Industri Game, Pasar Lama Peluang Baru

industri game
Photo: Reuters/Jessica Rinaldi

Industri game memang mengalami perubahan yang cukup drastis dari dulu hingga sekarang.

Industri game mempunyai pasarnya sendiri, mulai dari para gamer kasual hingga fanatik (hardcore).

Industri game dinilai selalu bisa meramaikan pasar yang sedang lesu dan bahkan menciptakan pasar baru plus peluang baru.

Kebiasaan bermain dulunya dimulai dari pemain single player (satu pemain), multiplayer (lebih dari satu pemain), dan LANgaming (banyak pemain dalam satu jaringan tertutup).

Sejak munculnya Internet, permainan pun merambah ke ranah online, hingga social di mana jumlah pemain menjadi tak terbatas.

Para gamer yang dulunya bermain solo, kini sudah semakin social. Sekarang gamer tak lagi terkesan asyik dengan dunianya sendiri.

Mereka terdorong untuk semakin bersosialisasi dengan orang lain dan semakin terlibat dengan aktivitas tertentu.

Bagusnya lagi, game serta semua mekanismenya bisa diterapkan untuk menciptakan strategi branding yang ampuh untuk mendongkrak brand perusahaan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu.

Game dan mekanismenya sangat bisa melibatkan begitu banyak massa konsumen, sekaligus menggerakkan mereka untuk berbuat aksi yang nyata.

Suatu pesan merek bisa dialirkan dengan lebih halus tanpa terkesan hard-selling melalui mekanisme game.

Pesan itu pun bisa melekat lebih lama dan lebih kuat di benak konsumen karena tak ada unsur paksaan dalam penanaman sekaligus pencernaan pesan.

Sebaliknya, konsumen merasa senang (fun) plus menikmati segala aktivitas dan konten yang disuguhi oleh suatu merek.

Sejalan dengan perkembangan industri gaming, strategi brandingpun berkembang, bahkan lebih penting dari marketing itu sendiri.

Branding-lah kini yang men-drive marketing. Dulu memang marketing yang men-drive branding, tapi kini situasinya terbalik.

Mengapa demikian? Jawabannya simple, karena branding adalah strategi untuk membangun dan mengembangkan merek.

Merek adalah aset terpenting bagi perusahaan. Merek yang kuat bisa melakukan hampir apapun. Branding bergerak lebih pada level strategic, sedangkan marketing lebih ke arah eksekusinya.

Selamat datang dalam branding generasi ketiga. Pada generasi pertama, brand hanya berbicara dan terus berbicara kepada konsumen.

Pada generasi kedua, komunikasi mulai berjalan dua arah dan merek mulai peduli dengan persepsi atau pendapat konsumen terhadap merek.

Nah, pada branding generasi ketiga, merek dengan konsumen harus berkolaborasi dan terlibat bersama dalam menciptakan value bagi pasar.

Game dan semua mekanismenya adalah tools yang paling ampuh untuk bisa melibatkan pasar dan menggerakkannya. Game paling bisa menciptakan suatu kolaborasi antara suatu merek dengan para konsumennya.

Kini para game developer mempunyai pasar baru dan peluang baru yang sangat ranum untuk digarap.

Sebaliknya, perusahaan dan korporasi kini membutuhkan karya dan kreativitas para game developer untuk aktivitas branding mereka, khususnya branding dalam generasi ketiga saat ini. (YM)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.