Jumlah Follower Mendongkrak Penjualan

www.marketing.co.id – Salah satu hal yang penting dalam melakukan kegiatan pemasaran adalah pemahaman akan kebutuhan dan keinginan konsumen. Dengan memahami dan memprediksi kebutuhan serta keinginan konsumen, perusahaan akan mampu menciptakan strategi pemasaran yang lebih optimal. Salah satunya yakni dengan mengikuti perkembangan zaman, ketika konsumen mulai melek teknologi internet.

Memasuki era virtual yang berkembang pesat seperti sekarang, kian hari semakin banyak saja orang yang memilih internet sebagai ajang berbisnis. Kini, informasi bisa diperoleh dari mana saja. Konsumen tidak melulu disuguhi informasi pemasaran produk melalui iklan cetak maupun iklan televisi dan radio. Saat ini media sosial, seperti Facebook dan Twitter dipilih para pebisnis sebagai akses pemasaran produknya.

“Media internet adalah media yang memungkinkan interaksi antara perusahaan dengan konsumennya. Untuk itulah penggunaan media internet dalam kegiatan pemasaran sudah sepatutnya dimaksimalkan. Dan dengan alasan inilah, produk kami Maicih, memilih media sosial seperti Facebook dan Twitter yang sepertinya dengan cara inilah kami dengan mudah menggaet konsumen,” kata Reza Nurhilman, owner keripik pedas Maicih. Nama yang pada tahun 2010 lalu masih belum akrab di telinga masyarakat Indonesia, kini justru menjadi salah satu ikon camilan yang mulai digandrungi banyak orang.

Reza atau yang biasa disapa Axl ini melihat peluang yang besar dalam memanfaatkan jejaring sosial, khususnya sebagai ajang berpromosi. Apalagi jika melihat bahwa Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah masyarakat pengguna media sosial terbesar di dunia. “Melihat peluang yang begitu besar, saya berharap paling tidak 1% dari pengguna media sosial adalah konsumen Maicih,” ungkap Reza.

Belum ada 1% saja, saat ini produk Reza sudah laku keras. Buktinya, setiap bulan Reza mampu mengantongi Rp 5 miliar, hasil dari penjualan keripik singkong Maicih-nya tersebut, padahal harga jual yang dipatok Reza hanya sekisar Rp 11.000–Rp 19.000 per bungkusnya.

Saat ini, berdasarkan data yang diakses per 23 Januari 2012, jumlah total fans page Facebook Maicih http://www.facebook.com/Maicih adalah 57,254 orang, sementara untuk akun resmi Twitter #Maicih @infoMaicih sudah mampu menjaring 391,397 follower. Jadi, tak ayal jika penghasilan Reza kian mencengangkan, karena setiap bulan Reza harus memproduksi Maicih hingga 1 juta pieces.

Sistem penjualan Maicih yakni nomaden dengan bantuan beberapa Jendral. Jendral sendiri adalah sebutan Reza kepada para mitra yang melakukan kerja sama dengan Maicih. Reza mengaku, total Jendral yang ada dan aktif saat ini kurang lebih sekitar 150 orang. Dan saat ini pun, Reza juga sudah mulai memasok dagangannya ke luar negeri, namun dengan sistem ritel.

Perkembangan Maicih yang begitu pesat tidak hanya dilihat dari soal rasa keripik, ataupun cara Reza menjamah media sosial, namun juga dengan diiringi keyakinan, keuletan, kerja keras. Hasil kerja kerasnya selama ini pun berbuah manis, Maicih berhasil memikat lidah masyarakat di seluruh Indonesia.

“Ya. Saya bersyukur saat ini penjualan Maicih sudah ada di hampir seluruh provinsi di Indonesia. Meski belum secara merata, tetapi Maicih sudah dikenal hingga ke Papua. Bahkan ada juga mitra kami yang menjualnya hingga ke Jepang dan Singapura,” terang Reza.

“Selain itu, saya juga ingin memanfaatkan booming-nya Maicih ini menjadi semaksimal mungkin, tentunya untuk meningkatkan target penjualan Maicih sendiri. Penduduk Indonesia ada 200 juta lebih, target saya paling tidak 10% dari angka itu adalah Icihers—sebutan untuk konsumen Maicih. Jadi, paling tidak saya bisa memproduksi 20 juta bungkus Maicih,” cetus Reza optimistis.

Reza pun tetap melakukan serangkaian inovasi demi memperkuat eksistensi produk Maicih. Misalnya, membuat majalah bulanan (Icihers Magazine) yang dibagikan secara gratis kepada para pembeli Maicih. Selain itu, Reza juga akan mulai menggarap Maicih Café yang rencananya untuk sementara ini akan dibangun di Bandung, di kota kelahiran Maicih.

“Untuk inovasi Maicih ini, kami pun lagi-lagi memublikasikannya melalui Twitter, karena selain promo di sana bersifat gratis, seluruh dunia pun bisa mengaksesnya. Jadi, terlihat lebih efektif dan simple two ways communication,” pungkas Reza. (Merliyani Pertiwi)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.