Hutama Karya Hadirkan Gagasan Pembangkit dengan EBT yang Andal dan Ramah Lingkungan

Marketing.co.id – Berita Marketing | PT Hutama Karya (Persero) (Hutama Karya) kembali menggelar Forum HK Expert Talk 2021. Diselenggarakan bertepatan dengan Hari Bumi Sedunia pada 22 April 2021, pada sesi webinar kedua HK Expert Talk dengan tema “Renewable Energy to Strengthen Indonesia Energy Competitiveness: The Untold Story”, pembahasan berfokus pada pengenalan kembali mengenai apa yang dimaksud dengan Energi Baru dan Energi Terbarukan (EBT), serta inovasi dan teknologi apa saja yang dapat mendukung ketahanan energi untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Menilik kembali definisi Energi Baru dan Energi Terbarukan atau EBT, yang dimaksud Energi Baru adalah energi yang dihasilkan oleh teknologi baru, baik yang berasal dari energi terbarukan maupun energi tidak terbarukan. Sedangkan Energi Terbarukan adalah sumber energi yang dihasilkan dari sumber daya energi yang secara alamiah tidak akan habis dan dapat berkelanjutan jika dikelola dengan baik. Contohnya geothermal, biofuel, aliran air, panas surya, angin, biomassa, dan lain sebagainya. Pengelolaan EBT tidak hanya fokus pada energi terbarukan tapi harus fokus juga pada bentuk energi baru.

Menurut Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi, Kementerian ESDM Dadan Kusdiana, tantangan terbesar saat ini adalah permintaan akan energi yang terus meningkat, sedangkan kapasitas pasokan energi semakin terbatas. Beberapa aksi telah diupayakan Kementerian ESDM termasuk percepatan pemanfaatan pembangkit EBT dan pengoptimalan produksi BBN (Bahan Bakar Nabati).

Tantangan lainnya adalah infrastruktur gas dan listrik yang belum terintegrasi sehingga belum terjadinya pemerataan pasokan energi ke seluruh penjuru tanah air. Di sinilah relevansi kontribusi yang dapat dilakukan Hutama Karya, antara lain mencetuskan ide rencana membangun infrastruktur teknologi transmisi untuk distribusi listrik antar kepulauan di Indonesia, hingga rencana pembangunan pembangkit-pembangkit listrik kecil di area-area terpencil di seluruh provinsi.

Novias Nurendra, Direktur Operasi 1 Hutama Karya menyampaikan, ketersediaan pembangkit energi yang cukup, andal dan terjangkau sangat dibutuhkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Hasil HK e-Index menunjukkan bahwa Indonesia masih tertinggal dibandingkan negara-negara lain yang memiliki nilai GDP lebih dari $8.000. Hal ini mengindikasikan bahwa Indonesia harus meningkatkan kapasitas pembangkitnya untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi.

Indonesia yang kaya akan sumber daya memiliki banyak potensi EBT yang belum digali maksimal, seperti tenaga surya, air, angin, biomassa bahkan panas bumi, sehingga tugas bersama kita salah satunya adalah bagaimana dapat mengoptimalkannya.

Di beberapa negara dengan populasi besar seperti Tiongkok, memperbanyak pembangunan pembangkit Ultra Supercritical Coal Fired dan mengurangi pembangkit kapasitas <600 MW, merupakan pilihan yang terbukti dan andal untuk meningkatkan kapasitas, efisiensi dan mengurangi emisi, dimana hal ini dapat diterapkan di seluruh sistem kelistrikan Indonesia.

Novias menekankan pentingnya pengembangan teknologi transmisi yang memungkinkan adanya penyaluran energi yang terhubung antar pulau lewat jalur laut (Power Subsea Cable). “Teknologi transmisi yang cukup kompleks untuk mempercepat integrasi energi ini harus kita kuasai. Hutama Karya memiliki konsep gagasan Jalan Tol Listrik (Indonesia Power Super Highway), sehingga Indonesia sebagai negara kepulauan dapat mencapai pemerataan energi, dan dengan dukungan pembangkit listrik kapasitas besar, bukan tidak mungkin Indonesia bisa menjadi salah satu kekuatan ekonomi dunia, bahkan nantinya kita dapat mengekspor listrik di masa depan,” ujar Novias Nurendra.

Selain penguasaan terhadap inovasi dan teknologi baru, penting pula untuk mempercepat transisi energi yang berwawasan lingkungan. Hal ini termasuk dalam arah kebijakan energi nasional di mana pengembangan energi menjadi salah satu prioritas yang penting. Selain dengan mempercepat pemanfaatan pembangkit dengan sumber daya EBT, hal ini diarahkan agar dapat dilakukan dengan mengutamakan sumber daya energi setempat, terutama di daerah-daerah terpencil di Indonesia di mana banyak masyarakat belum memiliki akses memadai terhadap energi.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.