Iklan dan Promo dalam Dunia Sarat Data

Di tengah pasar yang semakin ramai, semakin banyak promo yang tidak tepat sasaran. Selain membuat gerah banyak orang, tentu ini juga memengaruhi masa depan dunia periklanan secara keseluruhan.

iklan dan promo

Marketer dituntut semakin cerdas dalam beriklan dan berpromosi, terutama dalam era digital yang kaya akan data dan informasi seperti sekarang ini. Di dalam ledakan belanja online (e-commerce) yang jelas berbeda dari kondisi brick-and-mortar dulu, kini semakin banyak konsumen yang melakukan window shopping, alias melihat tanpa membeli. Definisi “belanja” sudah lama bergeser dari yang harus membeli menjadi hanya melihat-lihat saja.

Itu terjadi karena pasar kian ramai, hampir semua industri menjadi red ocean, dan informasi terbuka bebas bagi siapa saja dan di mana saja. Perilaku konsumen pun terus berubah dan tak bisa ditebak. Konsumen jadi semakin bebas memilih, semakin sering melihat-lihat namun tidak membeli. Mereka lebih sering mencari sebanyak mungkin pilihan, dan loyalitasnya terhadap suatu produk semakin sulit untuk dipertahankan.

Dalam industri dan kondisi pasar seperti ini, jika dunia periklanan masih mempertahankan strategi sebar merata, tak kenal arah, dan tidak tepat sasaran, maka bukan tidak mungkin konsumen akan balik memblokir Anda dan menganggap Anda tak lebih dari sekadar spammer. Jika perusahaan sudah memasuki pasar, media, sekaligus channel digital, dan bagi mereka yang target dan kondisi pasarnya sudah berada di luar lingkup tradisional atau brick-and-mortar, perusahaan tentu harus melakukan perubahan strategi promosi.

Dalam konvensi tahunan American Academy of Advertising di Seattle, dilaporkan hasil studi bahwa konsumen menentukan value dari promosi/iklan yang mereka terima berdasarkan seberapa banyak informasi sekaligus hiburan yang bisa mereka serap, seberapa tingkat relevansinya dengan mereka, dan semuanya itu dikurangi dengan kadar “ketidaknyamanan” yang mereka alami akibat melihat iklan tersebut.

Segala iklan yang menggunakan telepon dan internet dianggap sangat mengganggu kenyamanan. Dengan semakin banyak channel dan media yang tersedia, tentu strategi yang dipakai pun harus disesuaikan.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.