Go Digital, Jumlah UMKM Gunakan QRIS Tembus 5 Juta Lebih

DANA

Marketing.co.id – Berita UMKM | Lewat Program Bangga Buatan Indonesia (BBI) pemerintah terus berupaya membangkitkan UMKM melalui platform digital atau go online. Upaya go digital tak lepas dari perkembangan teknologi internet serta imbauan social distancing selama pandemi.

Baca Juga: Pandemi Momen Percepatan Transformasi Digital UMKM

Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran BI Filianingsih Hendarta  mengatakan  digitalisasi bisa mengakselerasi perekonomian yang terkoreksi akibat pandemi. BI yang mendukung digitalisasi pembayaran UMKM dengan meluncurkan QR Code Indonesia Standard  (QRIS), telah mencatatkan kenaikan UMKM pemakai QR Code. “Sampai saat ini sudah mencapai 5 juta lebih merchant UMKM yang tercatat QRIS” dalam Webinar Katadata, bertema Strategi Platform Digital Memangkitan BBI, Selasa 27 Oktober 2020.

QRIS bertujuan agar pembayaran digital jadi lebih mudah bagi masyarakat dan dapat diawasi regulator dari satu pintu. Karena telah berstandar, QRIS dapat digunakan lintas platform. “Yang utamanya lagi sumber dana yang bisa digunakan melalui kanal QRID ini macam-macam, bisa dari tabungan, dari kartu debet, uang elektronik, kartu kredit,” tambah Filianingsih.

Baca Juga: 3 Strategi Agar Mudah Mendapatkan Modal Bisnis

Bank Indonesia menurut Filianingsih, juga telah memperpanjang pemberian diskon bagi UMKM yang menggunakan QRIS. “Jadi biaya yang harus dibayarkan merchant  yang menggunakan QRIS, menjadi 0% untuk merchant mikro, yang tadinya sampai September kita perpanjang sampai Desember 2020 sesuai kesepakatan dengan ASMI,” kata Filia.

Untuk mengimbangi masifnya pembayaran non-tunai, kata Filia, Bank Indonesia juga memitigasi risiko, dengan mengeluarkan blueprint sistem pembayaran Indonesia 2025. “Blue print ini esensinya, kita ingin menciptakan ekosistem yang sehat bagi ekonomi keuangan digital, ada tiga esensi kebijakan (di dalamnya),” lanjut Filia.

Ketiga esensi kebijakan itu mencakup restrukturisasi industri sistem pembayaran, membangun infrastruktur sistem pembayaran yang bisa saling bekerja sama dan terhubung,  serta membangun pencatatan dan pendataan yang bisa diakses semua orang.

Baca Juga: Memperkuat Strategi Marketing UMKM di Tengah Pandemi

Berkenaan itu, dompet digital seperti DANA pun turut ambil bagian. DANA bahkan telah melakukan berbagai strategi seperti memberikan fasilitas akun bisnis, pendampingan, membantu promosi usaha kepada pelaku UMKM. Termasuk, mendukung program QRIS yang juga dikembangkan Bank Indonesia (BI). “Jadi dari yang ditargetkan BI untuk membuat sekitar 2 juta UMKM Go Digital, Dana mendapat peran untuk mendigitalisasikan 150 ribu,” kata CEO Dana Indonesia Vincent Iswara.

Dirjen Aptika Kominfo Semuel Abrijadi Pangerapan mengapresiasi hadirnya QRIS. Menurutnya, QRIS menjadi solusi karena selain memudahkan transaksi juga sekaligus mencatatkan transaksi.  Dengan pencatatan tersebut akan membantu dalam menghitung proyeksi ekonomi dan melihat lebih jelas perilaku belanja masyarakat.

Di luar hal tersebut kata Semuel, di Indonesia ada tiga hal penting sebagai syarat untuk mengantar UMKM Go Digital. Pertama  infrastruktur yang belum merata dan  harus terus disiapkan. “Sampai saat ini ada 12.500 desa belum mendapat akses internet,” katanya. Kedua, sistem logistik yang masih harus diperbaiki, sehingga UMKM yang ingin mengirimkan barang tidak mengalami kesulitan lagi, meski dikirim dari atau ke pelosok. Ketiga, adalah sistem pembayaran yang harus terus dikembangkan.

Sementara itu, juga ada sejumlah tantangan bagi UMKM Indonesia untuk go digital. Selain masalah infrastruktur, kulitas SDM masih harus digenjot. Belum semua UMKM memahami dan bisa berdaptasi dengan cepat dalam ekosistem digital sehingga membutuhkan pendampingan dan  pelatihan. Tantangan berikutnya adalah peningkatan kualitas produk UMKM. “Jangan kita sibuk mencarikan akses saja, tapi juga perlu membina agar UMKM bisa meningkatkan kualitas produknya,” tutup Semuel.

Program Bangga Buatan Indonesia diluncurkan Presiden Joko Widodo sejak 14 Mei 2020 ini. Tujuannya meningkatkan jumlah pelaku UMKM yang terhubung dengan platform digital atau go online. Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UKM, hingga akhir tahun 2020 ini akan ditargetkan 10 juta para pelaku UMKM bisa masuk ke ekosistem digital.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.