuk menghasilkan tenaga kerja terampil di bidang teknologi dan informasi. Adapun, skor kewirausahaan yang rendah menggambarkan belum banyak pelaku usaha yang membuka bisnis atau bekerja dengan memanfaatkan teknologi digital.

Provinsi dengan skor EV-DCI paling tinggi seluruhnya berada di Pulau Jawa. Hal ini menggambarkan kesenjangan antara Pulau Jawa dengan wilayah lain di Indonesia.  Ketimpangan juga ditunjukkan oleh skor EV-DCI DKI Jakarta yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan wilayah lain. DKI Jakarta adalah provinsi dengan skor EV-DCI tertinggi (80), diikuti oleh Jawa Barat. Jakarta juga menjadi kota dengan skor EV-DCI terbaik dengan Kota Bandung di posisi kedua.

Co-founder dan Managing Partner East Ventures Willson Cuaca mengatakan, pemetaan EV-DCI merupakan sumbangsih East Ventures untuk membawa seluruh negara bersama-sama menikmati revolusi digital. Dia menilai EV-DCI bisa menjadi panduan bagi perusahaan-perusahaan raksasa seperti Gojek, Traveloka, dan Tokopedia untuk terus melebarkan sayapnya ke seluruh sudut Nusantara.

Beberapa perusahaan teknologi lainnya juga terlihat sudah mulai mengembangkan layanannya ke berbagai daerah Indonesia lainnya, seperti platform pendidikan Ruangguru kini telah digunakan oleh pelajar di 34 provinsi, begitu juga dengan penulis anggota komunitas IDN Media.

Lalu, layanan aplikasi kasir yang disediakan Moka POS telah digunakan oleh UKM di Papua, sedangkan Sirclo mendukung penjual online yang berlokasi di Nusa Tenggara Timur. Sementara itu, Airy telah memiliki mitra properti di Bitung dan Samosir.

Willson mengatakan, kota-kota dengan skor EV-DCI tertinggi adalah tempat terbaik untuk memulai bisnis-bisnis digital baru. Bisnis digital, jelasnya, membutuhkan calon pengguna dengan kecepatan adopsi paling tinggi.

“Ekonomi digital menjanjikan inklusivitas, pemerataan peluang ekonomi bagi seluruh penduduk Indonesia. Akan tetapi, Indonesia seringkali hanya dilihat dari perkembangan area tertentu saja seperti Jakarta. Padahal, masih banyak daerah lain dari Sabang hingga Merauke yang masih belum mengecap manfaat dari ekonomi digital tersebut. Dengan melibatkan mereka ke dalam perekonomian digital, Indonesia bisa mengubah bonus demografi menjadi dividen demografi. Mengubah potensi menjadi realisasi,” jelas Willson.

Beberapa temuan penting lainnya dari laporan ini antara lain beberapa jenis pekerjaan seperti pekerja administrasi, operator mesin, dan pekerja kasar lebih rentan terhadap dampak digitalisasi. Jumlah pekerja dengan jenis pekerjaan tersebut merosot paling tajam di industri ICT, finansial, dan transportasi.

Jawa Barat adalah provinsi dengan ketersediaan talenta digital terbaik. Provinsi ini paling baik dalah hal keterampilan digital  mahasiswa dan dosen, serta ketersediaan program studi terkait keterampilan digital.

Daya saing digital di daerah yang direncanakan sebagai Bali Baru seperti Labuan Bajo, Danau Toba, Raja Ampat, Candi Borobudur, Gunung Bromo, dan Morotai harus ditingkatkan untuk memberikan akses informasi, kenyamanan, dan daya tarik untuk turis mancanegara.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.