Kantongi Ratusan Juta dari Kemilau Bisnis Mutiara

Berangkat dari nol, kini Indah mampu mencetak omzet ratusan juta rupiah dari bisnis perhiasan mutiara yang digelutinya.

 indah mutiara lombok (IML)Mutiara merupakan salah satu bahan perhiasan yang sangat digemari banyak wanita, termasuk oleh Indah Purwanti Ningsih. Namun jika kebanyakan orang hanya mau membeli dan mengoleksi mutiara, mantan bankir ini menjadikan hobinya sebagai peluang usaha.

“Sebelumnya suka membeli dan memakai perhiasan mutiara asal Lombok karena butiran mutiara yang dihasilkan besar-besar dan kilaunya sangat indah. Dari situ timbul pemikiran untuk mendapatkan manfaat lebih. Tak sekadar mengoleksinya, tetapi menghasilkan keuntungan dari mutiara,” kata dia.

Indah mengawali bisnis mutiara di akhir tahun 2011 sebagai pekerjaan sampingan dengan menjadi reseller. Ia mengambil produk mutiara dalam bentuk perhiasan dari sejumlah toko dan perajin, untuk dijual kembali kepada kolega maupun para kerabat.

“Setiap pulang kantor, saya nyambi memasarkan perhiasan mutiara. Memotret produk mutiara yang diambil dari toko, kemudian mengunggah dan mempromosikan melalui media sosial. Responsnya cukup positif karena semakin banyak pesanan yang datang,” ujarnya.

Tak hanya memasarkan melalui media sosial, Indah yang sering bepergian ke luar kota—karena profesinya sebagai internal auditor di salah satu bank swasta, mencoba juga untuk memasarkan mutiara ke luar Lombok. Ia pun menawarkan produknya kepada orang-orang baru yang ditemui di tempat penugasan.

Aktivitas nyambi ini hanya dijalani selama kurang lebih tiga bulan, lantaran ia memutuskan berhenti dari tempatnya bekerja pada awal tahun 2012. Meninggalkan impian menjadi seorang bankir profesional, dan memilih menjadi ibu rumah tangga untuk merawat serta mendampingi buah hatinya yang masih kecil.

“Sejak pengunduran diri sempat jadi pengangguran selama beberapa saat. Kemudian coba berwirausaha menjual baju secara online, tetapi tidak berhasil. Akhirnya kembali menjadi reseller produk mutiara, tetapi lebih serius dalam mempromosikan dan mengelola hasil penjualannya,” ungkap Indah.

Menurut dia, modalnya berbisnis mutiara boleh dibilang dari nol. Setiap keuntungan penjualan dari reseller diputar dan sebagian disisihkan sebagai modal kerja. Setelah mengetahui seluk-beluk pasar dan memiliki pelanggan loyal, barulah ia terjun total di bisnis mutiara dengan merek “Indah Mutiara Lombok (IML)”.

Berdasarkan pengalaman selama menjual perhiasan mutiara, Indah melihat desain yang dihasilkan para perajin mutiara di Lombok kala itu masih terlalu sederhana dan kurang berkembang. Ceruk inilah yang coba dimanfaatkannya dengan memproduksi sendiri beragam perhiasan berbahan mutiara.

Berbekal uang Rp15 juta hasil dari keuntungan sebagai reseller, Indah mendirikan bengkel produksi mutiara dan merekrut seorang perajin perhiasan mutiara untuk membantunya mengkreasikan dan mengembangkan aksesori mutiara, seperti gelang, bros, cincin, anting, dan gelang.

“Desain IML beda dari yang lain, karena satu perhiasan bisa dipakai dengan cara yang berbeda. Misal sebuah perhiasan liontin, jika bosan digunakan sebagai liontin, dapat digunakan sebagai bros. Cara inilah yang membuat model perhiasannya unik dan tampil beda dibanding perhiasan biasa,” jelas Indah.

