Jakarta, 28 September 2018- BCA kembali akan menggelar “Indonesia Knowledge Forum” (IKF) Selasa-Rabu, 9 – 10 Oktober 2018 mendatang. IKF yang memasuki penyelenggaraan ke-7 ini akan mengambil tema “Fostering Innovation and Creating Value Through Digital Transformation” .
Sejumlah pembicara akan tampil dalam acara berkonsep Conference and Expo tersebut, antara lain Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Bambang Brodjonegor, CEO General Electric Indonesia Handry Satriago , Ekonom Agus Hermanto, Managing Director Nielsen Indonesia Agus Nurudin, Kepala Unit Pengelola Jakarta Smart City Setiaji, APJ Cloud Collaboration Evangelist CISCO, dan Direktur Blue Bird Noni Purnomo. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi akan menjadi pembicara kunci (keynote speaker).
Komisaris Independen BCA Cyrillius Harinowo, mengatakan perkembangan teknologi dan era digital mendorong sektor ekonomi untuk beradaptasi, termasuk industri perbankan. Masyarakat yang tersebar di 17 ribu pulau di Indonesia berkesempatan untuk mengakses ekonomi digital secara merata, sehingga ekonomi digital berpotensi untuk terus tumbuh berkembang.

Cyrillius menuturkan, transformasi digital yang dianut perusahaan-perusahaan besar turut menggairahkan generasi milenial untu berpacu dan berlomba dalam ide, inisiatif, inovasi, dan kreativitas. Semua ini katanya menjadi modal untuk menjadi seorang entrepreneur. “Dengan motivasi ini BCA menggelar IKF VII untuk memacu tumbuhnya kreativitas dan inovasi melalui transformasi digital secara berkesinambungan demi tercapainya Indonesia sebagai negara maju,” tutur Cyrillius dalam bincang-bincang menyambut IKF VII.
Sementara itu, pakar teknologi informasi Onno E W Purbo menyoroti belum adanya undang-undang untuk melindungi data pribadi di era digital. Padahal semua data dan perilaku keseharian masyarakat direkam oleh banyak perusahaan internet seperti Google, Facebook, dan WhatsApp. “Masyarakat harus hati-hati ketika men-download aplikasi di Playstore, pilihlah aplikasi yang sudah terverifikasi,” tandasnya.
Perihal data dan perilaku masyarakat yang tersimpan di banyak perusahaan internet, Kepala Unit Pengelola Jakarta Smart City Setiaji mengatakan pihaknya juga memanfaatkan data yang direkam berbagai perusahaan internet seperti Google. “Google menyimpan data masyarakat, kita juga mengambil data masyarakat di Google untuk mencari solusi yang dibutuhkan masyarakat,” tuturnya.