Jenius di IT, Smart di Marketing

Rahasia sukses Microsoft Coorporation adalah kekuatan tim marketingnya yang andal. Apakah benar begitu?

 

Sulit dibantah kalau Bill Gates adalah tokoh bisnis yang fenomenal. Ia termasuk jajaran orang terkaya sedunia dan semua itu diraihnya dalam usia yang terbilang muda. Kekayaannya mencapai 56 miliar dollar AS (sekitar Rp 513,7 triliun). Jumlah ini setara dengan  71% total anggaran pendapatan negara Indonesia!

 

Ditambah lagi, otaknya termasuk di atas rata-rata alias genius. Konon, keistimewaan-keistimewaan ini membuat spermanya menjadi “yang paling dicari”.

 

Ia lahir dengan nama William Henry Gates III pada 28 Oktober 1955. Bill adalah anak kedua dari tiga bersaudara dalam keluarga yang status sosialnya terkemuka di Seattle, Washington.

 

Ayahnya seorang pengacara yang cukup berpengaruh di kota itu. Sedangkan ibunya seorang guru yang aktif dalam berbagai kegiatan amal. Sejak kecil Bill memang cerdas, tetapi dia terlalu penuh semangat dan cenderung sering mendapatkan kesulitan di sekolah. Ketika Bill berumur sebelas tahun, orangtuanya memutuskan untuk membuat perubahan dengan mengirimnya ke Lakeside School—sekolah bergengsi khusus untuk laki-laki.

 

Bill kuliah di Harvard University, namun tidak selesai dan memilih menekuni bisnis peranti lunak komputer. Saat itu, ia yakin komputer akan menjadi kebutuhan bagi banyak sisi kehidupan. Pandangannya ke depan inilah yang membedakan antara orang biasa dan seorang visioner.

 

Kisahnya di jagad software bermula saat ia bersama temannya, Paul Allen,  membuat program Altair BASIC yang terinspirasi dari program BASIC. Sebuah bahasa komputer yang bisa dipakai dalam sistem MS-DOS. Versi buatan kedua orang ini kemudian dinamakan Microsoft BASIC, keluaran Microsoft Coorporation yang didirikan pada tahun 1975.

 

Ada sekelumit cerita kontroversi di balik kesuksesan Bill Gates, terutama menyangkut program MS-DOS. Program ini menghasilkan kekayaan yang berlimpah. Menurut sejarah, sistem dari program itu bukan berasal dari perasan otaknya sendiri. Ketika itu, Microsoft Corporation masih belum besar. Kemudian tersiar kabar bahwa IBM akan memproduksi personal computer (PC) secara massal. Namun, IBM belum memiliki program yang compatible untuk PC ini.

 

Bill Gates dan Microsoft Corporation saat itu membeli sebuah program dari  Seattle Computer bernama x88. Saat membeli, Microsof tidak memberi tahu bahwa mereka terikat dengan IBM. Setelah mendapatkan program ini, Microsoft lalu menjualnya ke IBM dengan harga tinggi. Dari sinilah awal Bill Gates mendapatkan uang jutaan dollar dan menjadikannya orang terkaya pada usia 31 tahun. Di sisi lain, nama Microsoft Corporation pun melangit.

 

Akan tetapi, di luar kontroversi itu, Bill tetap menunjukkan kejeniusan dan kejelian seorang marketer. Ini dibuktikan dengan hal kecil, seperti pilihan nama bagi program-programnya. Sebagai contoh, Windows. Nama ini sangat sederhana dan membumi bagi orang manapun. Sekarang Windows menjadi sebuah sistem operasi yang dibuat Microsoft dan hampir semua komputer di dunia menggunakannya.

 

Microsoft tak hanya sangat berhasil membuat merek Windows menjadi yang paling favorit di dunia. Ia juga mampu menjadikan sistem ini memberikan benefit yang belum tertandingi dengan yang lain. Baik dari segi kemudahan maupun kelengkapan aplikasinya. Contoh lain adalah Microsoft Office dan Microsoft Word. Dua nama tempelan itu, “kantor” dan “kata”, begitu mudah diingat orang karena merupakan kata yang wajar dijumpai dalam keseharian.

 

Ada pula pendapat mengatakan bahwa sebenarnya teknologi yang dikeluarkan dari dapur Microsof itu biasa saja. Kekuatan perusahaan ini justru terletak pada kecanggihan marketingnya. Berbekal nama besar Microsoft banyak program akan laris terjual di pasaran. Padahal, tidak ada yang tahu berapa produk buatan sendiri, serta berapa produk yang dibeli dari perusahaan lain dan kemudian dimaklon dengan embel-embel made by Microsoft.

 

Keandalan tim marketingnya juga teruji ketika mereka meluncurkan produk yang menggunakan nama asing untuk orang awam, tapi pas untuk maniak IT, yaitu SQL Server. Segmentasi produk ini memang ditujukan pada mereka yang sudah lama menyukai dan menekuni IT. Sehingga, ketika dipasarkan para penggiat IT pun mudah menyebutnya.

 

Usahanya memasarkan software produknya pun diimbangi dengan keberanian dalam melakukan ekspansi pasar. Ia tak segan-segan membuka kantor-kantor cabang di berbagai kota di seluruh dunia. Saat ini, Microsoft Corporation menancapkan kukunya di hampir 110 negara dan memperkerjakan sekitar 80.000 karyawan.

 

Saking mengguritanya jejaring bisnis Microsoft, pada tahun 1990-an pemerintah AS menghukum perusahaan ini karena dianggap telah melakukan praktik monopoli. Salah satunya, monopoli penggunaan Internet Explorer pada sistem Windows. Bahkan, tak urung pemerintah Indonesia “harus” menandatangani kontrak pengadaan software untuk keperluan kantor pemerintahan dengan korporasi ini. Presiden SBY sendiri yang sowan ke pusat imperium IT ini.

 

Padahal, di negara kita gelombang ide menggunakan sistem open source sudah membesar. Pelopornya pun Menristek. Tapi, apa mau dikata, kemahiran pedagang Microsoft telah meluluhkan gagasan itu. Sehingga, sekarang ini semua komputer pemerintah harus menggunakan software Microsoft.

 

Sebagai pribadi, Bill Gates cukup dermawan. Bersama istrinya, Melinda French yang dinikahinya pada 1 Januari 1994, ia melakukan berbagai kegiatan amal. Mereka berdua mendirikan Bill & Melinda Gates Foundation yang mendukung upaya perbaikan kesehatan global dan pendidikan.

 

Terhitung mulai Juli 2008, Microsoft mengumumkan terjadinya transisi Bill Gates “meninggalkan” perusahaan ini. Dari semula menjabat CEO, Gates sepenuhnya akan menjadi Chairman saja.

1 COMMENT

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.