Main Game Sambil Belajar

Sigit Widodo (Managing Director) - Nusantara onlineweb
Sigit Widodo (Managing Director) - Nusantara onlineweb

Tidak selamanya game menjadi pengganggu belajar seorang anak. Ada game yang justru mampu mendidik anak. Sudah umum rasanya bila kita sering melihat atau mendengar banyak orang tua yang melarang anaknya terus-menerus bermain game online. Pasalnya, selain dianggap pemborosan, main game juga dinilai mengganggu semangat anak untuk belajar. Dengan kondisi itu, tak ayal kehadiran game online pun sering dihujani kritikan dari para orang tua. Namun, tidaklah demikian dengan Nusantara Online yang bakal meramaikan game di Indonesia. Game yang dikeluarkan Nusantara Online ini merupakan Massively Multiplayer Online Role Playing Game (MMORPG) pertama asli buatan Indonesia. Game ini tidak sekadar mampu menghibur, namun juga bisa membantu anak-anak belajar, khususnya dalam hal sejarah bangsa Indonesia. Pasalnya, jenis permainan yang dibesut bertemakan hikayat dan kerajaan-kerajaan di nusantara. Bila kita lihat dan mainkan game ini, mulai dari jalan cerita, karakter tokoh sampai dengan latar kerajaan yang ditampilkan, benar-benar didesain mirip dengan aslinya. Tidak perlu heran. Sebab, kata Sigit widodo, Managing Director PT Nusantara Wahana Komunika, sebelum melahirkan Nusantara Online pihaknya telah melakukan riset selama tiga tahun hanya untuk mencari tahu seluk-beluk kerajaan-kerajaan di Indonesia. Kegiatannya bukan hanya berlangsung di dalam negeri, tetapi sampai ke luar negeri. Misalnya, ketika mencari alat musik asli kerajaan Sriwijaya. Tim riset Nusantara Online mencarinya hingga ke Laos, lantaran keturunan terakhir raja-raja Sriwijaya kebetulan banyak berada di negara tersebut. Palembang, yang dikenal sebagai lokasi kerajaan ini pernah berdiri, tidak bisa dijadikan acuan, karena di sana kini lebih kental dengan budaya Melayu. Sedangkan, pada zaman Sriwijaya kebudayaan Melayu belum masuk. Mengubah persepsi masyarakat—khususnya para orang tua—tentang game online adalah misi sekaligus bentuk komunikasi yang dijalankan oleh Nusakom sekarang. Banyak cara yang ditempuh. Salah satunya menggandeng Depdiknas dalam pengadaan kerja sama aplikasi game ini di sekolah-sekolah beberapa waktu lalu. “Kami ingin agar orang tua tak lagi memandang game itu sebagai momok perusak semangat belajar anak. Namun, diharapkan sebaliknya. Tentunya hal ini dilakukan lewat aplikasi game Nusantara Online, tegas Sigit. Dia mengatakan, dirinya optimistis game ini bakal sukses di pasar. Meskipun begitu, dia mengaku tidak mau muluk-muluk dalam memasang target untuk setahun pertama. Cukup merengkuh 1 juta pengguna saja dari potensi 6–7 juta pengguna game online sekarang ini. Untuk target umurnya, dibidik antara 10–22 tahun, rentang usia yang dianggap masih termasuk golongan pelajar dan mahasiswa. Sebab, pada rentang usia yang termasuk dalam kelompok yang sudah bekerja, biasanya mereka tidak terlalu tertarik lagi untuk bermain game online lantaran telah sibuk. Menurut Sigit, secara konten Nusantara Online tidak kalah dengan game impor, semisal Ragnarok. Memang dari sisi tampilan mungkin masih belum sebagus Ragnarok, lantaran versinya masih alpha. Namun, setelah versi betha dirilis pada April nanti dan versi lain setelah itu, diharapkan kondisinya sudah bisa lebih baik. Untuk sekarang, katanya, pihak Nusakom akan fokus dahulu pada perkenalan di pasar dan mencari tahu kekurangan-kekurangan yang harus diperbaiki dari game ini. Dengan demikian, diharapkan ketika dikomersialkan pada bulan Mei 2010 nanti, tampilan Nusantara Online sudah layak untuk dijual. Saat ini, game nusantara bisa diunduh gratis di www.nusol.web.id. Kerajaan yang ditampilkan ada tiga, yakni Majapahit, Pajajaran, dan Sriwijaya. Namun, ke depannya jumlah game yang disajikan akan terus ditambah secara bertahap. “Pokoknya, sampai seluruh provinsi di Indonesia bisa terwakili masing-masing satu kerajaan,” tegas Sigit. Mengenai prosedur penggunaan Nusantara Online tidak jauh berbeda dengan pengoperasian pada game online lain, semisal Ragnarok. Pengguna tinggal membeli voucer Nusantara Online yang tersedia di berbagai mitra yang bekerja sama dengan Nusakom, seperti Indosat, Telkom, dan Gudang Voucher. Setelah itu, mereka sudah dapat memainkan game ini. “Bermainnya sih gratis. Namun, bila si pengguna ingin membentuk karakter tertentu, seperti membeli pedang atau kostum untuk tokoh tertentu, mereka harus membayar lewat voucer tersebut,” ujar Sigit. Harga per aksesorinya cukup murah. Sudah begitu, berbeda dengan game online lain yang membatasi satu voucer hanya berlaku untuk satu karakter, di Nusantara Online satu voucer bisa digunakan untuk beberapa karakter. Sejak diluncurkan Februari lalu, hingga sekarang ini animo pengguna sangat tinggi. Terbukti baru berselang dua minggu saja jumlah pengguna yang mengunduh sudah di atas 1.000 orang. Geliat ini dipicu oleh komunikasi gerilya yang diterapkan oleh Nusakom. Salah satu di antaranya ialah lewat Facebook. Melalui situs jejaring sosial ini, akses informasi berkembang sangat cepat. Hal itu diakui oleh Sigit. Sejak dibuka, Facebook game Nusantara Online telah mampu menyedot 4.300 anggota. Interaksi yang berlangsung pun cukup aktif. Mulai dari pertanyaan, sampai dengan masukan-masukan seputar game ini terus mengalir. ”Dan harus diakui memang itu yang kami harapkan“, imbuh dia. Selain Facebook, pihak Nusakom juga menggandeng beberapa mitra strategis untuk promosi serta upaya meningkatkan brand awareness di pasar. Seperti menggelar Speedy Games Championship di beberapa kota besar bersama Telkom, juga melakukan kerja sama dengan Depdiknas untuk aplikasi game di sekolah-sekolah. Dalam pengembangan berikutnya, kata Sigit, game Nusantara Online tidak hanya menampilkan permainan-permainan yang seru. Tapi lebih dari itu, mereka juga akan memberi jasa pemasangan iklan. “Jadi, sumber pendapatan kami nanti ada dua, yakni dari game sendiri dan iklan,” jelas dia. Bentuk konkretnya, ungkap Sigit, iklan akan disisipkan saat game sedang loading. Ini adalah cara baru dalam beriklan. Sebab, diklaim olehnya, sampai sekarang belum ada game online lain yang menciptakan hal seperti ini. Sekadar untuk diketahui saja, Nusakom yang bertempat di Jakarta berlaku sebagai pihak publisher, sedangkan pengembangan engine digarap oleh Sangkuriang Studio. Untuk karakter dan jalan ceritanya, dirancang oleh Telegraph Studio. Kedua institusi tersebut bermarkas di Bandung. (Majalah MARKETING/Andri Darmawan)

