Gempuran Pemasaran Samsung Memicu Perdebatan Inovasi

Marketing.co.id – Dalam tiga tahun terakhir ini, untuk pertama kalinya Samsung Electronics lebih banyak menghabiskan uang mereka untuk kegiatan pemasaran dibanding R&D ( Penelitian dan Pengembangan ).

Hal ini membuat beberapa pakar memperingatkan bahwa para raksasa teknologi pada suatu waktu akan mengorbankan aspek inovasi ketika pasar penuh dengan gadget cerdas.

Perusahaan asal Korea Selatan ini tampaknya akan menghabiskan lebih banyak uang mereka pada kegiatan pemasaran perangkat mobile mendatang, termasuk Galaxy S4. Hal ini dilakukan untuk mengkonversi lebih banyak pengguna setia iPhone dan iPad.

Pengamat industri mengatakan bahwa smartphone Galaxy terbaru yang baru saja diluncurkan tidak akan menjungkirbalikkan industri yang hidup matinya tergantung inovasi.

“Mereka (Samsung) tertinggal dalam hal menciptakan sebuah kategori baru. Apple menciptakan kategori baru dengan tablet-nya. Kami sedang menunggu untuk melihat seperti itu terjadi dari Samsung,” kata Rachel Lashford, seorang analis di perusahaan riset Canalys di Singapura.

Tahun lalu, Samsung menghabiskan sekitar US$ 1,3 miliar uang mereka dalam kegiatan R&D. Jumlah tersebut sangat jauh lebih sedikit jika dibanding dengan uang yang mereka habiskan untuk kegiatan pemasaran yang berkisar US$ 11,6 miliar.

Beberapa analis memperkirakan, tahun ini Samsung akan terus menghabiskan lebih banyak uangnya ke dalam kampanye pemasaran dibanding pada R&D. Hal ini karena gelombang persaingan berikutnya dari produk Apple.

Produsen smartphone banyak bermain pada sisi spesifikasi. Setiap peluncuran gadget oleh raksasa teknologi sejauh ini telah jauh dari harapan.  Selain itu, kurangnya faktor ‘wow’ telah mendorong harga saham mereka anjlok.

Seperti diketahui, saham Apple anjlok hampir 40% sejak sejak pencapaian tertingginya (US$ 700 per saham) di bulan September. Sementara itu, di awal Januari saham Samsung mencapai rekor tertinggi, namun sejak itu sahamnya jatuh hampir 3%.

“Tidak banyak visibilitas pada produk tahun depan, tapi akhir tahun ini kami berharap Galaxy Note 3,” kata Mark Newman, seorang analis senior di Stanford Bernstein di Hong Kong.

Samsung memperkirakan laba operasional secara keseluruhan (Januari-Maret) naik sebesar 53% menjadi US$ 7,7 miliar bersama dengan smartphone  kelas menengah dan penjualan di pasar negara berkembang.

“Kami akan terus meningkatkan pengeluaran untuk R&D, sementara pemasaran akan dieksekusi secara fleksibel sesuai dengan kondisi pasar,” kata juru bicara Samsung seperti dilancir Reuters.

Mendahului Apple

Apple terus meningkatkan pengeluarannya untuk kegiatan R&D. Pengeluaran Apple untuk kegiatan R&D pada 2012 mencapai US$ 3,38 miliar meningkat jauh dari US$ 712 juta pada tahun 2006.

“Samsung terus meningkatkan investasinya dalam R&D. Mereka telah meningkatkan tenaga kerja R&D mereka menjadi 25.000 orang. Saya pikir mereka memiliki line-up produk siap yang menarik, mungkin pada paruh kedua,” kata Lee Do–hoon, seorang analis di RBS.

Itu merupakan langkah signifikan bagi perusahaan yang telah mengobrak-abrik televisi Sony pada tahun 1970-an. Hasilnya, Samsung berhasil menyalip Sony menjadi pembuat TV top dunia pada tahun 2006. Sebagian besar keberhasilan mereka dibantu oleh desain tipis dan display super tipis yang diproduksi sebagai hasil dari investasi modal mereka yang agresif.

Sebaliknya, bisnis perangkat mobile Samsung sekarang menyumbang 70% dari total pendapatan.

“Note 3 yang saya harapkan akan tersedia pada kuartal keempat akan cukup inovatif. Ini (Note 3) akan memiliki layar yang dapat ditekuk dan ukuran layar akan lebih besar tanpa membuat bentuk ponselnya menjadi lebih besar,” kata Lee. “Saya pikir itu akan sangat keren,” imbuhnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.