Kemenkominfo Ajak Pemuda Kaltara Mengubah Mindset Permasalahan Menjadi Ide Bisnis

Marketing.co.id – Berita Digital | Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) Republik Indonesia berkolaborasi bersama Dinas Komunikasi Informatika, Statistik dan Persandian (DKISP) Kota Tarakan dan Bank Indonesia Kantor Perwakilan Kalimantan Utara menggelar Roadshow Gerakan Nasional 1000 Startup Digital dengan tema “The Digital Frontier: Navigating the Challenges of Starting a Tech Startup” yang dihadiri lebih dari 300 peserta.

Roadshow Gerakan Nasional 1000 Startup Digital merupakan seminar publik untuk memperkenalkan definisi startup sekaligus sebagai upaya membangun pola pikir kewirausahaan di masyarakat. Kegiatan ini terbuka untuk umum, terutama dari kalangan mahasiswa, wirausahawan, dan para pegiat startup.

Sejalan dengan visi “Indonesia Digital Nation 2025” yang telah dideklarasikan oleh Presiden Republik Indonesia untuk mendukung akselerasi transformasi digital di Indonesia, Kemenkominfo berkolaborasi dengan para penggerak ekosistem digital untuk menginisiasi Gerakan Nasional 1000 Startup Digital dengan tujuan meningkatkan jumlah kewirausahaan ekonomi digital di Indonesia.

Pelaksanaan Roadshow Gerakan Nasional 1000 Startup Digital di Provinsi Kalimantan Utara dibuka oleh Sekretaris Daerah Kota Tarakan, H. A. Hamid, SE. Dalam sambutan pembukanya, Hamid menghimbau kepada masyarakat untuk memahami peran startup di sektor kewirausahaan dalam menciptakan lingkungan bisnis yang dinamis.

“Startup dapat menjalankan peran pentingnya sebagai penunjang pertumbuhan ekonomi, dan pemerintah dapat menjalankan peran pentingnya dalam mendukung pertumbuhan startup dengan menciptakan ekosistem bagi pengembangan wirausaha di Kota Tarakan,” tegas Hamid.

Roadshow diawali dengan Pengenalan Program Gerakan 1000 Startup Digital oleh Yuricha selaku Regional Operational Manager Gerakan 1000 Startup Digital Hub 5. Yuricha menyampaikan bahwa program 1000 Startup Digital sudah diinisiasi sejak tahun 2016 dan memiliki tiga fokus program, “Gerakan Nasional 1000 Startup Digital ini berfokus pada tiga hal. Pertama, mengembangkan talenta startup digital supaya Sumber Daya Manusia yang ada di daerah itu dapat ditingkatkan kualitasnya. Kedua, mendorong terciptanya solusi-solusi baru dari permasalahan yang ada. Ketiga, ingin membangun ekosistem startup digital yang kolaboratif dan juga inklusif,” jelas Yuricha.

Dilanjutkan sesi seminar publik dengan materi Perjalanan Membangun Startup yang dibawakan oleh Founder dari startup Mada.id, Fajar Irvan Setyawan. Sebagai salah satu alumni 1000 Startup Digital di kota Pontianak tahun 2017, Fajar berbagi pengalaman saat timnya membangun startup Mada.id.

Dalam kesempatan yang sama, Deputi Kepala Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Utara, Ganang Suryo Anggoro menyampaikan, bahwa inovasi yang telah disusun bukanlah hal yang sempurna atau seperti istilah ‘one fit for all’, sehingga diperlukan perubahan pola pikir. “Kembali lagi ke mindset, kalau melihat masalah, gampang saja menyampaikan kritik ke pemerintah. Mindset ini yang harus diubah. Harus mulai mengubah pola pikir dari ‘apa’ menjadi ‘bagaimana’, dari ‘kenapa’ menjadi ‘bagaimana’,” tegas Ganang.

Sesi selanjutnya adalah diskusi panel bertema “Rombak Pola Pikir: Permasalahan Sosial Menjadi Solusi Produk” yang dihidupkan dengan pertanyaan-pertanyaan dari peserta kegiatan mengenai bagaimana teknologi dapat menyelesaikan masalah atau isu sosial di sekitar mereka. Diskusi diisi oleh Sub Koordinator Kerjasama Kegiatan 1000 Startup Digital, Muhammad Faisal; Manager Unit Implementasi Kebijakan Sistem Pembayaran Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Utara, Yudha Pradana; dan ketua STMIK PPKIA Tarakanita Rahmawati, Endyk Noviyantono.

Yudha Pradana memantik diskusi dengan menyampaikan bahwa indeks literasi keuangan dan ekonomi digital masyarakat Kota Tarakan cukup tinggi se-Indonesia, namun masih pada level konsumtif, sehingga perlu dilakukan perubahan pola pikir agar mencapai level produktif. Yudha melanjutkan, Kalimantan Utara masih memiliki isu-isu yang dapat menjadi peluang usaha.

“Masalah atau krisis itu sama dengan peluang, jadi harus melihat permasalahan ini sebagai peluang, sebagai kesempatan untuk berkembang. Teman-teman disini sudah paham cara menemukan ruang yang bisa jadi peluang usaha, tinggal bagaimana nanti mengembangkannya,” tuturnya.

Endyk Noviyantono sebagai akademisi turut memperkuat diskusi tentang bagaimana startup dapat menyelesaikan masalah sosial yang dihadapi oleh masyarakat. “Mengutip dari Naveen Jain, ‘An entrepreneur is not a person who starts a company, but he’s a person who actually solves the problem’. Artinya, startup itu dibuat untuk menyelesaikan masalah, misal Gojek (ojek online). Ojek sudah ada, tapi kemudian kita tingkatkan menjadi sebuah inovasi berbasis IT,” jelasnya.

Muhammad Faisal juga memberikan pendapatnya tentang bagaimana startup memberikan efisiensi dari sebuah permasalahan. Faisal menganalogikan dari isu kesehatan, startup bisa memberikan solusi rantai bisnis dari sistem kesehatan, misal antrian pasien. Dengan adanya startup, muncul Halodoc. Bisa konsultasi dari rumah, diberi resep obat, tinggal order dan datang obatnya. Gambaran dan impact dari startup bisa seluas itu, sebagian proses seperti potong antrian saja sudah memotong dan menyelesaikan masalah (efisiensi waktu),” tutur Faisal.

Di akhir diskusi, Faisal mendorong masyarakat untuk mengambil peran dalam pertumbuhan startup di wilayahnya. “Kemenkominfo open apapun yang bisa membangun ekosistem digital, kita support agar ekosistem bisa bertumbuh dan selama itu relate dengan (tupoksi) yang Kominfo kerjakan, apapun bentuk propose-nya, kami terbuka untuk dikerjasamakan,” tutup Faisal.

Program Gerakan Nasional 1000 Startup Digital tahun 2023 akan dilaksanakan di 13 hub di Indonesia yang mencakup seluruh provinsi di Indonesia. Provinsi Kalimantan Utara merupakan hub kelima bersama dengan Provinsi Kalimantan Barat.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.