Manfaat Program RJIT Kementan Dirasakan Petani Kediri

Manfaat Program RJIT kementan Dirasakan Petani KediriMarketing.co.id – Berita Marketing | Kementerian Pertanian (Kementan) terus melakukan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier (RJIT) sesuai dengan kebutuhan petani. Sebagian besar dananya disalurkan melalui sistem swakelola petani. Salah satunya dilakukan di Desa Ngampel, Kecamatan Papar, Kabupaten Kediri, Jawa Timur.

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) menjelaskan, program RJIT merupakan faktor penting dalam proses usaha tani yang memiliki dampak langsung terhadap peningkatan luas areal tanam. “Kita telah mengerjakan RJIT tahun 2020 seluas 135.861 hektare. RJIT ini dialokasikan di daerah melalui dana Tugas Pembantuan,” jelas Mentan SYL, Senin (29/3).

Dikatakannya, pengelolaan air irigasi dari hulu (upstream) sampai dengan hilir (downstream) memerlukan sarana dan prasarana irigasi yang memadai. “Sarana dan prasarana tersebut dapat berupa bendungan, bendung, saluran primer, saluran sekunder, boks bagi, dan saluran tersier serta saluran tingkat usaha tani,” ujar Mentan SYL.

Sementara, Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan Sarwo Edhy menjelaskan, kegiatan RJIT ini diarahkan pada  jaringan irigasi tersier yang mengalami kerusakan yang terhubung dengan jaringan utama (primer dan sekunder) yang kondisinya baik dan/atau sudah direhabilitasi oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan  Rakyat, atau Dinas Provinsi/Kabupaten/Kota Urusan Pengairan sesuai kewenangannya.

“Juga untuk yang   memerlukan peningkatan fungsi jaringan irigasi untuk mengembalikan atau meningkatkan fungsi dan layanan irigasi. Serta untuk jaringan irigasi desa,” sebut Sarwo Edhy.

Untuk kriteria lokasi, kegiatan RJIT dilaksanakan pada jaringan tersier di daerah irigasi sesuai kewenangan pemerintah pusat, pemerintah provinsi, maupun pemerintah kabupaten/kota, dan irigasi pada tingkat desa yang memerlukan rehabilitasi atau peningkatan.

Adapun beberapa hal yang harus diperhatikan dalam kriteria lokasi. Di antaranya lokasi diutamakan pada jaringan irigasi yang tersiernya mengalami kerusakan dan/atau memerlukan peningkatan, jaringan irigasi primer dan sekunder dalam kondisi baik dengan sumber air yang tersedia dan dibuktikan dengan Surat Keterangan dari Dinas/Balai lingkup pengairan. “Selain itu, juga harus tersedia sumber air apabila berada pada jaringan irigasi desa, dan lokasi dilengkapi dengan koordinat (LU/LS – BT/BB),” pungkasnya.

Sanusi Ketua Kelompok Tani Dipotani Sejati mengatakan, kondisi saluran jaringan irigasi sebelum diperbaiki merupakan saluran tanah yang banyak mengalami kebocoran akibat longsor. Saat ini distribusi air sangat lancar, terutama pada musim tanam ke II. “Dampak sosial kegiatan RJIT ini adalah meningkatkan partisipasi kelompok dalam melakukan pemeliharaan saluran irigasi yang dibangun,” ujar Sanusi.

Panjang bangunan ditargetkan 106 meter dan terealisasikan 130 meter dengan luas tambah oncoran 30-40 ha. Kegiatan RJIT ini juga memberikan dampak meningkatkan provitas. “Selain itu, juga mempertahankan Intensitas Pertanaman (IP), yang selama ini sudah 200 atau 2 kali dalam 1 tahun, jika tidak dilakukan perbaikan dapat berpotensi mengalami penurunan IP,” ungkapnya.(*)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.