Seminar Bahas Harga BBM di Kwik Kian Gie School of Business

Seminar Kwik Kian Gie Bahas Harga yang Cocok untuk BBM
Seminar Kwik Kian Gie of Business School

Isu mengenai kenaikan bahan bakar minyak (BBM) tampak menjadi perhatian beberapa pihak, salah satunya adalah Kwik Kian Gie School of Business. Diselenggarakan pada Rabu, 24 September 2014, seminar yang berlangsung di lantai 2 auditorium kampus itu berlangsung cukup meriah.

Seperti namannya, Kwik Kian Gie School of Business memang lebih memfokuskan diri pada pendidikan di bidang bisnis. Dan menurut mereka, memperhatikan regulasi pemerintah juga termasuk dalam salah satu faktor penting di dunia bisnis.

Bertema “Mencari Harga BBM yang Pantas Bagi Rakyat Indonesia” seminar yang berlangsung di kampus Kwik Kian Gie, Sunter, Jakarta Utara membahas tentang solusi dalam penentuan harga BBM yang bersahabat bagi rakyat.

Tampil sebagai pembicara Iman Sugema (Ekonom), Darmawan Prasodjo (Pengamat ekonomi dan energi/Politisi PDIP), Enny Sri Hartarti (Direktur, The Institute for Development of Economics), dan Anthony Budiawan (Rektor Kwik Kian Gie School of Business). Selain keempat pembicara tersebut, diskusi juga dihadiri oleh narasumber dari Perwakilan Rumah Transisi, Koalisi Merah Putih, dan PDIP.

Terungkap pula bahwa ternyata menentukan harga BBM tidak semudah membalikan telapak tangan. Pasalnya, subsidi yang diberikan oleh pemerintah nampak salah sasaran, namun ketika akan dinaikkan banyak pihak yang tidak setuju.

Skema penetapan harga yang tidak membebani masyarakat dan tidak memberatkan anggaran negara dalam memberikan subsidi menjadi bahasan dalam seminar ini. Selain itu, akan lebih baik juga bila kenaikan tidak berlangsung secara jangka pendek, tapi dibarengi dengan peralihan skema subsidi per liter tetap dan skema subsidi proporsional. Sementara jangka menengah, pengadaan sistem insentif dan disinsentif pajak kendaraan bermotor juga dirasa perlu untuk dilakukan.

Berikutnya, kebijakan menaikkan harga BBM juga perlu didahului dengan percepatan program deversifikasi energi melalui realokasi subsidi BBM ke subsidi energi alternatif (non BBM).

Jika memungkinkan, perbaikan dan peningkatan kualitas transportasi umum juga dirasa sangat baik agar subsidi BBM tidak salah sasaran. Mulai dari perbaikan infrastruktur perhubungan ditambah dengan realokasi subsidi BBM untuk program-program peningkatan produktivitas masyarakat yang berujung pada peningkatan kesejahteraan, bukan sekadar program kompensasi yang hanya bersifat populis serta pencitraan.

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.