Memburu Berkah Investasi di Tengah Wabah Covid-19

Marketing.co.id – Apakah kita masih perlu berinvestasi di masa krisis. Sebagian mungkin mengatakan, boro-boro memikirkan investasi untuk kebutuhan sehari-hari saja sudah sulit. Namun Adiwarman Karim rupanya memiliki pandangan berbeda. Menurut Pengurus Pusat Masyarakat Ekonomi Syariah, kita harus menyisihkan dana untuk masa depan, baik dalam kondisi ekonomi sulit atau baik.

“Kita harus seyakin-yakinnya bahwa hidup ini ada yang mengatur. Kehidupan itu ada yang ngatur yakni Allah. Yang penting itu tidak boleh berhenti melakukan kebaikan. Mau keadaan susah atau bagus harus tetap investasi karena investasi itu salah satu kebaikan. Mau ada duit atau tidak ada duit tetap harus investasi,” tandasnya mengawali paparannya mengurai 5 strategi memburu berkah di tengah wabah.

Adiwarman yang berbicara saat IPOT Online Gathering menjelaskan kunci memburu berkah di tengah pandemi selanjutnya yakni jujur agar dapat trust dari orang lain dan juga cerdas dalam memilih instrumen apa saja yang cocok dalam kondisi pandemi Covid-19 saat ini.

Ia menjelaskan, investor perlu cerdas dalam mencari dan memilih emiten. Ia lantas menyarankan untuk memilih perusahaan-perusahaan yang selama pandemi Covid-19 ini bisa beralih dengan cepat untuk menjual produknya secara online, memilih perusahaan yang bisa menghasilkan produk yang berbeda, dan memilih perusahaan yang berani menggunakan infrastruktur yang berbeda untuk berkembang.

Adapun dua kunci yang terakhir yakni terus mencari berkah dan berterima kasih. Karena hidup itu dari keberkahan, maka kalau sudah untung dalam investasi jangan lupa untuk bersedekah dan karena kesuksesan itu juga karena orang lain maka perlu berterima kasih pada manusia yang lain.

Sektor-sektor yang masih menjanjikan

Berbicara dalam acara yang sama, Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Bhima Yudhistira Adhinegara mengulas kondisi pasar modal yang mendukung strategi investasi investor di masa pandemi dengan menelisik situasi global dan domestik di masa pandemi, kebijakan fiskal yang memengaruhi pasar modal dan tren investasi paska pandemi.

Situasi di Indonesia memang masih emergensi, apalagi kurva Covid-19 masih naik dan recovery krisis di era new normal masih sangat tergantung pada kecepatan dalam penangangannya.

Baca juga: Dampak dan Peluang Bisnis dari Covid-19 bagi Sektor Industri di Indonesia.

Ia berpandangan, bahwa dari sisi makro tidak menutup kemungkinan terjadi koreksi IHSG, khususnya pada saham-saham BUMN yang non-keuangan. Tetapi kalau mau membaca dengan teliti maka saat ini sebenarnya ada beberapa saham yang justru bukan saham-saham blue chip mengalami kenaikan wajar di tengah pandemi Covid-19.

Seminar Investasi
Kika: Adiwarman Karim, Pengurus Pusat Masyarakat Ekonomi Syariah dan Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Bhima Yudhistira Adhinegara

“Ketika melihat laporan keuangannya, analisis fundamentalnya dan korelasinya dengan makro ekonomi, ternyata ada saham-saham yang performanya relatif masih oke di tengah pandemi Covid-19,” tandasnya.

Adapun sektor-sektor yang menjadi primadona ketika terjadi krisis seperti sekarang, sambungnya, yang go digital. Semua yang berkaitan dengan digital sedang booming.

Secara lebih konkret ia merinci, bahwa sektor yang akan menjadi primadona yakni yang terkait internet dan hosting, termasuk di dalamnya informasi dan komunikasi. Kemudian ada juga sektor makanan dan minuman.

“Meskipun ada kontraksi dari beberapa ritel yang menjual makanan dan minuman, tetapi orang cenderung membutuhkan makanan dan minuman karena di Indonesia ini ada lebih dari 260 juta penduduk dan kelas produktifnya cukup banyak. Prospeknya masih cukup bagus,” jelas Bhima dalam acara yang digelas PT Indo Premier Sekuritas.

Sektor kesehatan pun menurutnya masih menjadi primadona. Satu hal yang cukup menarik terkait ini, kesehatan ternyata punya turunannya sampai ke level sport atau olahraga, seperti sepeda dan aksesoris sepeda.

Sektor berikutnya, yakni yang berkaitan dengan otomotif dan elektronik. Otomotif mengarah ke otomotif ramah lingkungan. Artinya, elektronik dan mobil listrik akan membutuhkan baterai yang jumlahnya cukup besar. Karena itu, kebutuhan energi ke depan ini bukan hanya oil, tetapi juga baterai. Khusus nikel, pungkasnya, akan menjadi industri yang booming pasca pandemi.

Baca juga: Secercah Harapan Dunia Bisnis di Tengah Pandemi

Sementara itu, Head of Marketing IPOT, PT Indo Premier Sekuritas, Paramita Sari menegaskan tujuan utama kegiatan daring ini adalah meningkatkan kembali kepercayaan diri para investor untuk kembali berinvestasi di pasar modal di masa pandemi Covid-19.

“Kepercayan diri investor perlu dibangun di tengah kelesuan perekonomian dunia. Salah satunya dengan mengupgrade ilmu dari pakarnya. Melalui acara ini Indo Premier ingin membekali nasabah dengan pengetahuan yang baru,” tandasnya.

Marketing.co.id | Portal Berita Marketing dan Berita Bisnis

 

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.