Marketing Itu Ibarat Musik Jazz

musik jazzMusik Jazz tidak seperti musik punk ataupun rock yang penuh dengan distorsi. Iramanya yang mengalun santai membuat para pendengarnya terangsang untuk tenang. Tidak juga seperti musik pop yang identik dengan irama – irama syahdu yang membuat mengantuk bahkan galau. Dan menurut David Herman, seperti itulah strategi marketing yang baik, yakni seperti musik jazz yang baik pula.

Sikap tenang seperti musik jazz sangat penting untuk dimiliki oleh para pelaku bisnis, namun juga tidak terlalu santai karena terbawa suasana layaknya musik pop, itu malah membuat Anda ketinggalan peluang. Apalagi bila Anda telalu tergesa – gesa, seperti musik rock, itu malah membuatnya gagal karena berarti Anda tidak memiliki strategi. Berikut adalah yang perlu Anda lakukan dalam berbisnis sehubungan dengan musik jazz.

David menceritakan pengalamannya ketika mendengarkan musik jazz di New Orleans, Amerika Serikat, pengalaman itu lalu ia tuliskan dalam laman RHStrategic.com.

“Setiap anggota band mengambil pendekatan yang berbeda pada tema musik yang sama. Hasilnya energik dan menarik, namun menyentuh pada emosional. Teknik yang digunakan terlibat improvisasi, sinkopasi, dan (favorit saya) polyrhythmic. Dengan membenamkan diri dalam suara jazz, menjadi jelas bahwa pendekatan pemasaran yang hebat sangat sejalan dengan musik jazz,” tulisnya.

Seperti yang Anda ketahui, strategi marketing tradisional memang selalu mengedepankan ‘4P’, yakni product (produk), placement (lokasi), pricing (harga), dan promotion (promosi). Sementara yang agak modern, mereka mengkombinasikannya dengan ‘4C’, yaitu consumer (konsumen), cost (biaya), communication (komunikasi), dan convenience (kenyamanan).

Nah, bila Anda berlaku seperti musik punk yang cepat, Anda malah tidak bisa mengontrol ke (total) delapan komponen tersebut. Sementara bila Anda bergerak layaknya musik pop, mungkin Anda akan banyak ketinggalan karena terlalu santai, seperti tempat strategis keburu ditempati orang, strategi promosi yang tadinya unik terlanjur digunakan orang, hasilnya, hal itu malah membuang – buang peluang.

Tak hanya itu, pendekatan inovatif untuk pemasaran juga harus dinamis. Dalam musik jazz kala itu misalnya, penggunaan improvisasi yang berbeda pada masing – masing personil band sering dipengaruhi oleh permintaan penonton. Meski tak secara langsung, setidaknya mereka mengetahui apa yang penonton inginkan.

Dengan menggunakan tema serta jalan yang berbeda, sebuah perusahaan dapat mencapai basis pelanggan yang lebih luas dengan kemampuan untuk mengalihkan kampanye berdasarkan respon.

 

Sumber: RHStrategic.com

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.