Magnum: Masuk ke Ranah Digital Harus Nekat!

MAGNUMRiri+Odang_rsz-166x250Salah satu faktor kesuksesan Magnum di Indonesia adalah media sosial. Seperti apa strategi Magnum menaklukan kerasnya persaingan di ranah digital, bagaimana Magnum meningkatkan interaksi, dan bagaimana menciptakan konten yang menarik?

Saat ini ada sekitar 80 juta lebih pengguna internet di Indonesia. Diprediksi dalam dua tahun ke depan pengguna internet Indonesia akan mencapai 100 juta. Sekitar 90% di antaranya memiliki akun media sosial.

Tahun ini saja, diperkirakan ada sekitar 60 juta akun media sosial di Indonesia. Tentunya, ini merupakan peluang besar bagi merek untuk memanfaatkan media sosial. “Ini adalah potensi yang sangat baik bagi marketer,” kata PJ Rahmat Susanta, Pemimpin Redaksi Majalah Marketing.

Unilever sadar betul dengan kekuatan yang dimiliki media sosial. Salah satu brand-nya, Magnum, sukses besar dengan media sosial. “Kami menggunakan media sosial tahun 2010. Saat itu, banyak merek yang belum percaya dengan kekuatan digital – yang dapat memberikan hasil signifikan – tapi kami membuktikan itu,” ujar Anggiaswari Odang, Brand Manager Magnum.

Magnum masuk ke ranah media sosial bukan tanpa alasan. Pasalnya, target market mereka (anak muda) ada di dunia digital. “Target market kami ada di sana (digital), mereka on-the-go, mobile, dan techno-savvy. Kita harus masuk ke dalam kehidupan mereka,” lanjutnya.

Menurutnya, kita harus fokus pada media sosial yang paling banyak digunakan konsumen. “Selain menciptakan awareness, kami juga memberikan relevansi apa yang nyambung. konten itu sangat penting. Jadi, konten yang tepat jika digabung dengan jangkauan yang besar itu akan menjadi jurus jitu di media sosial,” kata Anggiaswari.

Konten apa yang disukai? Menurut Anggiaswari, konten yang paling banyak disukai konsumen adalah video. Baru-baru ini Magnum membuat sebuah video “Style by M Mini” di YouTube yang diperankan oleh Luna Maya, Rafi Ahmad, Sophia Latjuba, dan Olla Romlan.

Dalam sejarah di Asia Tenggara, video ini merupakan yang paling banyak dilihat. Hanya dalam enam hari video tersebut telah dilihat lebih dari dua juta orang, dan dalam 14 hari melonjak tajam hingga lebih dari lima juta view. Inilah dahsyatnya kekuatan media sosial, lanjutnya.

Tidak ada yang menyangkal kekuatan pengaruh media sosial. Namun, kita tidak bisa sembarang hadir di media sosial. Kita perlu memiliki strategi yang kuat kalau mau sukses.

“Bayangkan saja, 90% orang-orang menggunakan komputer setiap hari – mobile – kenapa kita tidak mencobanya. Media sosial itu adalah masalah pengukuran. Namun, media sosial memiliki pengukuran sendiri. Secara engagement mungkin berbeda dengan TV, tapi menurut saya digital juga memiliki engagement yang luar biasa,” begitu kata Anggiaswari.

Saat ini orang semakin percaya dengan apa yang ada di digital. Jadi mau tidak mau kita harus ada di situ. Itulah mengapa Magnum bisa sukses seperti sekarang. “Saya sangat senang setiap menitnya ada orang yang membicarakan Magnum di dunia digital,” ujarnya bangga.

Dari sekian banyak media sosial, Magnum lebih banyak menggunakan Facebook dan Twitter. Keduanya memiliki keunggulan tersendiri. Twitter misalnya, platform media sosial ini sangat cocok untuk meningkatkan awareness. Bagusnya lagi kita bisa memonitor apa yang di bicarakan orang tentang brand kita.

“Masa depan kedua platform media sosial ini sangat cerah.  Orang Indonesia itu narsis dan suka ngumpul, jadi menurut saya masa depan kedua platform ini sangat baik ke depannya,” tutur Anggiaswari.

Promosi pemasaran Magnum

Kesuksesan demi kesuksesan yang diraih Magnum tidak datang begitu saja. Selama ini Magnum menggunakan 360 degree marketing plan seperti – RV, radio, majalah, dan digital. Namun dari itu semua yang terpenting adalah digital. Mungkin saat ini mereka lah brand yang paling besar spending di platform digital dan mendapatkan return yang juga besar.

“Jadi saran saya, jangan takut masuk ke ranah digital. Memang susah men-direct top management tentang pentingnya digital. Untungnya, top management kami sangat mendukung dan percaya dengan apa yang kami lakukan,” jelas Anggiaswari.

Magnum lebih banyak menggunakan TV dan media sosial. “Keduanya harus sinkron. Bahkan kalau perlu digital itu harus nekat atau berani melakukan hal yang berbeda. Banyak orang berpikir bahwa media sosial merupakan perluasan dari apa yang telah mereka lakukan. Bagi kami tidak, misalnya video tadi, kami memulainya dari digital sebelum dibuat versi TV,” lanjutnya.

Ke depan, akan banyak inovasi-inovasi yang dihadirkan Magnum. Salah satu fokusnya bukan hanya dari sisi produk, tapi juga media sosial atau cara mereka mengenalkan produk kepada konsumen. “Pokoknya, kami ingin tampil beda,” ungkapnya. (Cecep Supriadi)

Editor: Sekar Ayu

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.