iPad kah yang Akan Menjadi Penyelamat Media Cetak?

www.marketing.co.id – Untuk kesekian kalinya media cetak mengalami cobaan berat. Setelah sebelumnya sempat sempoyangan digempur industri penyiaran TV dengan kekuatan visualnya, kini giliran gelombang revolusi digital yang mengabarkan lonceng kematian. Untungnya ada Apple yang dengan iPad-nya telah mengubah model bisnis media cetak.

Dari mana Anda biasanya mengakses informasi atau berita? Kalau pertanyaan ini kita lontarkan kepada anak-anak muda zaman sekarang, barangkali jawaban paling dominan berturut-turut adalah internet, televisi, atau peranti mobile seperti ponsel. Media cetak seperti koran atau majalah barangkali berada di urutan paling akhir, atau malah tidak disebut sama sekali. Itulah ironi bagi media cetak di era digital. Anak-anak muda yang tumbuh dalam era digital menganggap media cetak sebagai barang kuno dan tidak praktis. Tidak peduli betapa bernilai informasi yang disajikannya.

Kondisi tersebut hampir merata di seluruh belahan dunia, bukan hanya di negara-negara maju seperti AS dan negara-negara Eropa, tapi juga negara berkembang seperti Indonesia. Pantas saja jika Phillip Meyer, seorang penulis buku berjudul The Vanishing Newspaper meramalkan koran terakhir yang terbit adalah pada April 2040.

Bukan menakut-nakuti industri media cetak, kematian media cetak bisa jadi lebih cepat dari yang diramalkan Phillip. Indikasinya, makin banyak saja masyarakat yang mengakses media cetak (koran, tabloid, atau majalah) melalui perangkat elektronik seperti laptop, ponsel, dan iPad. Yang disebut terakhirlah yang saat ini tengah menjadi tren di masyarakat kita.

Kehadiran iPad yang diperkaya dengan konten informasi dari media massa telah mengubah cara masyarakat mengonsumsi media. Untuk membeli/berlangganan media cetak, mereka kini tidak perlu lagi datang ke agen-agen atau loper, cukup berlangganan melalui iPad. Pembayarannya pun tidak lagi konvensional secara tunai, tapi secara elektronik melalui kartu kredit.

Berlangganan media massa melalui iPad bukan hanya lebih praktis, tapi juga terkesan futuristik, dan tentunya lebih keren. Cara membacanya tidak ribet, Anda tidak perlu membolak-balik helai demi helai halaman koran/majalah. Semua dilakukan hanya dengan menyentuhkan jari Anda ke layar iPad. Itu baru dari cara membaca.

Keuntungan lainnya, pengguna tidak perlu dipusingkan dengan tumpukan koran/majalah lama yang cuma menjadi sampah di gudang di rumah. Jika Anda ingin membaca lagi, Anda tidak perlu mencari-cari lagi di gudang, karena semua edisi majalah yang telah Anda beli tersimpan secara elektronik di iPad. Kebetulan tren seperti ini sejalan dengan isu lingkungan yang antara lain mengedepankan hemat kertas (paperless).

Seperti diingatkan begawan marketing dan manajemen, mendiang Peter F. Drucker, bisnis harus peka terhadap perubahan perilaku konsumen dan tujuan bisnis adalah untuk menciptakan pelanggan. Jika media massa tidak ingin ditinggalkan pembacanya, maka digitalisasi menjadi keharusan. Tren itulah yang kini tengah mengemuka akhir-akhir ini.

Media massa ramai-ramai menyerbu iPad. Tak urung media massa besar seperti Kompas yang telah memiliki infrastruktur digital mapan tergoda masuk iPad. Kompas menggunakan iPad sebagai saluran digital sejak 2 Juli 2010, dan menjadi koran pertama di Asia yang nongol di iPad. Mau tahu berapa biaya langganan aplikasi Kompas iPad? Pelanggan hanya dipungut Rp 50.000 untuk berlangganan sebulan, atau jika memilih berlangganan langsung satu tahun cukup membayar Rp 500.000. Sebagai benefit, pelanggan mendapatkan fitur KOMPASCetak.com, KOMPAS ePaper, dan KOMPAS Reader. Paket berlangganan ini lebih murah ketimbang berlangganan versi cetak yang harganya Rp 3.500 per edisi atau Rp 78.000 sebulan.

Dengan menggunakan aplikasi Kompas iPad, pembaca bisa menikmati konten yang jauh lebih bervariasi dengan tampilan foto-foto yang lebih menarik serta suguhan video. Media massa lain yang telah masuk iPad adalah majalah MARKETING. Majalah MARKETING mengenakan biaya berlangganan sekitar USD 1,9 AS atau Rp19.000 per edisi. Harga ini jauh lebih murah dari harga versi cetaknya, Rp34.500.

Saat ini, sudah puluhan media massa nasional yang memperkuat diri dengan aplikasi iPad. Selain dua media massa di atas, media massa lainnya adalah majalah Tempo, Info Bank, Esquire, Eksekutif, Globe, dan tabloid Cek and Ricek. Bahkan, beberapa free magazine pun sudah masuk iPad. Biaya berlanggan yang ditawarkan rata-rata lebih murah dari versi cetaknya. Jangan heran jika majalah mendominasi iPad, karena aktivitas membaca majalah kini sudah menjadi bagian dari gaya hidup kelas menengah ke atas.

Seperti dituturkan pengamat IT, Eko Indrajit, salah satu keunggulan Apple, produsen ini menawarkan produk dan platform yang menguntungkan semua pihak, tidak hanya Apple semata. Ini yang tidak bisa diberikan Bill Gates dengan Microsoft-nya. “Apple mengajak semua orang untuk kaya,” begitu selorohnya.

Apple dengan produk iPad-nya mengundang para pengembang untuk menciptakan konten dan aplikasi. Mereka pun berlomba-lomba menciptakan aplikasi dan konten semenarik mungkin, karena mereka akan mendapatkan bagian dari setiap konten dan aplikasi yang diunduh para pengguna. Jadi, tidak hanya Apple yang mengambil keuntungan.

Begitu pun yang berlaku pada kasus media cetak. Tiga pihak, yakni pengelola media, Apple, dan perwakilan Apple di Indonesia mendapatkan porsinya masing-masing sesuai kesepakatan. Jadi, semuanya happy, termasuk konsumen yang mendapatkan paket harga berlangganan lebih murah.

Pertanyaannya adalah, mampukah pengelola media meraih pelanggan yang lebih banyak? Secara teori iya, karena harga berlangganan sudah terpangkas. Masalahnya, harga perangkat iPad masih tergolong mahal. Kita masih menunggu gadget-gadget sejenis iPad yang lebih murah, sehingga lebih banyak lagi segmen masyarakat yang mengakses informasi lewat perangkat digital.

Satu hal yang tidak bisa dihindari, media cetak mesti go digital jika ingin bertahan, dan Apple sudah membuka pintu lebar-lebar. Apple dengan iPadnya telah mengubah wajah media cetak dan memberi pengalaman baru dalam mengonsumsi media. (Tony Burhanudin)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.