Untuk bahan baku, Indah mengaku hanya menggunakan mutiara asal Lombok. Pasalnya, mutiara yang dihasilkan adalah mutiara laut selatan atau south sea pearl (SSP) yang termasuk dalam spesies Pinctada maxima. Apalagi mutiara Lombok diklaim sebagai mutiara kualitas terbaik di dunia, dan unik karena memiliki 27 warna yang berbeda dari dua jenis mutiara, yaitu air laut dan air tawar.

“Hampir semua material didapat dari Lombok, mulai dari mutiara, emas, dan perak. Namun, bahan lain sebagai aksen ornamen didatangkan dari daerah lain untuk meminimalisir plagiat. Desain boleh ditiru, tapi ornamennya akan sulit ditiru,” bebernya.

Ekspor ke Asia dan Eropa

Setelah berjalan hampir lima tahun, IML kian dikenal konsumen. Tak hanya di pasar nasional, tetapi sudah menembus pasar global, seperti Thailand, Jepang, Singapura, hingga Perancis, Italia, Belanda, dan Timur Tengah. Omzet penjualan aksesori dan perhiasan mutiara IML pun terus menanjak mencapai ratusan juta rupiah per bulan.

indah mutiara lombok (IML) 01

Kini IML telah memiliki 15 karyawan termasuk 2 karyawan khusus untuk mendesain perhiasan. Dalam sehari, karyawan tersebut dapat merangkai butiran mutiara menjadi 30 perhiasan, termasuk melayani pemesanan bentuk perhiasan sesuai minat pelanggan. “Harga perhiasan ini juga beragam, mulai dari Rp50.000 hingga Rp35 juta,” sebut Indah.

Produk-produk mutiara IML dipasarkan melalui galeri di Lombok dan dua stokis di Bali dan Singapura. Bali dipilih untuk membidik wisatawan mancanegara, khususnya segmen kelas menengah atas; sedangkan Singapura dinilai memiliki peluang pasar mutiara yang terus meningkat.

Selain melayani penjualan offline, IML juga melayani penjualan online melalui website, media sosial, Facebook dan Instagram, serta marketplace meliputi MatahariMall dan Tokopedia. “Saat ini komposisi penjualan 70% online dan 30% offline,” ucap Indah.

Untuk pengiriman pesanan online, Indah sangat selektif memilih jasa pengiriman logistik. Hal ini karena harga perhiasan yang dikirim bernilai tinggi. Saat ini IML menggandeng JNE sebagai jasa pengiriman logistik karena terpercaya dan memiliki jangkauan luas.

Dalam membangun merek IML agar dikenal luas, Indah kerap meng-endorse artis dan figur terkenal, di antaranya Lyra Virna, Umi Pipik, dan Chintami Atmanegara, dengan memberikan perhiasan kepada mereka. Imbal baliknya, artis tersebut memakai perhiasan dan memamerkannya di akun media sosial mereka.

“Waktu awal-awal banyak endorse artis, tapi saat ini kebanyakan artis sudah pasang tarif tinggi. Guna menyiasatinya, sekarang IML lebih banyak meng-endorse selebgram atau pejabat untuk lebih menghemat biaya promosi,” bebernya.

Selain promosi di ranah digital, Indah pun rajin mengikuti pameran-pameran perhiasan baik berskala lokal maupun internasional. Beberapa pameran besar yang pernah diikuti IML yaitu Inacraft, Singapore International Jewelry, India International Jewelry, dan pameran di Kuala Lumpur, Malaysia.

“Target mengikuti pameran tersebut membangun brand image dan melihat tren yang sedang diminati konsumen, sekaligus membuka keran ekspor. Bagi saya pribadi, pameran ini merupakan kesempatan mencari literatur desain-desain yang tidak ada di Indonesia,” pungkas Indah.

 

Moh. Agus Mahribi 

MM.12.2017/W

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.