Gini Loh Kiat Bijak Jadi Generasi Sandwich Panutan!

Marketing.co.id Berita Financial Service | Biaya kesehatan di Indonesia rata-rata naik 12 hingga 13% setiap tahunnya. Laju ini mengalahkan Singapura, Hong Kong, dan Korea Selatan. Dalam kehidupan nyata, biaya tak terduga paling besar itu adalah pengeluaran berobat dan perawatan kesehatan. Hal tersebut dapat menggerus aset dan harta yang telah dikumpulkan oleh generasi sandwich.

Ernest Febrianto
Ernest Febrianto, Head of Corporate Marketing Communications, PT Avrist Assurance

Siapakah generasi sandwich? Sebuah ilustrasi cerdas dan tepat layaknya roti lapis lezat yang berlapis-lapis, generasi ini tidak dapat dikategorikan dari usia, tetapi lebih kepada kemampuan finansial, status keluarga, serta kelas ekonomi. Hal ini karena tumpukan beban tanggung jawab menghimpit generasi ini atas peran generasi ini sebagai anak, orang tua, pasangan, dan juga diri sendiri.

Baca juga: 5 Kiat Jitu Mengatur Finansial Kala Puasa dan Pandemi

Secara ringkas, yang masuk ke dalam kategori generasi sandwich adalah sosok atau seseorang yang memiliki tanggung jawab membiayai kelangsungan hidup dan kesejahteraan anggota keluarga luas, mulai dari orang tua, pasangan, hingga anak-anak.

Wabah pandemi yang berujung pada tantangan ekonomi global menjadikan fenomena sandwich generation semakin meluas. Hal ini karena PSBB, perlambatan perekonomian, serta kerentanan kondisi kesehatan manusia dirasakan secara serentak dan merata. Bukan hanya milenial, tetapi Gen Z pun terbebankan dengan tanggung jawab finansial ini.

Berikut 5 langkah cerdas bagi para generasi sandwich

Cermat berasuransi. Biaya perawatan rumah sakit dapat menguras habis tabungan seumur hidup. Asuransi merupakan produk finansial yang berperan sebagai protektor kesejahteraan bagi seluruh anggota keluarga; mulai dari orang tua, pasutri, dan anak-anak.

Jika anggota keluarga jatuh sakit, maka asuransi akan berikan proteksi dengan menanggung biaya perawatan, jika pencari nafkah jatuh sakit, maka asuransi pun menanggung biaya perawatan. Tidak hanya itu saja, asuransi pun menggantikan biaya konsultasi dokter di rumah sakit jika pada akhirnya hasil pemeriksaan menemukan bahwa pemegang polis menderita penyakit kronis.

Kompromi dengan prioritas. Generasi sandwich terhimpit dengan prioritas hidup anggota keluarga. Penting sebagai pencari nafkah utama untuk membuat skala prioritas dan mengkomunikasikan level prioritas dengan jelas kepada seluruh anggota keluarga.

Disiplin menabung. Kunci agar bisa menabung adalah spend less and save more. Tanamkan pola pikir bahwa cara terbaik hidup nyaman adalah dengan mempersiapkan tunai cadangan ekstra dan memiliki investasi sebagai bahan bakar untuk bertahan hidup sampai akhir hayat.

Tentukan gol finansial. Dalam mengelola keuangan, uang membutuhkan tujuan dan arah. Tiga tujuan pokok uang adalah untuk kebutuhan hari  ini, besok, dan masa depan. Buat daftar detil tujuan hidup seiring dengan perkembangan hidup. Hal tersebut akan membantu dalam menentukan produk investasi yang cocok.

Melek investasi. Sebagai salah satu cara agar mengoptimalkan uang sembari melawan inflasi, buah dari investasi yang benar adalah return profit yang dapat mempercepat pencapaian gol finansial. Dengan begitu banyaknya produk investasi yang tersedia, penting bagi masyarakat untuk senantiasa belajar dan berpikir kritis sebelum mempercayakan sejumlah dana pada sebuah bentuk investasi apapun.

Penulis: Ernest Febrianto, Head of Corporate Marketing Communications, PT Avrist Assurance

Editor: Tony B.

Marketing.co.id: Portal Berita Marketing dan Berita Bisnis

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.