Gordon Ramsay dan Sup Sirip Hiu

Hiu. Makhluk satu ini sudah ada sejak 400 juta tahun yang lalu. Mereka membantu menjaga stabilitas perairan kehidupan di laut.

Namun penelitian mengungkapkan bahwa dalam beberapa tahun terakhir ini terjadi penurunan populasi hiu di seluruh laut di dunia dalam jumlah besar.

Salah satu penurunan ini diakibatkan oleh sup sirip ikan hiu –sup paling mahal di dunia.

Gordon Ramsay

Pada 2011, sebuah program baru asal Amerika akan memulai proses pengambilan gambar yang dibintangi oleh Gordon Ramsay.

Gordon Ramsay adalah seorang chef asal Inggris yang telah menerima 14 bintang Michelin. Dia telah membintangi banyak acara tv, baik di Inggris maupun Amerika.

Kecintaan Ramsay akan hiu membuatnya prihatin akan kekejaman terhadap binatang dan kelangkaan yang sedang kita hadapi. Menurutnya hiu adalah seekor predator yang memiliki keindahan yang memesona. Makhluk yang memang sudah ditakdirkan untuk menjadi raja lautan.

Oleh sebab itu, Ramsay berencana untuk membuka kedok perdagangan ilegal sirip ikan hiu. Sebagai pemulaan, Ramsay mencoba sup sirip ikan hiu seharga US$160 semangkuk. Sekadar informasi, satu sirip tunggal dihargai sebesar US$540.

Dalam programnya tersebut ia menyatakan bahwa sirip ikan hiu tidak ada rasanya dan pembantaian yang terjadi tidak sepadan dengan rasanya. Kaldunya dianggap sebagai bumbu pokoknya dan sirip tersebut dapat diganti apa saja karena rasanya terletak pada kuahnya.

Usaha Ramsay untuk melihat pelabuhan atau nelayan yang memancing ikan di China tidak tercapai. Namun, sebagai balasannya ia sempat melihat sirip-sirip yang dijemur di atas rumah susun sekitar pelabuhan. Jumlahnya ribuan mungkin ratusan ribu bahkan jutaan.

Kegagalan Ramsay membawanya ke Costa Rica, di mana penjualan sirip ikan hiu terbesar di dunia terjadi. Di sana, Ramsay bertemu dengan Randall Arauz, seorang biologis kelautan. Randall menunjukkan video cara penangkap ikan memperoleh sirip hiu.

Mereka menangkap, memotong sirip hiu tersebut hidup-hidup di dek kapal, lalu membuang lagi tubuh hiu tersebut ke laut.

“Seperti memotong kaki singa lalu ditaruh lagi di sabana untuk mati kehabisan darah atau dimangsa predator lain,” ungkap Randall Arauz, seorang biologis kelautan.

Hal ini dilakukan karena harga daging hiu tidak sebanding dengan siripnya, dengan kata lain tidak berharga. Pembantaian yang dilakukan oleh para penangkap ikan tidak berhenti di situ tapi mereka juga memancing bayi hiu yang berumur satu tahun hingga lima tahun.

Padahal masa reproduksi hiu yang cenderung membutuhkan waktu 10-15 tahun. Pembantaian yang terjadi sebelum mereka menginjak kedewasaan. Bila hal ini terus berlangsung maka pada akhir abad ini hiu akan punah dari bumi ini. (Clarissa Chen)

 

(Sumber: www.wildaid.com)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.