Iklan Berbahaya Bagi Masyarakat (II)

www.marketing.co.id – Iklan akan selalu menjadi topik yang menarik untuk saya. Bisa jadi karena latar belakang pendidikan dan pekerjaan saya, namun tidak bisa dipungkiri juga dikarenakan perdebatan dan isu-isu yang selalu melingkupi tema iklan. Di sini, saya membahas pernyataan-pernyataan yang beredar di sebagian penentang iklan dan saya memosisikan diri sebagai penentang opini mereka. Khususnya bagi para penentang iklan yang berkeinginan agar iklan dihilangkan dari kehidupan masyarakat.

Sedikit intermezzo, adu argumentasi ilmiah adalah salah satu cara terbaik menemukan kelemahan-kelemahan kita dalam berpikir dan tentu saja akan menjadi hal yang sangat baik jika kita dapat sesekali bertukar posisi antara pro dan kontra untuk satu tema yang sama. Kenapa? Karena memahami isu dari dua sisi menjamin pemahaman kita terhadap masalah.

Berikut ini adalah beberapa pernyataan dari penentang iklan.

Iklan mencuci otak masyarakat dan membatasi kemampuan mereka dalam mengambil keputusan. Pernyataan tersebut jelas cacat. Kemampuan seseorang dalam mengambil atau membuat keputusan sangat banyak dipengaruhi banyak hal selain iklan. Ambil contoh keluarga, sekolah, komunitas. Hal-hal tersebut jelas lebih berpengaruh terhadap kemampuan seseorang untuk berpikir dan mengambil keputusan.

Kenyataannya, justru iklan membantu seseorang dalam mengambil keputusan dengan lebih cepat dan lebih baik. Iklan muncul karena melihat ada kebutuhan di masyarakat terhadap informasi. Informasi itu adalah solusi terhadap masalah yang sedang mereka hadapi. Iklan mempermudah masyarakat dengan memberikan informasi mengenai solusi yang mereka perlukan.

Masyarakat tidak dapat menghindari iklan yang tidak diinginkan. Apakah pernyataan tersebut benar? Pertama-tama harus kita sadari bahwa banyak media (contoh: media hiburan) kita konsumsi secara gratis. Kita juga wajib mengetahui kalau ada biaya yang timbul di sisi pemilik media karena menyediakan hiburan yang juga memiliki tujuan menciptakan interaksi antara konsumen potensial dengan perusahaan (baca: iklan).

Adanya biaya ini menjadi hal yang harus dihargai si media dengan nilai tertentu. Jika tidak, si media tidak akan hidup. Hal ini sudah menjadi metode arus kas yang umum dan stasiun TV adalah salah satu contoh terbaik.

Lebih lanjut lagi, manusia dengan kelima panca inderanya selalu menerima informasi secara konstan. Tidak peduli itu iklan atau hal lainnya. Dengan kata lain, kita sebagai manusia memang selalu dikelilingi informasi, meski kita tidak menginginkannya.

Terlepas dari pembahasan mengenai dua pernyataan di atas, iklan adalah industri dengan nilai mencapai skala trilyun rupiah. Skala tersebut secara otomatis menjadikan keberadaan industri iklan sangat penting dalam dunia ekonomi. Karenanya, akan jauh lebih baik bagi para penentang iklan memahami hal ini dan memberikan solusi yang baik dari setiap pernyataan yang telah mereka keluarkan. (Andika Priyandana – Dosen Pemasaran di Prasetiya Mulya Business School)

 

This article powered by eXo Digital Agency. eXo is a digital media agency serving local and international brands ranging from SME (small and medium enterprises) to multinational companies from various industries. We are an all-round agency with tremendous experience in digital activation, social media, search engine marketing, interactive game, web and software development.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.