Google Memberikan kebebasan kepada seluruh karyawannya ketika berada di lingkungan kantor. Hal ini membuat karyawan Google merasa betah dan tidak kaku saat berada di kantor. Keadaan ini berbanding terbalik dengan apa yang di terapakan di internal Apple.
Karyawan Apple dilarang saling kenal satu sama lain bahkan pemecatan akan terjadi jika membicarakan pekerjaannya dengan pihak luar. Itu sebabnya Majalah Fortune menjadikan Google di posisi puncak daftar “100 Best Companies to Work For.”
Karyawan Google mengagumi misi perusahaan, budaya kerja dan sarana olahraga ringan seperti bowling, lapangan untuk bermain bola bocce dan sarana lain yang ada di kantor Google New York.
Bahkan Mercury News menyebut kantor Google memiliki sarana lengkap dan gratis untuk pijat, kursi-kursi mewah dan banyak hal lain yang membuat pegawai Google kerasan berada di kantor. Semua pegawai Google boleh saling kenal dan boleh ngobrol, bertemu dan saling dekat, hal yang tidak bisa dilakukan karyawan Apple.
Seperti yang diungkap oleh Mercury News, Google memperlakukan karyawannya sebagai pemilik perusahaan. Google mempersilahkan semua karyawan untuk bertanya dan meminta jawaban jujur dari bos mereka, termasuk CEO Larry Page ketika sedang rapat mingguan.
Google mencoba memberikan kuasa pada setiap karyawannya agar mereka turut merasa bahwa mereka memiliki sumbangsih baik dalam internal Google maupun untuk dunia luar.
Dengan suasana demikian nyamannya maka tak heran para karyawan Google merasa betah dan bangga akan perusahaannya. Tak heran pula jika Majalah Fortune menempatkan Google sebagai ‘perusahaan terbaik untuk bekerja’.
