KakaoTalk Siap Saingi Facebook Home

kakao.com

Marketing.co.id – KakaoTalk tengah bersiap-siap meluncurkan sebuah launcher berbasis Android mirip dengan “Home” yang diumumkan Facebook beberapa waktu lalu.

Seperti kami kutip dari Forbes, co-CEO KakaoTalk, Sirgoo Lee mengatakan bahwa launcher ini akan dirilis ‘dalam beberapa minggu’ akan membuatnya bebas mengakses aplikasi pesan dan menelpon lebih mudah bagi pengguna saat ini – sebagian besar pengguna berada di Asia Tenggara.

“Kami berharap ini akan menarik pengguna non-KakaoTalk juga,” tambah Lee.

Android launcher sudah umum digunakan para pengembang yang ingin menciptakan home screen sendiri di ponsel Android, dan produsen handset seperti Samsung dan LG Electronics juga telah mengunakan itu sebagai pembeda satu sama lain.

Namun, Facebook Home diperkirakan akan menawarkan fitur yang lebih terintegrasi daripada sebelumnya. Pengumuman pekan lalu menandai pertama kalinya jejaring sosial meningkatkan keterlibatannya dengan pengguna mobile.

Facebook Home hanya akan tersedia di Amerika saat bisa diunduh dari Google Play nanti. Namun tidak menutup kemunginan akan meluncurkan juga di Korea Selatan.

Pasalnya, menurut socialbaker, Facebook memiliki 8,3 juta pengguna di sana, dan digunakan oleh 17% populasi Korea. Diperkirakan dua dari tiga pengguna ponsel Korea menggunakan KakaoTalk.

Jika peluncuran homescreen Kakao popular di Korea Selatan, itu bisa mendorong layanan pesan serupa lainnya untuk meluncurkan hal yang sama.

Lee menambahkan, Kakao telah menggarap launcher ini sejak enam bulan terakhir dan telah menugaskan pengembang dan insinyur untuk mengerjakan proyek tersebut.

Kakao sendiri merupakan “penguasa” di Korea Selatan, di mana layanan itu merupakan layanan yang paling popular untuk pesan gratis dan panggilan gratis.

Tahun lalu, operator lokal sempat merasa terganggu dan melobi anggota parlemen untuk mengatur layanan yang secara tidak langsung menguras pendapatan layanan SMS mereka. Namun gagal.

“Mereka menyadari ini bukan hanya masalah dengan KakaoTalk. Ini adalah tren global yang tidak dapat dicegah,” tutur Lee.

Saat ini, Kakao memiliki 350 karyawan dan 84 juta pengguna, sebagian besar berada di Asia. Kakao membukukan laba sebesar US$ 6,3 juta untuk tahun fiskal 2012.

Setelah membangun basis pengguna yang besar, Kakao bergabung dengan aplikasi pesan lainnya yang disebut OTT (over the top) untuk mengubah dirinya menjadi ‘platform sosial’ melalui pengembang pihak ketiga untuk dapat menjual game dan utilitas. WeChat dan Line merupakan aplikasi mobile lainnya yang juga berkembang menjadi ‘pasar’ untuk menjual dan berbagi aplikasi pihak ketiga.

Lee mengatakan Kakao memiliki lebih dari 100 aplikasi game dan pengembang berhasil membawa pulang 50% dari pendapatan, 30% untuk Google Play dan sisanya untuk Kakao (20%).

Pendapatan perusahaan ini pada 2012 lalu, sebagian besar diraih dari penjualan game. Belum lama ini Kakao juga mengenalkan fitur baru yang disebut KakaoPage, yang memungkinkan penulis dan seniman menjual konten melalui platform.

Sepertinya tidak semua aplikasi pesan bergerak menuju platform sosial. WhatsApp misalnya, aplikasi pesan tertua dan terbesar dengan perkiraan pengguna di seluruh dunia mencapai 200-300 juta ini tetap mengunakan layanan pesan asli yang memfasilitasi obrolan grup dan pengiriman video dan klip audio secara real-time.

Namun, beberapa orang percaya, tidak lama lagi mereka akan mencari cara lain untuk menghasilkan uang. “WhatsApp memiliki basis pengguna yang besar, mereka akan menyadari itu dan mereka akan menuju ke arah ini (platform sosial),” terang Lee.

Peluncuran Android launcher Kakao menggarisbawahi betapa aplikasi pesan yang terus berkembang ini menjadi ancaman serius, bukan hanya bagi operator namun juga Facebook dan Google.

Lee percaya ekosistem mobile yang dijalankan Google dan Apple akan bertahan dalam beberapa tahun lagi, namun ia masih membutuhkan toko aplikasi mereka untuk masuk ke ponsel orang. Ia juga  melihat Kakao sekarang bersaing langsung dengan Google dan Facebook di ranah mobile.

“Dalam waktu dekat, kita ingin memasuki pasar Amerika atau pasar Eropa,” terang Lee. KakaoTalk telah hadir di wilayah ini, namun perusahaan belum memasarkannya sendiri secara langsung.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.