Luncurkan Produk Baru, Bayer Gagas Kampanye Swamedikasi Alergi

Marketing.co.id – Berita Consumer Goods | Bayer menggagas kampanye swamedikasi alergi bertajuk #RedakanAlergimuBestie. Berlangsung hingga Desember 2022, kampanye ini menargetkan untuk mengedukasi swamedikasi alergi kepada 1 juta masyarakat Indonesia. Menyertai kampanye swamedikasi alergi, Bayer memperkenalkan produk terbarunya Claritin.

Bayer

Steven Lee, Country Division Head of Consumer Health Bayer Indonesia menjelaskan, “Salah satu upaya kami dengan meluncurkan kampanye swamedikasi untuk mengenali dan mengobati alergi secara mandiri. Alergi dapat mengganggu produktivitas pada kalangan usia produktif yang tentunya dapat mempengaruhi kesehatan. Apabila tidak segera diatasi, alergi berandil menurunkan kualitas hidup penderitanya.”

Dimulainya kampanye #RedakanAlergimuBestie ditandai dengan peluncuran panduan digital swamedikasi pilek alergi dan gatal alergi melalui cekpilekalergi.com. Selain itu, Bayer telah memberdayakan 8.000 apoteker dan asisten apoteker untuk melakukan edukasi swamedikasi langsung kepada konsumen – dengan menggandeng  Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) melalui peluncuran modul Panduan Swamedikasi Pilek Alergi dan Gatal Alergi.

Seperti diketahui, alergi atau reaksi hipersensitivitas terhadap zat tertentu (alergen) umum terjadi. World Allergy Organization (WAO) memperkirakan prevalensi alergi di setiap negara di dunia mencapai 15-20 persen. Meski tidak tergolong sebagai penyakit berbahaya, alergi bisa mempengaruhi aktivitas penderitanya, termasuk mengganggu produktivitas. Bahkan, studi American Journal of Rhinology and Allergy (2012) menyebutkan bahwa pilek alergi merupakan penyebab turunnya produktivitas pekerja sebesar 27 persen, dan berkurangnya kualitas hidup hingga 28 persen.

Pilek alergi (rhinitis) bersama gatal alergi (urtikaria) merupakan dua jenis alergi yang kerap dialami masyarakat Indonesia. Prevalensi pilek alergi di Tanah Air sebesar 53% dengan penderitanya paling sering ditemukan di kalangan usia produktif. Sementara, untuk gatal alergi, sebuah penelitian di Palembang mendapati prevalensinya mencapai 43%.

Edukasi mengenai swamedikasi alergi juga dianggap semakin mendesak mengingat banyak kabar keliru yang mudah beredar di tengah masyarakat. Sementara, penelitian maupun informasi mengenai fakta alergi, khususnya di Indonesia, masih sangat minim.

Prof. Dr. apt. Zullies Ikawati selaku pharmacy expert menegaskan, “Di Indonesia, Pilek Alergi (53 persen) dan Gatal Alergi/Urtikaria (43 persen) merupakan jenis alergi yang paling umum dijumpai. Menghindari alergen merupakan penanganan terbaik untuk mengatasi alergi. Meski demikian, seringkali penderita alergi berada di situasi yang tidak memungkinkan mereka untuk menghindari pemicu alergi.”

Steven menambahkan, bahwa selama ini penderita alergi seringkali enggan mengonsumsi obat alergi atau antihistamine. Sebab, mayoritas obat tersebut kurang praktis diperoleh lantaran membutuhkan resep dokter. Selain itu, efek sampingnya memicu kantuk sehingga mengganggu produktivitas dan kualitas hidup.

“Hadirnya Claritin dari Bayer kami harap menjadi solusi bagi penderita alergi untuk tetap bebas beraktivitas dan kembali dapat menjalani hidup secara berkualitas untuk redakan alergi. Dengan dosis sekali sehari, Claritin efektif meredakan gejala alergi. Claritin telah disetujui oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sebagai obat bebas terbatas (tanpa resep dokter),” ujar dia.

Medical Lead Bayer Consumer Health dr. Riana Nirmala Wijaya memaparkan, Bayer mendukung upaya penyuluhan swamedikasi alergi melalui peluncuran ‘Panduan Swamedikasi dan Gatal Alergi’ untuk pelayanan di  apotek pada acara Bayer Pharmacy Summit 2022 yang dihadiri hingga sekitar 8,000 tenaga kesehatan di apotek Bersama Ikatan Apoteker Indonesia. Selain itu, Bayer juga  mendukung edukasi awam melalui Cek Alergi secara digital yang dapat diakses melalui cekpilekalergi.com pada bulan Juli 2022.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.