Line, Social Network dari Jepang yang Mendunia

line.jpg

 

Warga Jepang lazim menggunakan kereta komuter untuk bepergian kemana-mana. Banyak waktu yang dihabiskan di atas kereta komuter. Hal tersebut memakan 28% waktu penggunaan perangkat mobile di Jepang, dengan sebagian besar digunakan untuk keperluan berinteraksi melalui media sosial. Oleh karena itu perangkat mobileĀ  menjadi bagian esensial dalam perjalanan tersebut.

Sekitar sembilan bulan lalu mungkin sebagian besar orang di kereta komuter di Jepang masih menggunakan Twitter, yang memiliki kira-kira 20 juta pengguna. Tapi kemudian sebagian besar beralih ke platform lokal “Line” yang diluncurkan oleh NHN pada 2011.

Dimotori oleh dukungan iklan yang kuat dan endorsement dari para selebriti, aplikasi yang menyediakan panggilan gratis dan layanan chatting – melalui smartphone, tablet, dan desktop – sekarang menjadi jaringan sosial yang begitu cepat tumbuh. Sekarang mencapai 50 juta pengguna hanya dalam 399 hari.

Pada Januari 2013, Line mencapai 40 juta pengguna di Jepang; dan sekitar 60% perempuan Jepang usia 20-30 menggunakan platform tersebut setiap hari. Demikian menurut riset internal dari Line.

Line dan induknya NHN telah menghasilkan uang melalui jaringan ini dengan memotivasi pengguna untuk tak sekadar mengikuti merek tapi mengambil satu tindakan. Hal tersebutlah yang membuat Line terasa atraktif di mata para pelaku pemasaran ritel.

Sesuai dengan riset yang didanai oleh Line, lebih dari separuh perempuan menjadi follower akun resmi merek. Sebagai tambahan, 63%Ā  pengguna membaca pesan merek, 32% pernah menggunakan kupon yang dikirim melalui Line, dan sekitar 27% pernah mengklik link yang diberikan.

Para pemasang iklan di Line harus bayar. Ada tarif tetap dan jumlah pesan dibatasi dengan ketat. Sebagai contoh, kampanye merek empat minggu dengan lima pesan akan memakan biaya 81 ribu dolar AS, sementara kampanye 12 minggu dengan 15 pesan merek akan membuat Anda dikenai biaya 151 ribu dolar AS.

Merek dapat mengunakan pesan untuk menghubungkan konten atau menawarkan kupon, hadiah, dan bingkisan. Ada biaya tambahan jika merek ingin membuat “stamp” yang disponsori. Stamp adalah suatu bentuk emoticon yang populer di kalangan orang-orang yan terobsesi Manga Jepang.

Semuanya itu berbasis kreativitas klien tapi pemunculannya dilakukan oleh Line. Dan para pemasar punya daya dorong untuk bertahan lama di Line, sebab jika berhenti maka akun merek tersebut bakal dihapus dan bukan hanya follower yang hilang namun juga konten.

Aturan yang ketat ini ternyata tidak membuat mundur pengiklan potensial, di antaranya Coca Cola, Lawson Store, dan jaringan fast food Sukiya.

Bahkan ketika Matsumoto Kiyoshi – rantai apotik –Ā  butuh menarik pelanggan pada rentang usia 10 sampai 20, mereka menawarkan kupon diskon 10% melalui Line dan dalam lima hari lebih dari 10 ribu orang menggunakannya. Setengah dari mereka adalah kelompok yang ditarget. Ada pula tambahan 300 ribu orang yang mulai mengikuti merek tersebut di Line.

Salah satu aspek yang patut dicermati dari Line dengan pertumbuhannya yang cepat dan model bisnis dengan pembiayaan dari iklan, adalahĀ  bahwa begitu banyak bisnis yang dirangkul ke dalamnya dengan cepat. Di satu sisi konsumen di Jepang termasuk cepat mengadaptasi hal baru, sebaliknya di sisi lain dunia bisnis Jepang justru sering teramat berhati-hati terhadap platform baru.

Sebagaimana Line yang menjadi semakin global, NHN akan mengambil kesempatan untuk melihat apakah karakteristik-karakteristik di atas dapat diterapkan di luar Asia. Hasil awal cukup menjanjikan: Line mengklaim telah menjadi aplikasi yang paling sering diunduh di lebih dari 40 negara dan tersedia dalam 230 pasar.

Layanan-layanan semacam Line Play sekarang tersedia dalam bahasa Inggris, dan aplikasi tersebut tersedia untuk iPhone, Android, Blackberry, dan ponsel berbasis Windows. Pada Februari lalu, Line telah menandatangani perjanjian dengan Nokia untuk menjadikannya paket yang tersedia dalam ponsel Asha di seluruh Asia. (www.adage.com)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.