Laba BSM Tumbuh 19,21%

Seiring upaya manajemen meningkatkan kualitas pembiayaan, kinerja kinerja keuangan Bank Syariah Mandiri (BSM) makin baik. Direktur Bank Syariah Mandiri Choirul Anwar menyatakan di tengah ketatnya kondisi ekonomi sampai dengan triwulan I tahun 2017, BSM dapat membukukan pertumbuhan laba bersih Rp90,26 miliar atau tumbuh 19,21% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp75,72 miliar.

“Alhamdulillah, strategi yang ditetapkan membuahkan hasil,” kata Choirul. Manajemen BSM fokus pada tiga strategi yakni perbaikan kualitas aktiva produktif dan optimalisasi recovery, peningkatan bisnis secara sustain, serta peningkatan produktivitas dan efisiensi.

Lebih lanjut dia menjelaskan, peningkatan laba BSM ditopang antara lain oleh perbaikan kualitas pembiayaan, recovery ex write off (WO), meningkatnya fee based income, serta pengendalian biaya operasional.

Pelayanan di salah satu cabang Bank Syariah Mandiri
Pelayanan di salah satu cabang Bank Syariah Mandiri

Pada triwulan I 2017, BSM melakukan penghematan biaya PPAP dari perolehan recovery ex wo sebesar Rp123 miliar. Di sisi lain, biaya operasional yang diindikasikan dengan rasio BOPO dapat dikendalikan menurun 0,6% menjadi 93,67 dari sebelumnya 94, 27%.

Fee based income perusahaan juga mencatatkan kinerja positif yang tumbuh menjadi Rp256 miliar dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp200 miliar atau tumbuh 28,19%.

Untuk perbaikan kualitas pembiayaan, BSM berhasil menurunkan rasio Non Performing Financing (NPF Nett) semula 4,32% di Maret 2016 menjadi 3,16% di Maret 2017. Adapun NPF Gross membaik dari 6,42% per Maret 2016 menjadi 4,91% per Maret 2017. Sementara itu BSM mulai meningkatkan persentase rasio pencadangan terhadap NPF (cash coverage ratio) dari 56,99% periode sebelumnya menjadi 65,30%.

Indikator positif lainnya, aset tumbuh sebesar 11,83% (yoy) dari Rp71,55 triliun menjadi Rp80,01 triliun.  Pembiayaan tumbuh sebesar 9,14% (yoy) dari Rp50,78 triliun menjadi Rp55,42 triliun. Sementara  Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh sebesar 12,47% (yoy) dari Rp63,16 triliun menjadi Rp71,04 triliun dengan dana murah sebesar Rp35,43 triliun atau 49,88% dari total DPK.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.