Mbiz dan Investree Sepakat Berkolaborasi

Marketing  – Mbiz dan Investree akhirnya sepakat memulai kerja sama, di mana sebelumnya keduanya sudah menandatangani Perjanjian Kerja Sama Pembiayaan Rantai Pasokan.

Kolaborasi ini merupakan wujud kuatnya komitmen Mbiz dan Investree dalam memberdayakan UKM dan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional di era digital.

CEO Mbiz Rizal Paramarta berharap, kemitraan strategis ini mampu menjadi solusi efektif bagi dunia usaha khususnya UKM dalam mengatasi tantangan-tantangan utamanya. Antara lain yang paling utama adalah permodalan dan keterbatasan akses dan peluang untuk berekspansi yang disebut oleh Bank Dunia sebagai kendala klasik yang dihadapi UKM-UKM di dunia termasuk Indonesia.

Sementara itu Co-Founder & CEO Investree Adrian Gunadi, mengatakan, kolaborasi ini memungkinkan UKM atau perusahaan menikmati proses pengajuan pinjaman yang seamless.  Dukungan pendanaan bagi UKM sangat kritikal jika melihat kesenjangan antara besarnya potensi kontribusi untuk pertumbuhan ekonomi nasional dengan terbatasnya akses peminjaman permodalan atau pembiayaan untuk produksi.

Diestimasikan, hampir 80% pelaku UKM belum memiliki akses terhadap pembiayaan bank karena belum bisa memenuhi persyaratan “creditworthiness” yang menjadi standar kelayakan pemberian kredit. Salah satu penyebabnya adalah banyak UKM yang tidak memiliki agunan yang disyaratkan.

Padahal menurut Adrian, potensi kontribusi UKM untuk perekonomian nasional sangat besar. Pada 2018, UKM mampu menyumbang lebih dari 60% Pendapatan Domestik Bruto dan mampu menyerap 121 juta tenaga kerja. Berdasarkan simulasi dan prakiraan perhitungan, jika 10% saja dari total UKM di Indonesia diberdayakan, maka pertumbuhan ekonomi nasional diperkirakan bisa tembus 7%.

“Kami berharap, kolaborasi Investree dan Mbiz membuka pintu peluang yang kian besar bagi UKM untuk makin berdaya, kompeten, dan kontributif,” ujar Adrian.

Baik Mbiz maupun Investree menyadari bahwa UKM merupakan kunci dari transformasi digital sekaligus pertumbuhan ekonomi digital bagi Indonesia. Sekarang, baru 8% dari 3,92 juta dari total 59,2 juta pelaku UKM yang telah go online.

“Kemitraan strategis ini memberikan peluang bagi ekosistem pengadaan barang dan jasa tetap terus efisien dan produktif. Selain itu, solusi total e-procurement yang melengkapi proses transaksi menjadikan kegiatan pengadaan barang dan jasa yang dilakukan dapat terselenggara secara transparan, dapat dipertanggungjawabkan, dan bisnis pun menjadi makin kompeten,” tutup Rizal.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.