Gadai Efek: Kebutuhan Finansial Terpenuhi, Aset Tetap Dimiliki

Senior Vice President Pegadaian Ferry Hariawan

Marketing.co.id – Berita Marketing | Minat masyarakat untuk berinvestasi terus meningkat, tercermin dari perkembangan jumlah investor di pasar modal yang telah menembus angka 9,77 juta investor per September 2022.

Angka tersebut menunjukkan peningkatan sebesar 30,55% dibanding posisi akhir tahun 2021, yang tercatat sebanyak 7,49 juta. Terus meningkatnya minat masyarakat untuk berinvestasi di pasar modal direspons Pegadaian dengan meluncurkan Gadai Efek.

Gadai Efek Pegadaian merupakan layanan pemberian pinjaman dengan jangka waktu hingga 90 hari dengan jaminan berbentuk saham dan atau obligasi tanpa warkat (criptless) yang tercatat dan diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI). Melalui produk ini, investor pasar modal kini bisa menggadaikan saham atau obligasinya melalui Pegadaian.

Melalui Gadai Efek, masyarakat dapat memperoleh pinjaman yang bisa digunakan untuk berbagai keperluan, baik produktif maupun konsumtif. Bahkan, uang pinjaman tersebut juga bisa dipakai untuk menambah portofolio investasi.

Senior Vice President Pegadaian Ferry Hariawan menjelaskan bahwa sebenarnya Pegadaian sudah meluncurkan layanan pembiayaan dengan agunan saham pada tahun 2007 dengan nama “Investa”.  Namun, karena terjadi krisis di Amerika Serikat yang berpengaruh pada IHSG (Index Harga Saham Gabungan) Pasar Modal Indonesia,  Investa dihentikan sementara pada tahun 2009. “Pada tahun 2019, kami menghidupkan kembali dengan nama Gadai Efek dengan beberapa konsep pengembangan,” ujarnya.

Kelebihan dan Perbedaan Gadai Efek dari yang Lain

Menurut Ferry, Gadai Efek memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan yang lain. Pertama, rate yang ditawarkan sangat kompetitif. Kedua, kepemilikan saham tidak berpindah kepemilikan, sehingga manfaat yang ada di efek tetap menjadi milik nasabah. Ketiga, dana pinjaman bisa digunakan untuk berbagai keperluan.

“Menariknya gadai saham ini, orang tidak banyak tahu karena mereka tak perlu datang ke kantor Pegadaian. Prosesnya bisa dilakukan cukup di aplikasi atau marketing executive kami yang jemput bola jika perlu dokumen pelengkap untuk proses  pencairan pinjaman,” ujar Ferry.

Sementara, perbedaan Gadai Efek dengan produk sejenis terletak pada segmentasi pasarnya. Secara umum, lanjut Ferry, segmen pasar Gadai Efek adalah individu dan institusi yang memiliki efek sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh perusahaan, antara lain Saham Indeks  IDX 80 (merupakan 80 saham pilihan dengan kriteria yang telah  ditetapkan Bursa Efek Indonesia), Surat Utang Negara (SUN), dan Obligasi Ritel Indonesia (ORI).

“Pegadaian mencoba lebih menyasar ke B2B (korporasi) dan B2C (individu). Misalnya, ada sebuah perusahaan yang menjadikan saham atau obligasi sebagai aset perusahaannya.  Atau B2C seperti perusahaan yang memberikan bonus kepada karyawannya dalam bentuk saham,” katanya.

Strategi Gadai Efek 

Untuk mengenalkan Gadai Efek ke masyarakat luas, lebih lanjut Ferry mengatakan, Pegadaian telah bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan sekuritas. Saat ini ada sembilan perusahaan sekuritas yang telah bekerja sama. Kesembilan perusahaan ini bertindak sebagai kustodian untuk menyimpan saham-saham yang digadaikan. Delapan dari sembilan sekuritas yang bekerja sama dengan Pegadaian bukan hanya berperan sebagai kustodian, tapi juga sebagai referral Gadai Efek.

Selain itu, Pegadaian juga gencar melakukan promosi, baik di media online maupun offline. Khusus di bulan Oktober, Pegadaian menggandeng mitra seperti Bursa Efek Indonesia, perusahaan sekuritas, komunitas, dan marketplace untuk melakukan kegiatan gathering, seminar, webinar, dan edukasi untuk menjangkau target sasaran Gadai Efek.

Jumlah Pinjaman Gadai Efek 

Gadai Efek memberikan pilihan untuk mencairkan saham atau obligasi tanpa menghilangkan status kepemilikan seperti jika menjualnya. Dengan Gadai Efek, kepemilikan efek serta hak corporate action masih akan melekat.

Jumlah pinjaman Gadai Efek untuk individu bisa mencapai Rp5 miliar, sementara untuk institusi bisa mencapai Rp20 miliar. Dan, bila sekuritas asal nasabah sudah bekerja sama, proses dan Service Level Agreement (SLA) akan lebih singkat.

Ferry menargetkan hingga akhir tahun omzet Gadai Efek mencapai Rp796 miliar. Hingga saat ini omzetnya sudah mencapai Rp400 miliar. Untuk mencapai target tersebut, ada dua perusahaan sekuritas lagi yang akan bergabung. “Saya  sangat optimistis target tersebut bisa tercapai, bahkan melebihi target,” pungkasnya optimis.

Selain Gadai Efek, Pegadaian juga memiliki beberapa produk baru lainnya seperti Gadai Invoice dan KUR Syariah.

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.