Kegiatan Training of Trainers Persiapkan ASN Kemenkes Cakap Literasi Digital

Marketing.co.id – Berita Digital | Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kemenkominfo) dan Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) berkolaborasi dalam menyelenggarakan kegiatan Training of Trainers (ToT) Literasi Digital segmen pemerintahan untuk Aparatur Sipil Negara (ASN) Kemenkes. Kegiatan dihadiri oleh 30 ASN dari Kemenkes RI sebagai peserta Literasi Digital segmen pemerintahan.

Kegiatan Literasi Digital segmen pemerintahan bertujuan untuk mempersiapkan para ASN Kemenkes dengan pemahaman Literasi Digital untuk menjadi Trainer literasi digital di lingkungan pemerintahan pada tahun 2023 mendatang. Kegiatan ini merupakan bagian dari usaha meningkatkan literasi digital secara kognitif dan praktis bagi ASN di Indonesia menuju transformasi digital Indonesia.

Kapasitas masyarakat Indonesia perihal Literasi Digital memiliki skor 3.49 dari 5.00, yang
berada dalam kategori “sedang”. Hal ini berdasarkan Survei Indeks Literasi Digital
Nasional yang dilakukan oleh Kemenkominfo dan Katadata Insight Center pada tahun
2021. Kegiatan Literasi Digital di segmen pemerintahan merupakan salah satu inisiasi
Kemenkominfo dalam mempercepat transformasi digital di Indonesia.

Bonifasius Wahyu Pudjianto, Direktur Pemberdayaan Informatika Kemenkominfo menyampaikan, bahwa kegiatan ini dilakukan untuk mendorong kompetensi ASN pada era digital agar mampu meningkatkan kualitas pelayanan segmen publik pada masyarakat. “Dari materi-materi yang akan diberikan, diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan, pemahaman, kesadaran dan kecakapan penggunaan teknologi digital, meningkatkan kewaspadaan terhadap keamanan perangkat dan akun yang digunakan serta mendorong ASN untuk mengenal dan mengadopsi teknologi digital untuk meningkatkan kualitas pelayanan segmen publik pada masyarakat,” ujarnya.

Doddy Izwardy, Direktur Peningkatan Mutu Tenaga Kesehatan yang mewakili Direktur Jenderal Tenaga Kesehatan Kemenkes Republik Indonesia menyampaikan bahwa masyarakat diharapkan memiliki tingkat literasi komunikasi yang baik terutama terkait Literasi Digital melalui pemanfaatan teknologi secara cerdas sesuai dengan aturan dan etika yang berlaku.

“Hal ini bertujuan agar dapat meningkatkan mutu kebijakan kesehatan berbasis data yang akurat juga lengkap dengan pelayanan yang efisien pada tingkat puskesmas, klinik, rumah sakit, laboratorium, dan apotek,” ujar Doddy.

Sesi pertama membahas mengenai Budaya Digital yang dibawakan oleh Dr. Istiani dan Dr. Irene Camelyn Sinaga. Dr Istiani menerangkan bahwa pentingnya Literasi Digital untuk individu agar siap dalam transformasi digital di kemudian hari. “Secara umum, Literasi Digital merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan fisik dan nilai-nilai yang memungkinkan individu percaya diri dan mandiri untuk bermain, belajar, serta bersosialisasi dalam mempersiapkan diri agar mampu bekerja serta berpartisipasi aktif sebagai warga negara di lingkungan digital,” ujarnya.

Dilanjutkan oleh Dr. Irene Camelyn Sinaga yang menegaskan bahwa setiap individu memiliki kewajiban untuk membantu Indonesia semakin maju serta siap menghadapi transformasi digital. “Kita sebagai warga negara Republik Indonesia harus memiliki andil dalam membantu mencerdaskan kehidupan bangsa, salah satunya mengenai kesiapan untuk menghadapi transformasi digital,” tegasnya.

Sesi selanjutnya membahas mengenai etika digital (digital ethics) yang dipaparkan oleh Tri Hadiyanto Sasongko dan Cahyo Edhi Widyatmoko sebagai praktisi Literasi Digital. Cahyo menerangkan bahwa ASN harus memiliki etika dan tanggung jawab penuh terhadap data yang diciptakan untuk masyarakat, agar dikomunikasikan dengan baik sehingga tidak menimbulkan kesalahpahaman.

“Sebagai ASN diwajibkan untuk mengkomunikasikan [informasi dan data] dengan baik secara tepat dan akurat agar tidak menimbulkan kesalahpahaman dari masyarakat umum,” jelasnya. Tri Hadiyanto menambahkan bahwa dalam mengelola media sosial pribadi dan kelembagaan, seorang ASN harus memiliki etika yang bijak dengan memberikan informasi yang dapat dipercaya. Dengan mencantumkan sumber data yang resmi pada konten sosial media terutama milik pemerintah, diharapkan informasi bisa tersampaikan dengan tepat dan terhindar dari misinformasi,” tambahnya.

Sesi dilanjutkan dengan pemaparan materi mengenai keamanan digital pada sektor pemerintahan, disampaikan oleh Andri Johandri dan Hari Singgih Noegroho. Andri dalam pemaparannya menjelaskan bahwa dengan maraknya pencurian data yang terjadi di internet, pengguna internet sangatlah penting menjaga keamanan digital agar terhindar dari pencurian data pribadi yang akan merugikan kita sebagai pengguna internet.

“Zone-h.org adalah salah satu website yang menampilkan daftar akun yang diretas setiap harinya. Mengingat keamanan digital begitu penting, sebagai pengguna internet diharapkan mampu menjaga keamanan berdigital dengan tidak mudah mempercayai apapun yang berada di internet sebelum jelas sumbernya,” ujarnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.