Keluar dari Bentuk Baku

Meski lingkungan bisnisnya sudah tidak seseksi pada masa perkembangan di awal, Ouval Research (RSCH) nyatanya masih bisa bertumbuh. Menarik disimak resep yang diusung oleh distro satu ini.

Salah satu bisnis yang sempat booming pada era tahun 1990-an adalah distro, yang bisnisnya mulai berkembang dari Bandung. Distro atau distribution store atau distribution outlet adalah jenis toko di Indonesia yang menjual pakaian dan aksesori yang dititipkan oleh pembuat pakaian, atau diproduksi sendiri. Distro umumnya merupakan industri kecil dan menengah (IKM) dengan merek independen yang dikembangkan kalangan muda. Produk yang dihasilkan oleh distro diusahakan untuk tidak diproduksi secara massal, agar sifat eksklusif suatu produk dan hasil kerajinan dapat dipertahankan.

Tak disangka distro berkembang pesat, terutama pasca krisis ekonomi tahun 1998, saat banyak bermunculan entrepreneur-entrepreneur muda. Hampir di setiap kota banyak bermunculan distro dengan tawaran berbagai produk dan konsep penjualan yang berbeda. Tak pelak, persaingan di bisnis distro jadi semakin ramai. Sebenarnya para pelaku usaha distro tidak hanya bersaing dengan sesama distro, namun juga bersaing dengan toko online yang kini semakin marak.

Menyiasati kRIZKI YANUARondisi seperti itu, banyak distro yang menggunakan strategi endorsement untuk mencuri perhatian konsumen. Namun faktanya, banyak juga yang gagal karena tidak diimbangi dengan produk yang baik dan inovatif. Hal ini pun diakui oleh Rizky Yanuar, Pemilik Distro Ouval Research (RSCH). Menurut Rizky, untuk bisa berkembang, distro miliknya kudu mengikuti lifestyle yang sedang berkembang dan mengemasnya dengan eksklusif.

Dalam menjalankan bisnis, RSCH menggunakan endorser beberapa musisi lokal dengan komunitas yang fanatik, seperti Pure Saturday, The Milo, Mocca, Laluna, Angsa & Serigala. Penggunaan endorser band lokal ini tentunya dengan alasan yang rasional. Musisi lokal merupakan sosok yang potensial, berbakat, dan memiliki kekuatan idealisme anak muda, mandiri dan berdikari, sesuai image yang ingin ditonjolkan oleh RSCH.

Selain musisi lokal, RSCH juga diilhami oleh sebuah komunitas olahraga skateboard di Tanah Air. Salah satu cabang olahraga yang paling banyak digemari kalangan muda, khususnya yang menyukai tantangan (extreme sport). “Meskipun berbeda bidang, sekelompok anak muda ini menjadi segmen RSCH. Penggunaan endorser merupakan cara yang cukup ampuh sampai saat ini,” ungkap Rizky.

Promosi lain yang dijalankan RSCH untuk meningkatkan brand awareness adalah menjalin kerja sama dengan majalah dan radio serta stasiun TV. Selain itu juga dilakukan kerja sama dengan rumah produksi (PH) berupa penyediaan kostum (wardrobe) bagi para pendukung acara yang diproduksi PH tersebut.

RSCH selalu berusaha menciptakan sesuatu yang baru. Inovasi secara terus-menerus dengan menciptakan sesuatu yang berbeda dan unik adalah komitmen yang tercermin lewat kata “research” pada nama “Ouval Research”.

Ciptakan Product Image yang Inovatif

Di RSCH, para visioner muda kreatif merupakan kekuatan divisi research & development, yang diberi nama “Encyclo Technologies”. Divisi ini menjadi backbone bagi implementasi positioning Ouval Research, yaitu “Explore to Declaim” yang berarti meninggalkan semua bentuk normal dan baku yang telah ada sebelumnya. Future division ini bertugas menggali ide lewat bermimpi dan berinovasi yang kemudian dikembangkan menjadi future product. Ide serta proses kreatif yang dihasilkan itu kemudian diimplementasikan ke dalam produk serta seluruh sistem penunjang produksi maupun distribusi RSCH.

Beberapa product image inovatif yang pernah dikeluarkan oleh Encyclo Technologies antara lain MP3 player, paper apparel, soundmeca (tas yang memiliki sound system), stay dry t-shirt (t-shirt yang andal di segala medan), sampai otopad mesin yang diberi nama “The Transporter”. Dengan kata lain, sudah banyak produk inovasi yang dikeluarkan dari divisi kreatif ini.

Berbicara mengenai bisnis distro yang sempat menjamur, tentu tidak terlepas juga dari banyaknya distro yang gulung tikaRSCHr. Ini merupakan sebuah gambaran tuntutan pasar memiliki fase dan terus berubah. Rizky mengungkapkan, riset dan inovasi yang ia lakukan tentunya tidak keluar dari jalur dan acuan utama unsur-unsur kehidupan anak muda terkini, yang menjadi segmen sejak awal kemunculan RSCH.

Menurut Rizky, strategi RSCH untuk melanggengkan bisnisnya adalah melakukan inovasi yang lebih baik dengan menghadirkan produk-produk yang “tidak biasa”, dan membuat konsep store dengan dua tipe official store, yaitu Exhibition Room dan Ambience Room. Keduanya tidak terlihat seperti store, melainkan seperti ruang pamer yang dirancang secara khusus dan memancarkan atmosfer unik khas RSCH.

Strategi yang dilakukan RSCH ini telah membuahkan hasil. Kini RSCH sudah membuka delapan cabang di berbagai kota seperti Bandung, Makassar, Surabaya, Jakarta, Bali, dan Yogyakarta. Kinerja penjualannya pun cukup bagus dengan tingkat pertumbuhan sekitar 20% setiap tahunnya.

Isaiah Christian/Foto: Istimewa

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.