KADIN Dukung Pembenahan Fundamental Sektor Pertanian

KADIN Dukung Pembenahan Fundamental Sektor Pertanian

Marketing.co.id – Berita marketing | Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia bersinergi dengan pemerintah untuk membenahi sektor pertanian secara fundamental. Dalam jangka pendek sinergi ini bertujuan mengantisipasi ancaman krisis pangan akibat pandemi Covid-19 yang sedang melanda dunia, termasuk Indonesia.

Baca Juga: Petani Ikan dan Udang Harus Tahu Solusi IoT Ini

Adapun dalam jangka panjang sinergi tersebut untuk memperkuat ketahanan pangan, sekaligus meningkatkan kesejahteraan pelaku di sektor pangan, seperti petani, peternak, nelayan, dan industri pengolahan.

Wakil Ketua KADIN Bidang Agribisnis, Pangan dan Kehutanan Franky Oesman Widjaja menyatakan, KADIN mendukung upaya pemerintah mengantisipasi ancaman krisis pangan, terutama di masa pandemi Covid-19. KADIN pun pengesahan Undang-Undang Cipta Kerja yang akan mendorong investasi dan inovasi di bidang pertanian yang berujung pada peningkatan ketahanan pangan nasional.

Baca Juga: BNI Ajak Petani Terapak Smartfarming

Upaya tersebut perlu didukung dengan pembenahan sektor pertanian secara fundamental. Untuk membenahi sektor ini, menurut Franky, kendala terbesar adalah belum lengkapnya ekosistem dari hulu hingga hilir. Sejauh ini, baru industri minyak sawit yang memiliki ekosistem lengkap dari hulu-hilir. “Komoditas lainnya, seperti perkebunan lainnya, peternakan dan perikanan masih belum lengkap,” kata Franky saat memberi sambutan dalamJakartaFoodSecurity Summit (JFSS) kelima di Jakarta, Rabu (18/11).

Franky menjelaskan, komoditas pangan juga menghadapi berbagai persoalan seperti lahan, benih, pupuk, irigasi, pembiayaan, pemasaran, serta sarana dan prasarana pertanian. Khusus di hortikultura ditambah fasilitas penyimpanan. Sektor peternakan juga menghadapi masalah bibit, lahan, pembiayaan, dan kelembagaan peternak. Sementara sektor perikanan menghadapi kendala cold storage, pembiayaan, logistik, serta sarana dan prasarana.

Baca Juga: Tingkatkan Taraf Hidup Petani Lewat Aplikasi

Guna menyelesaikan berbagai persoalan ekosistem tersebut sistem inclusive closed loop (rantai pasok terintegrasi) bisa menjadi solusi. Inclusive closed loop, kata Franky, merupakan sebuah skema kemitraan saling menguntungkan dari hulu-hilir, sehingga keberlanjutan produksi terjaga dan petani, peternak dan nelayan sejahtera.

Inclusive closed loop sudah berhasil diterapkan di industri minyak sawit. Dampaknya sangat positif, yaitu industri minyak sawit memiliki daya saing tinggi, produktivitas tinggi dan petani lebih sejahtera. “Industri sawit memiliki kemitraan inclusive closed loop atau ekosistem yang lengkap, mencakup petani, koperasi sebagai wadah petani, perbankan dan offtaker,” ujarnya.

Ketua Komite Tetap Hortikultura KADIN, Karen Tambayong menambahkan bahwa inisiatif kolaborasi saling menguntungkan di hulu sampai ke hilir melalui inclusive cloosed loop layak dikembankan. Model ini bisa menjadi jembatan untuk petani dengan pasar, sehingga hasil penen tersalurkan, pasokan lebih maksimal dan harga produk menjadi stabil.

“Model closed loopbisa direplika untuk berbagai komoditas,” kata dia, Kuncinya, kata Karen, sinergi antara semua pelaku ekonomi di sektor pangan, mulai swasta, BUMN, perbankan, petani, dan akademisi itu penting.

Menurut Karen, KADIN telah melakukan pilot project inclusive closedloopdengan petani cabai di Kabupaten Garut, Jawa Barat. Dalam pilot project ini ada 16 pihak yang terlibat, yaitu Kementerian Koordinator Perekonomian, KADIN, IPB, Kementerian Pertanian, Koperasi, PT KAI, Pupuk Kujang, East West, Bayer, Paskomnas, Indofood, 8 Villages, Petani Melinial Eptilu, BRI, Merci Corps dan UNPAD.

Arif Rachmat, Ketua Komite TetapKehutanan KADIN, menambahkan perlu ada akselerasi penerapan Inclusive Closed Loop pada komoditas pertanian lainnya. Dengan skema kerja sama tersebut nantinya diharapkan ke depan akan terjadi peningkatan produktivitas petani di Tanar Air. “Dengan naiknya produktivitas, pada gilirannya akan menaikan daya saing sektor pertanian Indonesia,” katanya.

Menurut Arif, peningkatan produktivitas bisa dilakukan melalui pemanfaatan mekanisasi pertanian, penggunaan benih berkualitas dan perbaikan infrastruktur, seperti irigasi, jalan, dan listrik serta air bersih. “Infrastruktur pendukung tersebut harus ada di kantong-kantong produksi pertanian,” ujar Arif.

Marketing.co.id: Portal Berita Marketing & Berita Bisnis

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.