Hamari, Gerakan untuk Meningkatkan Perekonomian Nasional

Keberadaan Hari Marketing Indonesia (Hamari) telah resmi dicanangkan oleh beberapa asosiasi bisnis dan mendapat dukungan dari pemerintah. Diresmikan pada Kamis, 20 Maret lalu di Hotel Four Seasons, Jakarta, keberadaan Hamari diharapkan dapat meningkatkan perekonomian nasional.

Peresmian Hamari ditandai dengan pemukulan gong oleh Arlinda Imbang Jaya, Staf Ahli Menteri Perdagangan RI yang disaksikan oleh banyak pelaku bisnis. Sebelum diresmikan, acara dimulai dengan kata pengantar yang dibawakan oleh Handi Irawan yang mewakili Board of Advisor Hamari. Selain diharapkan dapat meningkatkan citra perekonomian Indonesia di mata dunia, Hamari juga bertujuan untuk menimbulkan semangat bermarketing untuk meningkatkan kualitas merek dan produk.

Pemukulan gong, tanda diresmikannya Hamari
Pemukulan gong, tanda diresmikannya Hamari.

“Fungsi marketing itu membentuk brand yang kuat dan loyalitas konsumen. Marketing juga sebagai penggerak strategi di perusahaan. Dengan adanya Hamari, diharapkan semangat marketing akan terus tumbuh,” ucap Handi Irawan dalam pembukaan diresmikannya Hari Marketing Indonesia.

Selain Handi Irawan, dua petinggi dari asosiasi yang ikut mencetuskan Hamari juga ikut memberikan tanggapannya.

  1. Handaka Santosa (Ketua Umum APPBI)

Handaka menjelaskan, ada tiga hal yang patut diperhatikan dalam kegiatan marketing. Pertama, pentingnya persepsi konsumen. Berikan persepsi yang baik tentang produk dan merek Anda.

Kedua, konsumen tak bisa dipaksa. Jangan paksa mereka untuk menyukai barang atau jasa Anda, tapi cari tahu apa yang mereka sukai, dan berikan itu.

Terakhir adalah gaya hidup. “Kenapa tiap mal ramai, padahal ada di mana-mana bahkan berdekatan? Karena dukungan gaya hidup. Meski tidak beli, setidaknya orang bisa bersantai, ngeceng, atau sekadar ngadem karena AC-nya gratis,” pungkas Handaka.

  1. Yongky Susilo (Staf Ahli APRINDO)

Hal yang paling penting dalam kegiatan marketing menurut Yongky adalah kombinasi antara imajinasi dan keberanian. Imajinasi adalah skill yang dibutuhkan untuk mempersiapkan strategi dalam menjual, sedangkan keberanian adalah sebuah aksi yang perlu dilakukan.

“Nike adalah merek sepatu yang tidak punya pabrik, mereka cuma fokus menjual. Beli barang dari Indonesia, Cina, dengan harga murah. Hanya ditambahkan coretan (tanda ceklis) sedikit, kemudian bisa dijual dengan sangat mahal. Itu karena mereka punya imajinasi dan keberanian,” terang Yongky.

Tidak mau kalah dengan Handaka dan Yongky, Arlinda Imbang Jaya, Staf Ahli Menteri Perdagangan RI itu juga memberikan tanggapan yang berupa harapan. Arlinda berharap, bahwa keberadaan Hamari mampu mengubah paradigma masyarakat yang menganggap barang impor lebih baik dari barang lokal.

“Semoga kegiatan ini juga bisa menjadi center untuk membantu memarketingkan produk Indonesia jadi lebih global. Kepala daerah juga diharapkan bisa membantu memasarkan produk-produk di daerahnya,” tutur Arlinda.

Hari Marketing Indonesia sendiri rencananya akan terus diselenggarakan tiap tahunnya, terhitung mulai 1 April 2014.

 

Foto by Lia

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.