Ini yang Dilakukan IPCC Untuk Jadi Terminal Kendaraan Kelas Dunia

Marketing.co.id  –  Berita Marketing | PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk dengan kode saham “IPCC”, kini telah berkembang pesat di usianya yang akan menginjak ke-10. Merger Pelindo pun membawa angin segar untuk bisnis IPCC menuju terminal kendaraan kelas dunia.

Pada 1 Oktober 2021 lalu Pemerintah menggabung empat Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Layanan Jasa Pelabuhan, yaitu Perusahaan Perseroan (Persero) PT Pelabuhan Indonesia I, Perusahaan Perseroan (Persero) PT Pelabuhan Indonesia III, dan Perusahaan Perseroan (Persero) PT Pelabuhan Indonesia IV, melebur kedalam Perusahaan Perseroan (Persero) PT Pelabuhan Indonesia II.

“Berdasarkan roadmap IPCC 2020-2024. Tahun 2022 ini, IPCC mengusung tema strategis korporasi Growth Through Integration dengan penekanan pada standarisasi kegiatan operasional di seluruh wilayah/terminal yang dikelola, integrasi Key Account Management dengan mengimplementasikan customer service center yang menjadi garda terdepan pelayanan. Kami juga melakukan optimalisasi aset yang dikelola untuk menciptakan berbagai peluang bisnis bagi IPCC” Ujar Rio T.N Lasse, Direktur Utama IPCC di Jakarta (7/5).

Baca juga: Hybrid Integration Utilities Mampu Tingkatkan Performa Kerja Kepelabuhan Indonesia

IPCC yang sudah menjadi perusahaan publik sejak tahun 2018, merupakan anak perusahaan BUMN pemegang otoritas bisnis pengelolaan pelabuhan-pelabuhan terminal kendaraan di wilayah PELINDO. Pasca merger PELINDO, tahun ini telah memperluas layanan di hampir semua pelabuhan utama di Indonesia.

Pelabuhan IPCC di Tanjung Priok, Jakarta Utara
Pelabuhan IPCC di Tanjung Priok, Jakarta Utara

Di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, IPCC menyediakan lahan hingga lebih 31 hektar yang mampu memuat lebih 1 juta kendaraan sebelum proses ekspor, maupun parkir sementara maksimal satu bulan setelah kedatangan impor. Selain di pelabuhan Tanjung Priok, IPCC juga telah memberikan layanan di pelabuhan Belawan, Panjang Lampung, Gresik, Surabaya, Pontianak, dan Makasar

Untuk menuju terminal kendaraan kelas dunia, langkah-langkah strategi yang dilaksanakan IPCC pada tahun 2022 memfokuskan pada 4 hal yaitu integrasi, ekspansi, digitalisasi, dan koordinasi. Dalam hal integrasi, perusahaan akan mewujudkan layanan terintegrasi “beyond the gate”, termasuk: standarisasi operasional, Key Account Management (KAM), dan unlock idle assets.

Selain itu juga melakukan integrasi data dan layanan untuk memastikan kelancaran dari “Flow of Goods-Data-Money”. Sebagai bagian strategi integrasi ini, IPCC akan mengembangkan dan menerapkan proses bisnis secara konsisten.

Dalam hal ekspansi, Rio menambahkan bahwa IPCC akan mengoperasikan terminal kendaraan/roro yang layak secara komersial di area PELINDO. Kemudian akan melakukan ekspansi bisnis kepelabuhanan terkait lainnya yang layak secara komersial dan “future ready” secara organik ataupun anorganik. Hal lainnya dalam hal ekspansi adalah mewujudkan sinergi grup PELINDO, dimana IPCC berperan sebagai operator bisnis.

Rio T.N Lasse, Direktur Utama IPCC
Rio T.N Lasse, Direktur Utama IPCC (kanan)

Strategi penting lainnya untuk menjadi IPCC menuju terminal kendaraan berkelas dunia adalah terus beradaptasi dengan perkembangan zaman khususnya era digital. Maka percepatan implementasi digitalisasi mutlak dilakukan diberbagai layanan. Kemudian implementasi jaringan IT yang telah menyesuaikan dengan masterplan diseluruh wilayah kerja IPCC. Selain tentunya penjajakan implementasi analytics, big data & business intelligence untuk mendukung bisnis masa depan.

“Bagi kami digitalisasi ini tidak hanya menyangkut teknologi, namun juga cara baru untuk merangkul pelanggan. Hal ini meliputi pengembangan teknologi, pembangunan sumber daya manusia dan proses perbaikan yang terus menerus IPCC lakukan”, tambah Rio.

Menyinggung alokasi anggaran untuk digitalisasi, Rio mengatakan perusahaan tidak selalu menetapkannya dalam belanja modal tahunan (capital expenditure). Alasannya karena digitalisasi dapat dikerjasamakan dengan pihak ketiga.

“Karena trennya data bisa disimpan di cloud, menggunakan aplikasi open source, software as services atau berlangganan. Kita akan membuat keseimbangan antara CAPEX atau berlangganan. Untuk CAPEX tidak terlalu besar, tahun ini sekitar 5 miliar rupiah,” ungkap Rio

Pelanggan Utama dan Mitra Lokal

Saat ini hampir 800 ribu mobil dan alat berat ekspor dan impor dilayani IPCC setiap bulannya. Hampir semua pabrikan terkenal seperti Toyota, Honda, Suzuki, Hyundai, Mitsubishi, Isuzu, Ford dan lain-lain telah mempercayakan pengurusan pengiriman kendaraan mereka melalui fasilitas IPCC. Layanan ini untuk tujuan domestik antar pulau/kota di Indonesia, maupun untuk tujuan ekspor ke luar negeri. IPCC juga terus meningkatkan layanan fasilitas bongkar-muat kendaraan mobil, suku cadang, dan alat berat seperti truk, traktor dan bus untuk tujuan ekspor maupun impor.

“Dengan mempercayakan semua proses bongkar muat dari kegiatan ekspor impor kendaraan kepada kami, akan menjamin proses loading-uploading di pelabuhan lebih efisien, aman, cepat dan terjamin. Karena semua peralatan di sini telah menggunakan alat yang serba otomatis dan tercanggih saat ini. Dan semua sistem layanan telah terdigitalisasi sehingga lebih efisien, akurat dan akuntabel,” tambah Rio.

Baca juga: Pendapatan dan Laba Bersih IPCM) Tumbuh Positif di Triwulan Pertama 2022

Pada kesempatan tersebut Rio juga sempat menyinggung, bahwa sedang membicarakan peluang bisnis ke depan dengan salah satu mitra lokal, yakni Kalla Group. Kerja sama lain yang sedang dijajaki dengan sesama perusahaan BUMN, Pelni.

“Karena Pelni ke depan akan didorong aspek komersial khususnya di Indonesia Timur. Jadi Indonesia Timur mesti kita unlock potensinya, kita akan membantu kelancaran distribusi barang dan menekan logistic cost, sehingga ekonomi Indonesia Timur bisa berkembang lebih baik,” paparnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.