Iklan Terselubung (1)

www.marketing.co.id – Anda suka nonton film? Jika iya, Anda mungkin teringat beberapa adegan film yang menampilkan merek produk tertentu, baik dengan sengaja maupun tidak. Film memang sudah menjadi media yang banyak “ditumpangi” oleh produk bermerek sejak lama. Strategi ini biasanya dikenal sebagai product placement atau ada juga yang menyebutnya sebagai embedded marketing. Sebenarnya tidak hanya film yang bisa dimanfaatkan oleh strategi product placement ini. Tapi, pada kesempatan ini kita akan coba membahas dari sisi perfilman.

Product placement sebenarnya adalah suatu bentuk periklanan, dimana produk atau jasa bermerek ditempatkan dalam konteks yang biasanya justru bebas dari iklan, misalnya film, video musik, alur cerita dari acara pertunjukan di televisi, atau program berita. Product placement itu sendiri tidak diungkapkan saat produk atau merek ditampilkan. Jadi, kesannya seperti iklan atau promosi terselubung.

Cara menempatkan produk di dalam film pun sangat variatif. Tentu ini disesuaikan dengan adegan di dalam film dan juga segmen penonton film. Ada produk yang ditampilkan secara terang-terangan dan disertai dengan dialog si bintang film, sehingga terkesan terang-terangan seperti promosi. Ada juga merek yang begitu sering ditampilkan dalam banyak adegan pada suatu film, sehingga penonton pun bertanya-tanya apakah film ini sengaja mengiklankan produk itu atau tidak.

Hal yang menarik adalah dalam suatu film, pastilah ada banyak properti di dalamnya. Mulai dari setting lokasi beserta semua objek yang tertangkap oleh kamera. Maka mustahil jika setiap objek yang tampil pada suatu film harus disamarkan agar tidak menampilkan merek. Jadi, jika ada film yang menampilkan suatu produk atau merek, apakah kita lantas bisa mengasumsikan strategi product placement sedang beraksi?

Baik secara disengaja maupun tidak, setiap produk atau merek yang tampil di film pastilah akan terekspos oleh penonton. Apakah produk atau merek tersebut diuntungkan atau dirugikan akibat terekspos? Itu pasti tergantung dari adegan yang ada pada film tersebut. Walaupun adegan berupa kecelakaan seperti peristiwa tabrakan mobil pada film action, penonton bisa mempunyai kesan tersendiri pada produk mobil yang tampil di film tersebut. Misalnya, “Wow, walaupun sudah tabrakan dan terbalik berkali-kali, mobil itu masih bisa jalan.”

Satu lagi hal yang menarik, semakin terkenal suatu produk, nampaknya semakin banyak film yang memakai produk tersebut sebagai properti dalam adegannya. Ini terjadi terutama pada produk-produk yang menyasar segmen lifestyle, seperti produk teknologi, minuman, mobil mewah, perhiasan, fashion, dan lain-lain. Jadi, kadang setelah nonton film, penonton pun bingung, produk atau merek yang mereka lihat di film itu memang sengaja sedang diiklankan oleh si empunya merek atau hanya kebetulan saja sedang digunakan sebagai properti film.

Anda bisa mengamati salah satu contoh fenomena ini pada dua film yang dirilis tahun 2011, berjudul The Girl with the Dragon Tattoo dan Mission Impossible (MI): Ghost Protocol. Jika pernah menonton kedua film itu, Anda mungkin ingat seberapa sering kedua film tersebut menampilkan produk Apple dalam setiap adegan. Pada film MI: Ghost Protocol, produk Apple yang sering ditampilkan adalah iPhone, sedangkan pada film The Girl with the Dragon Tattoo, produk Apple yang ditampilkan adalah MacBook.  Bersambung …

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.