Jiwa Melayani Adalah Harga Mati di Bisnis Ritel

bisnis ritel carrefour layananBaru-baru ini, GfK mengeluarkan data mengenai kepuasan konsumen di sektor keuangan, telekomunikasi, ritel, dan bisnis lainnya. (Baca: Kepuasan Konsumen di Sektor Telco, Perbankan dan Ritel Menurun).

Dalam kondisi seperti itu, tak sedikit ritel – besar maupun kecil- harus berjuang lebih keras lagi. Pasalnya, jika kehilangan fokus dan kontak dengan konsumen, ritel dapat dengan mudah kehilangan pasar. (Baca: Bisnis Ritel Bakal Mati)

Pasar terus bergerak, hal itu menuntut semua merek harus dapat terus merespon demi menjaga ekspektasi pelanggan.

Satria Hamid, Head of Public Affairs, PT Trans Retail Indonesia (Carrefour) saat berbincang dengan Majalah Youth Marketers, mengatakan bahwa ritel merupakan bisnis yang sangat dekat dengan konsumen.

Menyadari akan hal itu, Carrefour mengharuskan setiap konsultan (sebutan untuk SPG) untuk selalu dekat dan melayani konsumen dengan baik.

Misalnya ketika konsumen datang ke toko, konsultan harus menyapa, mencari tahu kebutuhan, dan membuat konsumen nyaman ketika berada di dalam toko. (Baca: Tren Ritel 2014)

“Kami terus berusaha membuat suasana toko nyaman , mulai dari tempat parkir, masuk lobby, display tata letak yang baik, penerangan yang cukup, dan sumber daya handal yang siap membantu konsumen,”katanya.

Menurutnya, kalau bicara tentang ritel, semua produk yang ada hampir sama, salah satu hal yang membedakan adalah dari segi pelayanan.

Untuk itu, setiap karyawan di Carrefour harus memiliki feel melayani, itu adalah basic-nya. Mereka harus berpikir penghasilan mereka dapat berasal dari konsumen yang datang ke toko.

Ia sadar bahwa memastikan semua yang ada di dalam toko memberikan pelayanan yang baik kepada pelanggan itu bukanlah pekerjaan mudah. Pasalnya, yang ada di dalam toko tidak semuanya orang Carrefour.

Namun, untuk mengantisipasinya, Carrefour membuat satu SOP, dimana di dalamnya mengharuskan konsultan dari produk apapun menguasai produk dan siap membantu konsumen.

Selain itu, Carrefour juga membuat zona produk menjadi terkelompok dan terintegrasi. Dengan begitu, setiap konsumen dan konsultn dapat dengan mudah mengakses serta mengingatnya.

Jika Anda tertarik untuk memgetahui bagaimana cara Carrefour bisa mengalami pertumbuhan hingga 40% per tahun, Anda bisa mengunduh dan membacanya secara gratis di Majalah Youth Marketers. Klik di sini untuk mengunduhnya, atau melalui Scoop, Scanie, dan Wayang Force.

Editor: Wahid

Foto: Antarafoto.com

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.