Jualan dengan Konsep Family

www.marketing.co.id – Fenomena kesuksesan perusahaan ritel perkakas rumah tangga ACE Hardware perlu ditengok. Bagaimanakah selukbeluk perjuangan perusahaan ini hingga bisa sukses menancapkan brand-nya di Indonesia?

Bisnis ritel produk perkakas rumah tangga di Indonesia boleh dikatakan masih sangat minim. Padahal kalau dihitung-hitung, bisa ada ribuan jenis perkakas yang wajib dilengkapi di setiap rumah. Mulai dari gembok, palu, kunci, dan perkakas keras lainnya.

Celah inilah yang diambil oleh ACE Hardware sebagai salah satu perusahaan yang bergerak di bidang ritel perkakas rumah tangga. ACE Hardware pertama kali hadir di Amerika Latin, tepatnya di negara Mexico.

Melihat perkembangan Ace Hardware yang cukup pesat di Amerika, Kawan Lama Group kemudian melakukan kerja sama dengan lisensi Ace Hardware di  Amerika. Dan jadilah Ace Hardware masuk ke Indonesia pada tahun 1995. Pasar swalayan perkakas dan material ini pertama kali didirikan di Lippo Karawaci, Tangerang.

“Dahulu saat pertama kali dibangun, pengunjung Ace Hardware 90% laki-laki, mengingat perkakas rumah tangga identik dengan perangkat keras. Namun, seiring berjalannya waktu, kami mengubah konsep menjadi pasar swalayan perkakas untuk family. Karena, sedianya barang-barang kebutuhan rumah tangga tidak hanya terbatas pada perangkat keras, ada beberapa item perangkat lunak yang juga menjadi kebutuhan perempuan. Uniknya, setelah konsep family ini dibangun, pengunjung toko kami 60% adalah ibu-ibu,” kata Rudy Hartono, Director Business Development PT Ace Hardware Indonesia Tbk.

Melihat gejolak pertumbuhan bisnis properti yang kian pesat, perkembangan Ace Hardware pun tak bisa ditolak lagi. Ada satu kesinambungan antara bisnis properti dan bisnis ritel perkakas hunian rumah. Baik dari segi perlengkapan maupun maintenance sebuah rumah hunian, konsumennya bisa dijadikan target empuk bagi Ace Hardware.

Perkembangan Ace Hardware boleh diacungi jempol. Menurut Rudy, hal tersebut lantaran dipengaruhi oleh beberapa faktor. Pertama, lokasi yang dipilih selalu berada di kawasan yang berkembang, terutama yang perumahannya tumbuh pesat. Strategi pemilihan lokasi ini terbilang jitu, terbukti hingga sekarang tidak ada gerai ACE Hardware yang tutup karena salah lokasi. Untuk pemilihan lokasi, apakah bergabung di pusat perbelanjaan atau berdiri sendiri (stand-alone), sangatlah tergantung kebutuhan.

Kedua, barang yang dijual sangat lengkap. Jika saat pertama beroperasi hanya tersedia puluhan item produk, kini Ace Hardware sanggup melengkapi toko hingga 70–80 ribu item. Bahkan, dulu pada tahun 2008, Ace Hardware pernah sukses meraih rekor MURI karena kelengkapan produknya mencapai angka 46 ribu item pada tahun itu.

“Produk yang unik dan berbeda sangat penting, karena inilah yang membedakan kami dibanding peritel sejenis lainnya. Selain itu, berbagai macam prestasi dan penghargaan, seperti Top Brand, yang sudah pernah kami raih adalah suatu kebanggaan bagi kami karena penghargaan itu adalah buah dari hasil usaha perusahaan selama bertahun-tahun,” tutur Rudy.

Ada beberapa faktor yang membuat Ace Hardware berhasil meraih penghargaan Top Brand. Seperti yang diungkapkan oleh Rudy, Ace Hardware sedianya memiliki pelayanan yang baik. “Level service yang kami berikan sebagai ‘Ace The Helpful Place’ cukup mengena di pasar dan merupakan nilai lebih di mata konsumen. Hasilnya mampu meningkatkan sisi brand awareness, we deliver the brand promise as one stop shopping for home improvement and lifestyle store,” sambungnya.

Keberhasilan Ace Hardware hingga saat ini pun tak terlepas dari peranan para pelanggannya yang merupakan segmen menengah ke atas. Rudy mengatakan bahwa pelanggan adalah segalanya. Mempertahankan jumlah pelanggan adalah bagian yang penting. Hal ini kemudian dibuktikan Ace Hardware dengan sebuah program loyalty untuk para konsumennya, yakni sebuah member card Ace Point Reward Program” yang tentu saja menyediakan banyak fasilitas bagi para langganan.

Selain pelanggan, unsur lain pendukung keberhasilan Ace Hardware adalah sumber daya manusia (SDM). Karena itulah perusahaan ritel ini rajin melakukan training secara berkelanjutan demi menjaga kualitas SDM mereka.

Perkembangan Ace Hardware yang begitu pesat juga dapat dibuktikan dari jumlah gerai yang sudah berdiri saat ini. Berawal dari satu gerai di kawasan Lippo Karawaci, kini Ace Hardware sudah memiliki total 49 gerai di 20 kota di seluruh Indonesia.

“Tadinya kami memang memiliki plan untuk paling tidak dalam setahun mampu membuka 4–5 gerai. Namun seiring berjalannya waktu, rasanya pelebaran gerai sebanyak lima buah itu dirasa kurang cukup. Apalagi lima tahun yang lalu kami masuk sebagai perusahaan Tbk, yang memaksa kami untuk terus mengembangkan bisnis ritel perkakas ini,” jelas Rudy.

Demi kemajuan Ace Hardware, Rudy menjelaskan bahwa ternyata perusahaan—yang awalnya merupakan perusahaan keluarga dan berkembang menjadi perusahaan profesional—ini sangat menjunjung tinggi nilai-nilai perusahaan. Adapun nilai perusahaan yang selalu dijunjung adalah integritas.

“Integritas itu sangat diperlukan. Misalnya saja, kita pandai namun tidak memiliki integritas yang baik, kita pun akan susah untuk berkembang. Selain itu, sisi willingness, kemauan untuk maju haruslah sangat kuat. Menurut saya, dua hal itu yang akan membuat kita sukses ke depannya,” pungkas Rudy. (Merliyani Pertiwi)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.