Karakteristik Start-Up yang Disukai Para Investor

Marketing.co.id: Berita Digital & Techno | Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi, generasi muda mulai memberanikan diri untuk mendirikan perusahaan rintisan alias start-up. Sayangnya, laju bisnis mereka terkadang terhalang oleh masalah permodalan untuk mengakselerasikan perusahaan yang mereka dirikan.

Untungnya, saat ini sudah banyak firma pengelola dana ekuitas yang bisa menjadi juru selamat bagi para pengusaha start-up yang bisa menopang roda bisnis mereka. Meski demikian, para pemilik modal tidak sembarangan dalam memilih perusahaan yang akan diberikan ‘uluran tangan’ permodalan.

Dalam sesi webinar bersama Ternak Uang yang digelar pada Kamis malam (26/8/2021), Co-Founder & Co-Managing Partner Northstar Group Patrick Walujo sedikit memberikan gambaran tentang karakteristik start-up yang diminati para investor. “Perusahaan yang terus berinovasi dan punya cut cost (biaya lebih rendah) paling bisa bertahan dalam banyak kondisi,” papar Patrick.

Baca juga: IPO Perusahaan Teknologi Bernilai Strategis Bagi Indonesia

Selain itu, Patrick juga memaparkan bahwa investor tertarik dengan pendiri (founder) start-up yang punya kejelasan visi dan menguasai bisnis yang dijalankannya. “Saya senang anak muda berinvestasi di stock market. Tapi, saya berharap juga generasi muda untuk terjun langsung dalam bisnisnya sendiri. Salah satu kunci dasar untuk kesuksesan bisnis adalah accounting. Orang banyak uang untuk investasi itu banyak, tapi yang bisa menjalankan bisnis itu sedikit,” lanjutnya.

Pada kesempatan yang sama, Director Northstar Group Henky Prihatna memaparkan start-up yang ‘cantik’ di mata investor adalah perusahaan yang bergerak di sektor ekonomi digital. “Pertumbuhan itu (sektor ekonomi digital) cepat sekali. Tahun 2025, ekonomi digital Indonesia berpotensi meningkat 3x lipat daripada sekarang. Karena yang tadinya konvensional, akan dipaksa bertransformasi ke digital agar bisa bertahan dalam persaingan bisnis,” ujar Henky.

Usaha rintisan
Ilustrasi start up Digital

Sedangkan secara personal, Henky menyukai sosok founder start-up yang bukan hanya bermodal teori saja. “Dari sisi founder, tentu kami melihat visi dan misi perusahaan, lalu founder yang bisa mengeksekusi (visi dan misi tersebut) dengan baik,” kata Henky.

Selain itu, investor juga akan mempertimbangkan sektor industri yang dijalankan oleh para pengaju modal. “Kami melihat industri mana yang punya prospek besar. Untuk saat ini misalnya edutech, healthtech, atau new media seperti podcast yang menjanjikan revenue besar. Terakhir, business models, make sense atau gak? Profitable atau enggak, itu juga kita lihat sebagai investor,” imbuhnya.

Baca juga: Sebelum Mencari Investor, Simak 4 Tips Bagi Founder Early-Stage Startup Berikut

Namun, semua kriteria tersebut tentu baru bisa dilakukan ketika pemilik start-up benar-benar menguasai manajemen bisnisnya. Oleh karena itu, diperlukan literasi finansial yang akan memandu mereka untuk lebih bijak dalam menentukan masa depan bisnis mereka.

Disinilah Ternak Uang hadir untuk memberikan pembekalan literasi finansial kepada generasi muda melalui sejumlah layanannya, seperti Ternak Uang Academy, Insight, Watchlist, hingga Corporate Access.

“Kami ingin terus menghadirkan layanan-layanan yang relevan untuk generasi muda dan berharap dapat memperkuat komunitas kami sebagai satu platform yang bisa saling memberdayakan sesama,” pungkas Co-Founder & CEO Ternak Uang, Raymond Chin.

Marketing.co.id: Portal Berita Marketing & Bisnis

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.