Ini Prinsip Jokowi dalam Melayani Publik

jokowi02

Jokowi terkenal sebagai Gubernur yang dekat dengan masyarakat. Tak seperti kebanyakan pejabat yang senang dilayani, ia justru memiliki semangat untuk melayani masyarakat. Hal ini mungkin karena ia adalah sebelumnya juga seorang pengusaha. Ia tahu betul betapa pentingnya layanan dalam merangkul pelanggan dan masyarakat.

Dalam Seminar Hari Pelanggan Nasional yang diselenggarakan pada 28 Agustus lalu, ia berbagi kiat dan pengalaman dalam melayani. Selain Jokowi hadir pula beberapa pembicara yang juga ikut berbagi tentang pengalaman dan tips dalam melayani pelanggan. Berikut ini kata mereka:

Joko Widodo – Gubernur DKI Jakarta

Bangun hubungan pribadi

Sebelum menjadi Gubernur yang sering dielu-elukan warganya, Jokowi juga pernah menjadi pebisnis. Ia mengaku, ketika itu, membangun hubungan pribadi dengan konsumen sangatlah penting, terutama dengan konsumen besar. “Mereka harus ditemani ke manapun. Sayang jauh – jauh datang dari Eropa kalau sampai sini direbut kompetitor,” tukasnya.

Hal tersebut juga diterapkannya ketika menjadi Walikota Solo serta Gubernur Jakarta yang saat ini dijabatnya. Melakukan blusukan ke daerah – daerah terpencil adalah salah satu cara membangun hubungan pribadi. “Kalau sering ketemu, berbagai problem jadi ketahuan, masalahpun bisa diatasi,” kata pria yang pernah dinobatkan sebagai walikota terbaik ketiga di dunia itu.

Berbagai strategi marketing tidak akan berguna bila konsumen tidak nyaman dengan perusahaan Anda, baik dari segi produk, pelayanan, atau hubungan yang membentuk kepuasan konsumen.

Handi Irawan CEO Frontier Consulting Group

“Budayakan keramahan”

Menurut Handi Irawan, memperlakukan konsumen serta bawahan dengan ramah akan berimbas balik kepada produk dan perusahaan. Di internal, perusahaan akan tertanam budaya ramah melayani pelanggan. Sedangkan untuk eksternal, konsumen akan senang dengan sikap ramah para pekerja, dan menanamkan image positif.

 “Mengapa pertumbuhan industri di Jepang sangat tinggi? Menundukkan kepala (ramah/menghormati) pada siapapun sudah menjadi budaya negara tersebut,” ucap pria yang dijuluki sebgai konsultan dengan segudang ide.

Sunny SetiawanDirector Store Operations Matahari Departement Store

Customer is the real boss

Dalam penjualan, nilai konsumen lebih tinggi ketimbang bos itu sendiri. Karena konsumenlah yang mempengaruhi penjualan hingga menghasilkan gaji karyawan. Untuk itu, Matahari menerapkan jurus, kepentingan konsumen diatas segalanya.

“Costumer klo nggak suka itu biasanya pendendam dan membicarakan kejelekan kita kepada rekan – rekannya. Customer sebenarnya the real boss,” tutur wanita yang juga bertugas sebagai Liaison Officer Perseroan untuk IGDS (Intercontinental Group of Department Stores).

Nathalya Wani SabuHead Halo BCA

Happy team, happy customer.

Sebelum membahagiakan pelanggan, Anda harus membahagiakan tim Anda dulu. Jadi mengenal bawahan sangat penting. Menurut Wani Sabu, Generation Y (kelahiran 80 – 90an) sangat senang dengan komunitas, kompetisi, keindahan, dan kenyamanan. Untuk itu, berbagai kompetisi tak serius kerap diadakan, suasana kantor juga dirombak senyaman dan seindah mungkin, serta membuat komunitas pada ruang lingkup internal perusahaan (komunitas musik, dance, atau olahraga). Karyawan juga diberi beberapa achievement, salah satunya boleh datang telat atau pulang cepat ketika ulang tahun, dan memberi bonus bagi mereka yang berkompeten.

“Know your customer, know your team. ‘Happy team happy customer’ adalah inti dari the power of service,” jelas wanita yang menghantarkan Halo BCA sukses mendulang enam medali emas dalam kejuaraan Contact Center World Awards APAC 2013.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.