Kiat Depo Bangunan Siapkan Generasi Penerus

Regenerasi jadi klimaks bagi keberlangsungan sebuah bisnis keluarga. Pada tahap inilah hidup matinya sebuah bisnis keluarga ditentukan. Mempersiapkan generasi penerus kerap kali tak semudah membangun bisnis itu sendiri. Dibutuhkan strategi agar tahap regenerasi berlangsung sukses.

depo bangunanCepat atau lambat suksesi perlu terjadi. Suksesi tersebut bisa berarti menyerahkan tampuk kepemimpinan kepada anak-anak – dengan kata lain regenerasi – atau yang lebih ekstrim menjualnya ke orang lain.

Maka dari itu, setiap pemilik bisnis perlu memiliki sebuah exit strategy. Sebuah exit strategy bisa menjadi mimpi kewirausahaan: masuk ke dalam bisnis, menjadi sukses dalam hal itu, dan meninggalkannya dengan gaya Anda sendiri.

Merancang exit strategy bukan berarti menyerah, ini hanya soal kapan Anda harus mengucapkan selamat tinggal kepada bisnis, dan dalam keadaan seperti apa Anda harus mengatakan selamat tinggal. Ini juga bukan soal pesimisme, melainkan tentang sebuah perencanaan yang cerdas.

Seperti yang dilakukan Kam Kettin, pencetus sekaligus pendiri Depo Bangunan, supermarket bahan bangunan pertama di Indonesia. Ia menyadari bahwa umurnya kian bertambah, dan tak selamanya akan berada dalam bisnis yang dioperasikannya sejak tahun 1996 tersebut. Ia pun menyiapkan anak pertamanya, Amanda Grace Kettin, sebagai penerus untuk menggantikan posisinya kelak di Depo Bangunan.

Amanda Kettin bercerita, bagaimana beratnya perjuangan ayah dan tim dalam membesarkan Depo bangunan. Pasalnya, saat itu belum ada supermarket khusus bahan bangunan, sehingga khalayak perlu diedukasi.

Ketika ayahnya sedang berjuang membesarkan Depo bangunan, Amanda Kettin disekolahkan ke Amerika Serikat. Tujuannya tidak lain adalah untuk mempelajari karakter serta operasional sistem ritel modern, khususnya gerai-gerai besar yang menjual bahan bangunan.

Kam Kettin memang sangat memperhatikan perkembangan anaknya. Di tengah kesibukannya dalam membangun bisnis, ia sering mengunjungi Amanda. Ia diajak ayahnya jalan-jalan untuk mengamati dan memberi gambaran cara melihat lebih detail serta mencoba selalu berdiskusi dalam kemungkinan penerapannya di Indonesia. Hal itu membuat Amanda Kettin mudah memahami karena belajar langsung dan menyerap jiwa pelayanan dari sang ayah.

Kembali ke Indonesia, Kam banyak membawa hal-hal baru yang dapat diterapkan dalam bisnis yang sedang dibangunnya. Dengan segala keyakinannya, Kam Kettin mulai membuka gerai bisnisnya yang kedua di Tangerang Selatan dengan luas area yang lebih besar.

Kam Kettin tidak lupa mengundang anaknya untuk menilik gerai Depo Bangunan kedua tersebut. Tujuannya adalah agar anaknya dapat belajar langsung serta melihat kemungkinan pengembangan pada bisnis yang sedang dikembangkan ayahnya.

Sejak saat itu, Depo Bangunan berkembang pesat, tahun 2004 Kam Kettin memutuskan untuk membuka gerai-gerai baru mulai dari Surabaya, Malang dan Bandung.

Amanda Kettin lulus sekolah di AS dengan mengantongi gelar S1 dan S2. Kam langsung meminta anaknya untuk bergabung dalam bisnis yang ia banggakan tersebut.

Tahun 2007 Amanda pulang ke Indonesia dan langsung bergabung di jajaran manajemen Depo bangunan. Kam Kettin tidak langsung memberikan kursi yang empuk untuk anaknya. Amanda Kettin ditempatkan secara estafet di semua departemen serta divisi dengan jabatan manajer biasa.

Hal itu dimaksudkan agar Amanda memahami karakter pekerjaan serta tim manajemen yang telah bersama ayahnya dalam membangun dan mengembangkan Depo Bangunan.

Amanda Kettin belajar dengan cermat dan tanpa lelah untuk menyesuaikan diri di dalam lingkungan yang nantinya akan menjadi tim yang akan dipimpinnya. Dengan semangat yang tinggi serta dukungan dari ayahnya, ia bisa berhasil bergabung dengan baik bersama tim yang sebelumnya dipimpin ayahnya.

Bersama ayahnya, Amanda Kettin sudah ikut membidani kelahiran dua gerai berikutnya yang merupakan gerai ke-6 di Denpasar, Bali serta gerai ke-7 di Bogor, Jawa Barat.

Saat ini Amanda Kettin, memimpin dengan jabatan Commercial Director, di mana banyak hal akan ia pelajari dan kembangkan secara personal, dan mempersiapkan diri sebagai generasi berikutnya memimpin Depo Bangunan.

Yang terpenting, exit strategy haruslah berdampingan dengan tujuan bisnis. Apakah Anda mengembangkan bisnis untuk dijual, atau menyerahkan kendali bisnis kepada anak-anak kelak?

 

Sumber Foto: www.dotlahpis.com

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.