Era Industry 4.0 Sudah di Depan Mata

Perkembangan ICT menciptakan tiga mega tren industri, yakni Internet of Things (IOT), Smart City, dan Industry 4.0. Dari ketiga mega tren tersebut konsep Industry 4.0 relatif kurang dikenal masyarakat luas. Hal ini bisa dimaklumi, mengingat Industry 4.0 dampak langsungnya hanya akan dirasakan oleh dunia industri.

Ramdhani Gumilar, IOT Head PT Advantech International, menjelaskan IOT akan mengubah cara kerja mesin di berbagai industri, yang sebelumnya beroperasi secara manual atau sendiri-sendiri akan diintegrasikan. Jadi semua mesin di industri bisa dikontrol dalam satu dasboard. “Dashboard nya bisa dalam bentuk ponsel atau laptop sepanjang ada koneksi internet,” tutur Ramdhani yang dijumpai di sela-sela seminar Solusi IOT Taiwan untuk Smart Living, di Jakarta Convention Center, Jumat (12/5/17).

Dia mengatakan, industri di Indonesia mulai melirik konsep Industry 4.0. Namun mereka masih ragu menerapakannya karena membutuhkan investasi yang besar. Investasi dibutuhkan untuk otomatisasi hardware di pabrik.

Dia memprediksi, tahun ini industri di Indonesia sudah mulai menerapkan Industry 4.0. Mengenai dampak Industry 4.0 terhadap efisiensi tenaga kerja dia tidak menampik. “Pengurangan tenaga kerja pasti ada jika dilakukan otomatisasi di industri, makanya tetap perlu hati-hati juga dalam menerapkan Industry 4.0 ,” tuturnya.

Selain dapat meningkatkan efisiensi, dampak positif lain dari Industry 4.0 akan pabrik akan menghasilkan produk yang presisinya lebih tinggi, karena semua proses produksi dilakukan secara komputerisasi. Dia memperkirakan secara keseluruhan efisiensi yang dicapai industri dari penerapan Industry 4.0 mencapai 15 persen lebih.

Ilustrasi: Istimewa
Ilustrasi: Istimewa

Sebagai sistem baru Industry 4.0 masih dikaji kalangan industri, karena selain butuh investasi, mereka harus berkonsultasi terlebih dahulu dengan prinsipal di luar negeri. “Pabrik-pabrik di Indonesia tidak akan mengadopsi Industry 4.0 kalau induknya di luar negeri belum menerapkan Industry 4.0,” tuturnya.

Tantangan ketiga, masalah security (keamanan). Dia mengatakan, segala sesuatu yang berbasis internet rawan terhadap masalah keamanan. “Bahkan, perusahaan secanggih Telkomsel bisa bobol, di-hack. Tapi penggunaan teknologi tidak bisa dibendung,” pungkasnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.