Igloo Hadirkan Asuransi Indeks Cuaca Berbasis Blockchain

Marketing.co.id  –  Berita Financial Services | Perusahaan insurtech regional Igloo baru saja meluncurkan produk Asuransi Indeks Cuaca berbasis blockchain pertama yang ditargetkan untuk para petani padi yang belum terlayani asuransi. Asuransi indeks adalah pendekatan baru dan inovatif untuk mengatasi risiko kerugian petani padi akibat bencana alam atau cuaca tidak menentu dengan menggunakan data indeks cuaca yang telah ditentukan sebelumnya.

Asuransi ini juga diharapkan mempermudah petani padi mendapatkan akses asuransi serta harga yang lebih terjangkau. Selain itu, asuransi berbasis blockchain ini memanfaatkan kontrak pintar (smart contract) yang dapat mengotomatisasi klaim berdasarkan tingkat curah hujan yang terjadi.

Igloo menghadirkan Asuransi Indeks Cuaca pertama kali di Vietnam dan bekerjasama dengan PVI Insurance, Vietnam Meteorological and Hydrological Administration (VNMHA), dan perusahaan reasuransi internasional, SCOR.

Baca juga: Asuransi Astra Bersama 12 Besar Finalis #AksiMudaIndonesia Siap Bawa Perubahan Berkelanjutan

Sebagai langkah awal, Asuransi Indeks Cuaca  telah melindungi lebih dari 5.000 hektar lahan di Vietnam dan ditargetkan untuk melindungi 50.000 hektar dalam beberapa musim ke depan melalui kerja sama dengan sejumlah perusahaan milik negara dan swasta. Vietnam merupakan salah satu dari lima negara pengekspor beras terbesar di dunia, dengan 95% hasil ekspor berasal dari wilayah Delta Mekong. Meski demikian, produksi pangan tidak lepas dari tantangan kondisi iklim yang kurang baik, seperti banjir dan perubahan pola curah hujan yang mampu menurunkan produksi para petani padi.

asuransi pertanian
Foto Mediatani

“Asuransi Indeks Cuaca kami membantu mengurangi resiko yang dihadapi petani padi akibat kondisi cuaca buruk dan merugikan. Produk ini memungkinkan proses penyelesaian klaim yang lebih cepat, sederhana, dan objektif, serta membantu memberikan kemudahan proses pembayaran, berdasarkan peristiwa yang terjadi dan metrik resmi yang dapat diakses publik,” papar Raunak Mehta, Co-Founder dan CEO Igloo.

Asuransi Indeks Cuaca menggunakan data curah hujan dari Vietnam Meteorological and Hydrological Administration (VNMHA) dan dipantau oleh Igloo, asuransi parametrik ini akan membayar kerugian berdasarkan kalkulasi yang telah ditentukan akibat cuaca atau bencana alam.

Selain itu, para petani juga dapat dengan mudah dan cepat mengajukan klaim tanpa perlu melakukan verifikasi individual, sehingga biaya transaksi lebih terjangkau. Pengaturan pembayaran klaim berbasis blockchain yang diberikan juga mampu meningkatkan transparansi dan konsistensi sehingga menciptakan sistem yang kredibel.

Baca juga: Para Menteri Keuangan dan Pertanian G20 Tegaskan Komitmen Atasi Tantangan Ketahanan Pangan Dunia

Di Indonesia, kondisi cuaca yang tidak menentu sering kali menjadi kendala bagi para petani padi. Data dari Dinas Pertanian, Tanaman Pangan, dan Hortikultura Sumatera Selatan menunjukkan bahwa Sumatera Selatan, sebagai daerah penghasil beras terbesar ke-4 di Indonesia, mengalami penurunan hasil padi hingga 1,7 ton pada 2021. Pola cuaca yang berubah-ubah hingga banjir yang sering menggenangi area pertanian menjadi faktor utama penyebab gagal panen.

Ke depannya, Igloo akan memperluas solusi asuransi Indeks Cuaca di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, sebagai negara penghasil beras terbesar ke-3 di dunia. Tingginya risiko akibat perubahan cuaca dan iklim yang tidak menentu diharapkan dapat teratasi dengan solusi Asuransi Indeks Cuaca  serta melindungi petani dari kerentanan finansial untuk menanam kembali.

Hingga saat ini, Igloo telah memfasilitasi lebih dari 300 juta polis di Asia Tenggara dan berencana untuk memperluas solusi perlindungan ke sektor yang belum terlayani asuransi dengan pemanfaatan teknologi yang canggih.

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.