Menancapkan Brand Awareness Lewat Rumah Komunitas

www.marketing.co.id – Alfamart memberikan tokonya untuk dijadikan sarana berkumpul masyarakat sekitar toko. Mendapatkan respons baik di awal peluncurannya, Alfamart menargetkan 100 Rumah Komunitas sampai akhir tahun 2012.

Konsep “Rumah Komunitas” terlahir dari visi Alfamart untuk menjadi sebuah gerai bagi komunitas. Artinya, Alfamart bukan hanya merupakan tempat berbelanja kebutuhan sehari-hari, tetapi diharapkan bisa menjadi ruang bersosialisasi dan berinteraksi bagi masyarakat setempat.

Alfamart melihat lingkungan sekitar lokasi gerainya beroperasi banyak kesulitan dan kekurangan wadah untuk berkumpul. Atas dasar inilah Alfamart menemukan kesempatan menyediakan sarana dan prasarana yang memadai untuk memenuhi kebutuhan dan harapan konsumen.

“Prinsipnya, apa pun kegiatan masyarakat sekitar dapat dilakukan di Rumah Komunitas ini, namun penggunaannya tetap dibatasi bagi kegiatan yang berkaitan dengan SARA. Masyarakat dapat memanfaatkan fasilitas ini tanpa dipungut biaya sesuai dengan prosedur yang diberlakukan,” sebut A. Hans Prawira, Managing Director PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk.

Berbagai aktivitas yang dapat dilakukan di dalam Rumah Komunitas misalnya senam aerobik, nonton bareng, demo masak, rapat warga dan karang taruna, arisan, dan sebagainya. Untuk memanfaatkan ruangan tersebut, masyarakat dapat mendatangi Rumah Komunitas dan mengisi formulir yang ada, dilanjutkan dengan persetujuan RT dan RW setempat, kemudian formulir tersebut dibawa kembali ke gerai Alfamart untuk persetujuan.

Jika disetujui, pejabat toko akan mencetak struk pemakaian ruangan Rumah Komunitas. Dalam struk tersebut terdapat jadwal pemakaian dan harus divalidasi sesaat sebelum masyarakat menggunakan Rumah Komunitas. Jika valid, pejabat toko pun akan menandatangani dan membubuhkan cap pada struk tersebut. Setelah itu, barulah masyarakat dapat menggunakan Rumah Komunitas.

Yang tak dipungkiri Hans, meski Rumah Komunitas ini dikelola sebagai bentuk sumbangsih terhadap masyarakat, secara bisnis keberadaannya menjadi salah satu pembentuk komunitas sebuah merek. Namun, hal tersebut bukanlah menjadi tujuan utama, karena brand awareness akan datang dengan sendirinya bila layanan ini memiliki nilai lebih bagi konsumen.

Apalagi Rumah Komunitas dibangun bukan untuk jangka pendek—pasalnya Alfamart yakin keberadaan fasilitas ini sangat bermanfaat bagi masyarakat dan konsumen. Alhasil, efektivitas dari kampanye ini akan terlihat dalam jangka menengah-panjang. Di awal peluncuran, program ini sudah mendapat respons baik dari masyarakat. Hal tersebut membuat Alfamart semakin bersemangat menggulirkan pengembanganmya secara berkala.

Saat ini sudah ada dua Rumah Komunitas yang beroperasi, yakni di gerai Alfamart Poltangan (Jakarta Selatan), Rempoa (Tangerang Selatan), kemudian menyusul akan diresmikan di gerai Alfamart Perumahan Citra (Jakarta Barat) dan Resinda (Kerawang). Target pengembangan tahun 2012 ini sebanyak 100 Rumah Komunitas dengan biaya sekitar Rp 50 juta–Rp 100 juta per unit. “Semuanya dilengkapi sarana pendukung, seperti AC, meja dan kursi, karpet, infocus, pantry, kamar mandi, dan sound system,” ungkap Hans.

Menimbang keberadaan Rumah Komunitas dalam lingkungan Alfamart, tentunya pemilihan lokasi menjadi prioritas. Kriterianya, gerai Alfamart yang akan dikembangkan harus memiliki tempat atau luas lahan yang memadai, termasuk tingkat kebutuhan masyarakat akan sarana dan prasarana untuk berkumpul atau berinteraksi.

Keberadaan Rumah Komunitas memang baru dirasakan oleh masyarakat dalam beberapa bulan terakhir ini. Tentunya Alfamart sangat sadar dibutuhkan sebaran komunikasi agar fasilitas ini dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh masyarakat. Kembali kepada konsep yang diusung, maka komunikasi dilakukan melalui otoritas setempat, seperti kelurahan ataupun kecamatan.

Tujuan melibatkan instansi pemerintah setempat, diharapkan dapat mendorong inisiatif warga masyarakat dalam melakukan setiap aktivitas di Rumah Komunitas. Selain itu, Alfamart berusaha melibatkan warga setempat untuk beraktivitas bersama, misalkan melakukan program kerja sama dengan suplier, seperti demo masak, penyuluhan produk, ataupun perlombaan bagi warga setempat.

Selain Rumah Komunitas, Alfamart juga menyediakan papan informasi (community board) yang diletakkan di depan pintu masuk gerai. Fasilitas ini berfungsi untuk menaruh beberapa pengumuman dan informasi kegiatan baik dari Alfamart ke masyarakat atau dari masyarakat ke masyarakat—seperti pengumuman rapat RT dan Karang Taruna, sewa dan jual-beli rumah, dan sebagainya.

Konsep gerai komunitas yang diusung Alfamart memberikan kemudahan dan kenyamanan kepada masyarakat—khususnya konsumen—dalam berbelanja, pemenuhan informasi, layanan pembayaran kredit motor, penjualan token PLN, wadah sosialisasi, bahkan pemberdayaan warga setempat. “Salah satu layanan terbaru adalah pembayaran tagihan Telkom Group, meliputi tagihan telepon, Speedy, Telkom Flexi, dan TV berbayar. Alfamart tidak hanya berfokus pada aktivitas brand awareness, tapi juga melibatkan warga setempat untuk bekerja sebagai part timer,” pungkas Hans. (Moh. Agus Mahribi)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.