First Action Itu Penting

Jika ingin menciptakan startup yang sukses, Anda tidak boleh hanya NATO (not action talking only) alias cuma cuap-cuap, tapi harus diwujudkan dengan kerja nyata. Prinsip ini yang dipegang oleh Prima Suyitno.

PT SISI (Sinergi Informatika Semen Indonesia)
Prima Suyitno, VP of Commercial PT SISI (Foto: Lilyanti)

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (ICT) akhir-akhir ini, memicu lahirnya perusahaan rintisan (startup). Perusahaan startup pun tumbuh seperti jamur di musim hujan.  Tumbuh suburnya startup tentu tidak lepas dari kebutuhan akan solusi ICT, bukan saja di kalangan korporasi namun juga konsumen (end user).

Kehadiran perusahaan startup juga membuat orang-orang IT berani tampil ke depan. Sebelumnya orang IT biasanya bekerja di balik layar, mereka hanya sibuk mengotak-atik program komputer. Kini, banyak orang IT yang memelopori lahirnya perusahaan startup. Sense of business mereka ditantang, karena menentukan mati-hidupnya startup.

Prima Suyitno, kelahiran Palembang, 10 Agustus 1983, salah satu sosok orang IT yang memiliki sense of business. Sebelum bergabung ke PT SISI (Sinergi Informatika Semen Indonesia), Prima sudah kenyang pengalaman di berbagai perusahaan startup. Awal mula dia terjun ke bisnis ketika bergabung di game center Challenger oleh Mirota pada tahun 2003 di Yogyakarta.

“Latar belakang pendidikan saya memang IT. Namun dalam perjalanannya, menurut saya bisnis lebih menarik. Tapi kalau kita hanya doing business as usual tanpa memanfaatkan teknologi, akan berjalan biasa saja,” tutur Prima saat diwawancarai di kantor SISI beberapa waktu lalu.

Selanjutnya Prima sempat bergabung ke Bhinneka.com dan Infomedia. Naluri bisnis Prima tertantang ketika dia membesut t-shirt merek Unifit bersama salah satu desainer.  “Kita suplai Unifit ke seluruh Carrefour di seluruh Indonesia,” kata dia.

Prima juga sempat bekerja sama dengan klub sepakbola untuk mengembangkan teknologi AR (augmented reality) dengan media t-shirt.  Cara kerjanya, jika perangkat AR kita sorotkan ke t-shirt yang ada gambar pemain bola, perangkat akan menampilkan dan bisa bermain sepakbola. “Sekarang sedang ramai penggunaan teknologi AR, kita mengeluarkan itu sudah lama,” tutur alumnus S-1 Teknik Informatika Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta ini.

Prima mengatakan, semangat anak-anak muda dalam melahirkan startup biasanya dilatarbelakangi idealisme untuk mengubah model bisnis yang sudah ada. Motif keuntungan meskipun merupakan faktor penting, bukan menjadi faktor utama. “Salah satunya kita bisa lihat pada Gojek yang mampu mengubah ekosistem yang ada dengan idealismenya Nadiem Makarim,” imbuhnya.

Kultur Startup

Menurut Prima, kesuksesan bisnis startup sangat ditentukan oleh ketangguhan orang-orang di dalamnya. Lalu, seberapa penting sebuah ide? Di era sekarang ketika ide mudah ditemukan di mana-mana, ide tidak lagi menduduki kasta tertinggi dalam startup. “Saya pernah pitching ke salah satu investor. Investor itu bilang, right now idea is cheap,” tandas pria yang juga sempat bergabung ke Shopdeca.com dan Ralali.com ini.

Setelah ketangguhan, tak kalah pentingnya first action. Sebuah ide tidak hanya tersimpan di kepala, dibicarakan, atau dituangkan di atas kertas. Namun, harus diwujudkan dalam karya nyata. Menurut Prima, Gojek bisa sukses karena ketangguhan dan first action. “Mungkin sebelumnya kita punya pikiran yang sama tentang konsep Gojek, tapi kita tidak pernah action,” tuturnya.

Pengalaman paling berkesan dan menantang di dunia startup ketika dia diminta untuk membangun PT SISI, perusahan startup milik PT Semen Indonesia. Perusahaan yang bergerak dalam bidang ICT ini terkenal dengan produk FORCA ERP, sebuah peranti lunak untuk pengolahan data di perusahaan.

Saat bergabung, Prima diberi kebebasan oleh manajemen untuk membawa kultur startup ke dalam budaya SISI. Sebagai orang yang terbiasa bekerja dalam kultur startup yang dinamis dan adaptif, dia dipercaya dapat mengakselerasi pertumbuhan SISI ke depan.

Menurut dia, hal paling menarik di SISI adalah saat dia ikut membidani lahirnya perusahaan dan menyaksikan pertumbuhan SISI hingga saat ini. Awal didirikan, SISI hanya memiliki 3 karyawan—termasuk dirinya, sekarang terdapat hampir 300 karyawan.

Besarnya jumlah karyawan SISI merefleksikan pertumbuhan bisnisnya. SISI yang 9 Juni lalu berusia tiga tahun, berhasil menggaet klien BUMN di luar Semen Indonesia dan anak usahanya. Sejumlah perusahaan BUMN seperti PTPN, Kimia Farma, Pupuk Indonesia, Indofarma, Waskita Beton, sudah menggunakan jasa IT yang dikelola oleh SISI. “Kami excited melihat growing startup SISI,” tuturnya.

Prima merasa beruntung bergabung dengan SISI. Di satu sisi dia tetap bisa menerapkan kultur kerja startup, di sisi lain dia dan karyawan lain merasa aman karena Semen Indonesia sebagai perusahaan induk memilik kemampuan funding yang besar.

Lalu, mau dibawa ke mana SISI? Prima dan tim sejak awal sudah menentukan visi tahun 2020 yang menjadi cetak biru arah SISI ke depan. Tidak main-main, perusahaan ini, kata Prima, berambisi menjadi perusahaan peranti lunak kelas dunia dan akan masuk bursa.

Tony Burhanudin

MM.07.2017/W

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.