6 COMMENTS

  1. Saya pikir segala sesuatu yang tidak berlebihan itu tidak akan jadi masalah. Game online asala tidak terlalu sering juga tdk apa2, namun memang efek ketagihannya luar biasa. Masih ada kekhawatiran bahwa ketika si anak ber-game online maka waktunya untuk bersosialisasi akan berkurang, mungkin suatu saat ada game yang bisa memfasilitasi hal itu…

  2. Paragraf ke 2 dari bawah :
    “Bentuk konkretnya, ungkap Sigit, iklan akan disisipkan saat game sedang loading. Ini adalah cara baru dalam beriklan. Sebab, diklaim olehnya, sampai sekarang belum ada game online lain yang menciptakan hal seperti ini.”

    mohon klaim nya di survey dan research ulang pak.. karena model seperti itu sudah ada dari tahun 2007, produk online game Ayodance di INDONESIA sudah sejak lama menerapkan model In-Game Advertising, pertama kali produk yang di usung nya adalah NOKIA CDMA, yang sekarang yaitu produk kosmetik IzzI besutan PT. Unza Vitalis (di tv juga ada TVC nya).
    sekali lagi jika ada statement saya yang salah mohon dikoreksi.
    jika ingin mengklaim suatu statement mohon dilakukan market research dahulu pak, thanks.
    CMIIW..

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.